Perspektif Rahbar: Pentingnya Iman dan Ketakwaan dalam Perjuangan
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, memiliki jadwal pertemuan yang cukup padat pada bulan Ramadhan. Beliau menggelar banyak pertemuan dengan masyarakat dan para pejabat Republik Islam. Di antaranya adalah pertemuan panjang dan penuh keakraban Rahbar dengan para mahasiswa.
Pada 1 Juli 2016, para perwakilan dari berbagai organisasi kemahasiswaan, dalam pertemuan dengan Rahbar, menyampaikan perspektif dan kritikan mereka menyangkut berbagai masalah. Rahbar juga memberikan jawaban serta bimbingan terkait sejumlah masalah, dan beliau juga mengemukakan beberapa masalah lain.
Pada bagian pertama pidatonya, seperti biasa Rahbar menyambut pertemuan tersebut. Menyinggung bahwa para mahasiswa sejak awal Revolusi Islam memiliki catatan baik dan gemilang, Rahbar mengatakan, "Kapasitas dan kualitas mahasiswa saat ini jauh lebih unggul dibanding mahasiswa masa awal Revolusi. Pada masa awal Revolusi, tidak lebih dari 200.000 mahasiswa di Iran, dan sekarang dengan lonjakan luar biasa, populasi mereka mencapai lima juta orang."
Pada pertemuan tersebut beliau menyampaikan bimbingan bijak dan berharga bagi para mahasiswa. Imbauan pertama dan terpenting Rahbar adalah ketakwaan dan pengokohan iman. Beliau mengatakan, "Termasuk di antara tugas mahasiswa adalah menjaga agama dan ketakwaan… hati kalian dengan cepat melunak, dengan cepat tercerahkan, air mata kalian cepat mengalir, hubungan kalian dengan Allah Swt terjalin dengan cepat, ini sangat berharga sekali. Kecenderungan spirituailtas yang sekarang ini menyebar di lingkungan pemuda adalah hal yang sangat berharga."
Beliau menilai keimanan sebagai kekuatan aktif internal untuk mengatasi segala masalah pribadi dan sosial dan untuk memperkokoh kekuatan ilahi ini, beliau mengatakan, "Saya imbau para pemuda tercinta dan para mahasiswa untuk memperhatikan ketakwaan, penjagaan dan kesucian pribadi, jangan sampai kalian lalai untuk membaca Al-Quran setiap hari, walaupun hanya satu halaman, meski hanya setengah halaman—bacalah Al-Quran setiap hari, jalinlah hubungan dengan Al-Quran. Doa-doa itu memiliki makna yang luar biasa, doa-doa tersebut akan memperkokoh tali hubungan kalian dengan Allah Swt. Ini adalah pokok masalahnya."
Ayatullah Khamenei berpendapat bahwa dewasa ini perlawanan terhadap musuh telah lebih rumit dan lebih sulit sejak Revolusi Islam serta perang yang digulirkan Saddam dan pendukungnya terhadap Iran. Beliau menjelaskan. "Dewasa ini, program musuh sangat rumit, baik keamanan, budaya, ekonomi maupun politik. Program-program yang saling terkait; dalam kondisi ini tugas semakin berat; mereka memiliki program keamanan... untuk menghadapinya perlu menajemen, pemikiran, ketelitian dan telaah."
Oleh karena itu, ditujukan kepada para mahasiswa, Rahbar mengatakan, "Salah satu kriteria mahasiswa adalah untuk mengamati kondisi dengan mata terbuka lebar, baik lingkungan kemahasiswaan, kondisi negara, regional dan global. Saya telah katakan berulangkali pada dalam perang militer, identifikasi adalah salah satu elemen paling efektif dan penting dalam perang."
Dalam peningkatan kewaspadaan dan kemampuan identifikasi musuh, Rahbar mengimbau para mahasiswa untuk berprasangka buruk terahdap media musuh dan perang propaganda mereka. "Dewasa ini, salah satu sektor musuh yang menelan biaya termahal adalah sektor media;… pada intinya seluruh fokus gerakan media itu adalah satu titik yang dapat melumpuhkan Republik Islam; seperti menciptakan rasa putus asa, menciptakan sisi negatif, membesar-besarkan sisi negatif tersebut dan menghapus sisi positif… Salah satu prinsip (untuk para mahasiswa) adalah berprasangka buruk pada gerakan media musuh—baik itu kanal radio, televisi, satelit atau kanal-kanal media sosialnya."
Tur jihad, gerakan suci dan ikhlas yang terbentuk sejak awal Revolusi Islam di seluruh universitas Iran untuk membantu wilayah-wilayah terbelakang, terus berlanjut. Rahbar mengimbau para mahasiswa untuk mengembangkan tur-tur jihad dan melanjutkannya. "Tur-tur jihad itu adalah latihan, pengkhidmatan, pembangunan diri dan pengenalan kondisi masyarakat, yang sangat berharga. Itu benar-benar berjihad, bekerja, berusaha dan pengkhidmatan kepada kelompok yang terbelakang," tutur Rahbar.
