Lintasan Sejarah 14 Februari 2016
Hari ini, Ahad tanggal 14 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 5 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 25 Bahman 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Sayidah Zainab Lahir
1432 tahun yang lalu, tanggal 5 Jumadil Awal tahun 5 Hijriyah, Sayidah Zainab, cucu Rasulullah Saw, putri Imam Ali as dan Fathimah az-Zahra as, terlahir ke dunia. Putri Imam Ali as ini terkenal atas ketakwaan, ketinggian ilmu, kefasihan bahasa, dan keberaniannya dalam membela kebenaran.
Pada era pemerintahan Khalifah Yazid yang kejam dan despotik, saudara Sayidah Zainab, Imam Husein as menolak untuk berbaiat kepada khalifah zalim itu dan memilih melakukan perlawanan. Imam Husein beserta 72 anggota keluarga dan sahabatnya dikepung oleh ribuan orang pasukan Yazid di Padang Karbala.
Di antara anggota kafilah Imam Husein tersebut adalah Sayidah Zainab dan dua putra beliau yang kemudian gugur syahid untuk membela Imam Husein. Di Iran, hari kelahiran Sayidah Zainab juga diperingati sebagai "Hari Perawat" untuk mengenang jasa beliau yang menjadi perawat dan pelindung para korban tragedi Karbala.
Parlemen Iran Meratifikasi Reza Khan Sebagai Panglima Tertinggi
91 tahun yang lalu, tanggal 25 Bahman 1303 Hs, Majlis Melli atau Parlemen Nasional Iran meratifikasi Rancangan Undang-Undang yang mengangkat Reza Khan sebagai Panglima Tertinggi dan menghapus posisi ini dari Ahmad Shah Qajar.
Setelah melihat kekuasaannya semakin meluas di seluruh Iran, mulai merasa khawatir Ahmad Shah Qajar, Raja terakhir Dinasti Qajar akan melengserkannya dari jabatannya. Oleh karenanya, ia berusaha agar posisi panglima tertinggi yang berada di tangan raja sesuai dengan amanah UUD diserahkan kepadanya. Namun Ayatullah Modarres dan pendukungnya menolak sikap Reza Khan.
Melihat sikap keras Ayatullah Modarres, Reza Khan menunjukkan sikap pura-pura menerima apa yang menjadi keputusannya. Di pertengahan bulan Bahman, Reza Khan pergi menemui Ayatullah Modarres di rumahnya dan menyampaikan konspirasi pihak istana untuk melengserkannya dan ia menuntut agar ditetapkan sebagai panglima tertinggi. Ayatullah Modarres yang melihat kekacauan yang bakal timbul berusaha mendukung Reza Khan agar tidak terjadi aksi yang melanggar UU. Akhirnya fraksi-fraksi yang ada di parlemen menyiapkan rancangan undang-undang terkait masalah ini dan diratifikasi pada 25 Bahman.
Robert Wolter Monginsidi, Pahlawan Nasional Lahir
91 tahun yang lalu, tanggal 14 Februari 1925, Robert Wolter Monginsidi lahir di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara dan meninggal di Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.
Saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Monginsidi berada di Makassar. Namun, Belanda berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas Indonesia setelah berakhirnya Perang Dunia II. Mereka kembali melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda). Monginsidi menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.
Pada tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS), yang selanjutnya menyerang posisi Belanda. Dia ditangkap oleh Belanda pada 28 Februari 1947, tetapi berhasil kabur pada 27 Oktober 1947. Belanda menangkapnya kembali dan kali ini Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim penembak pada 5 September 1949. Jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10 November 1950.
Warga Sasa Dibunuh Massal Kelompok Palmach
78 tahun yang lalu, tanggal 14 Februari tahun 1938, kelompok teroris Zionis bernama Palmach, menyerang desa Sa'sa' di kawasan Palestina pendudukan dan membantai massal penduduk desa itu. Aksi teror yang berlangsung hingga keesokan harinya itu, menghancurkan 20 rumah warga dan menewaskan 60 orang, yang sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.
Kelompok Palmach adalah divisi pembunuh rahasia dari kelompok militan Zionis, Haganah. Ada tiga kelompok besar teroris Zionis, yaitu Haganah, Irgun, dan Stern Gang. Kelompok-kelompok ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Yitzhak Shamir, Menachem Begin and David Ben-Gurion, orang-orang yang kemudian malah dianggap pahlawan dan menjadi pejabat tinggi, seperti Perdana Menteri.
Kelompok-kelompok militan ini melancarkan aksi-aksi teroris terhadap rakyat sipil Palestina dengan harapan bisa menakuti-nakui mereka agar pergi meninggalkan rumah mereka sehingga bisa diambil alih oleh orang-orang Zionis. Kelompok Palmach, yang merupakan divisi pembunuh rahasia kelompok Haganah pimpinan Yitzhak Rabin, selain membunuh massal warga desa Sa'sa', juga tercatat pernah membunuh massal desa di Balad Al-Sheikh dan Lydda.
Fatwa Imam Khomeini untuk Salman Rushdi
27 tahun yang lalu, tanggal 25 Bahman 1367 Hs (14 Februari 1989), Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, mengeluarkan fatwa hukuman mati atas dasar kemurtadan yang dilakukan Salman Rushdi.
Penulis muslim asal Inggris itu dinilai telah murtad akibat menulis novel yang berjudul "Ayat-Ayat Setan". Dalam novel itu, Salman Rushdi telah menghina dan merendahkan Islam, al-Quran, dan Rasulullah Saw.
Pencetakan dan pendistribusian besar-besaran buku ini secara jelas mendapat dukungan dari pemerintah Barat sehingga membuktikan adanya konspirasi budaya yang dilancarkan oleh Barat terhadap kaum muslimin. Fatwa yang dikeluarkan Imam Khomeini ini menyadarkan masyarakat dunia mengenai kebusukan novel Ayat-Ayat Setan tersebut.
Fatwa Imam ini juga mendapat dukungan luas dari sebagian besar ulama dunia Islam, Organisasi Konferensi Islam, dan kalangan cendikiawan independen dunia. Sebaliknya, pemerintah Barat malah memberi perlindungan penuh kepada Salman Rushdi dengan alasan melindungi kebebasan penulisan.