Imbauan Rahbar berikutnya adalah usulan pembentukan sebuah front terpadu anti-imperialisme. Beliau menjelaskan, "Salah satu masalah yang menurut saya dapat kalian lakukan adalah pembentukan sebuah front terpadu anti-Amerika Serikat dan anti-rezim Zionis di tingkat mahasiswa dunia Islam… dewasa ini sarana komunikasi telah mudah dan jalinlah kontak melalui media sosial, sebagaimana telah dilakukan banyak hal serupa… bentuklah sebuah kampanye di dunia Islam melawan hegemoni Amerika Serikat, dari sisi perlawanan terhadap politik AS dan Israel. Jutaan anggota akan bergabung dengan komunitas dan gerakan pemikiran ini."
Adapun pada bagian lain pidatonya, Rahbar menyinggung akar permusuhan Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat dengan Republik Islam Iran. Dijelaskan beliau, bangsa Iran, mau atau tidak mau terlibat dalam sebuah perjuangan menentukan dan yang pasti komunitas mahasiswa, merupakan bagian dari perjuangan itu serta bagian front terdepan perjuangan tersebut. Perjuangan itu bermula ketika bangsa Iran ingin independen, terhormat dan maju, yang mampu memanfaatkan sarana yang dimilikinya. Jika itu semua terwujud, akan muncul sebuah kekuatan baru dengan perspektif serta acuan yang berbeda. Dan ini bertentangan dengan kepentingan kekuatan adidaya global. Oleh karena itu mereka tidak membiarkan hal itu terjadi. Dari situlah perjuangan dimulai."
Beliau menjelaskan bahwa Amerika Serikat ingin Republik Islam Iran sama seperti pemerintah-pemerintah di kawasan yang hanya tunduk dan patuh di hadapan AS. "Demi kehomatan, masa lalunya, identitas dan ketentuan Islam, bangsa Iran melawan! Islam tidak memperbolehkan kehinaan. Seperti inilah perjuangan itu. Oleh sebab itulah perjuangan tersebut ada dan perjuangan bersama pemerintah Republik Islam Iran itu akan tetap ada selama Republik Islam eksis."
Ayatullah Khamenei berbicara terkait nasib perjuangan dan perlawanan tersebut dan mengatakan, "Jika mereka ingin mengakhiri perjuangan ini, maka harus memilih satu dari dua opsi: pertama Republik Islam sedemikian kuat dan kokoh sehingga dapat mengemukakan pernyataannya dan pihak lain tidak berani memprotes bahwa kami kami sedang menempuh jalan ini. Atau (opsi lainnya) identitas utama Republik Islam harus terhapus dan berubah seperti tanpa nyawa, seperti sebagian negara yang bernama Republik Islam, akan tetapi tidak ada gambaran tentang Islam di dalamnya. Hanya ada satu di antara dua opsi tersebut dan tidak ada jalan ketiga."
Kemudian Rahbar menyinggung ucapan Imam Khomeini ra yang menilai wajib menjaga pemerintah Republik Islam Iran. Beliau menambahkan, "Menjaga pemerintah, yakni menjaga seluruh nilai-nilai di mana pemerintah Islam berkomitmen padanya seperti keadilan, kemajuan, spiritualitas, ilmu pengetahuan, akhlak, demokrasi, legalisme dan idealisme."
Rahbar menyinggung Perang Ahzab pada masa awal-awal Islam di mana semua kaum kafir dan musyrikin bersatu untuk menghancurkan Islam dan umat Islam. Beliau menjelaskan, "Untuk perbandingan, jika kita ingin membandingkan front musuh anti Republik Islam dewasa ini dengan pada era awal-awal Islam, hasilnya adalah Perang Ahzab. Tentu kalian semua menyaksikan semua para pemuja dunia, kaum haus kekuasaan dan para kriminal dan manusia-manusia sewenang-wenang dan zalim di seluruh dunia, di berbagai tingkatan kekuatan, berbaris menghadapi Republik Islam, menyerang dan melancarkan agresi dari semua sisi, sama seperti yang terjadi para Perang Ahzab."
Beliau kemudian mengingatkan pelajaran sejarah dalam Perang Ahzab bahwa umat Islam yang lemah imannya, mengkhawatirkan serangan front musuh akan tetapi sebagian besar mereka yang beriman tidak gentar dan bahkan semakin meningkatkan keimanan dan perjuangan mereka. Jalan bagi kemenangan Republik Islam Iran juga sama. "Jika kita ingin melawan kubu imperialis, mencapai kemuliaan, kehormatan dan kekuatan yang layak dimiliki Republik Islam, mencapai apa yang dijanjikan Revolusi Islma Islam kepada kita, maka kita perlu untuk menjaga perilaku pribadi kita, menjaga ketakwaan kita; ini yang kita perlukan."