Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-16)
Bulan Zulhijjah menebarkan aroma spiritualitas. Pada bulan ini, tersebar aroma kasturi Mekkah, Ka'bah, Safa, dan Marwa. Dengan datangnya bulan Zulhijjah, semerbak harum makrifat ketuhanan menyelimuti jiwa manusia. Zulhijjah adalah bulan ke-12 dan terakhir dalam kalender Islam serta termasuk salah satu dari bulan haram dan bulan untuk menunaikan ibadah haji. Bulan ini termasuk di antara bulan yang paling mulia.
Para pemuka agama – ketika memasuki bulan tersebut – menaruh perhatian khusus dan larut dalam ibadah terutama pada sepuluh hari pertama Zulhijjah. Dalam al-Quran, sepuluh hari pertama bulan itu disebut sebagai "Ayyam Maklumat" atau hari-hari yang sudah ditentukan. Dari Rasulullah Saw diriwayatkan bahwa tidak ada perbuatan baik dan ibadah di hari lain yang lebih dicintai di sisi Allah Swt dari sepuluh hari pertama Zulhijjah.
Bulan Zulhijjah termasuk di antara bulan-bulan yang mulia, di mana umat Islam menaruh perhatian luar biasa terhadapnya. Zulhijjah adalah bulan haji. Haji adalah sebuah gerakan spiritualitas di tanah suci Mekkah untuk memperbaiki janji dengan Sang Pencipta. Menunaikan ibadah haji memiliki tata cara dan amalan khusus yang bertujuan meningkatkan derajat spiritual seseorang. Terdapat banyak riwayat yang berbicara tentang haji dan amalan-amalannya. Ibadah haji merupakan salah satu madrasah terpenting untuk membentuk diri dan komunitas Islam. Ada sebuah hadis dari Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as yang menjelaskan tentang haji dan amalan-amalannya.
Diriwayatkan bahwa Imam Sajjad as bertanya kepada salah seorang sahabatnya yang bernama, Shibli, "Apakah engkau memperhatikan hakikat ibadah haji pada saat menunaikannya? Apakah engkau sudah berniat untuk menanggalkan pakaian maksiat ketika mencapai miqat dan melepaskan pakaian yang dijahit dari tubuhmu?" Dia menjawab, "Tidak wahai Imam." Lalu Imam Sajjad as berkata, "Ketika engkau memakai pakaian ihram, apakah engkau sudah berniat mengenakan pakaian ketaatan?" Dia menjawab, "Tidak wahai Imam."
Di bagian lain dialognya, Imam Sajjad as bertanya, "Ketika engkau mandi ihram, apakah engkau berniat untuk mencuci diri dari dosa?" Shibli menjawab, "Tidak, aku hanya menanggalkan pakaian yang dijahit, kemudian membaca niat dan mandi, lalu memakai pakaian ihram. Hanya ini! Seperti yang dilakukan oleh semua jamaah." Imam Sajjad as berkata, "Jika demikian, engkau belum berihram…terdapat sebuah rahasia dalam ihram yaitu, ada sebuah perintah lahir di mana semua jamaah melakukannya dan ada perintah batin di mana hanya dilakukan oleh orang-orang yang mengetahui rahasia haji. Arti dari melepaskan pakaian yang dijahit dari badan adalah engkau menanggalkan pakaian dosa dari tubuhmu. Pakaian dosa yang selama ini engkau jahit dan engkau kenakan. Sekarang engkau keluar dari pakaian dosa dan jika tidak demikian, maka tidak ada bedanya antara pakaian yang dijahti dengan yang tidak. "
Kaum Muslim yang tidak pergi haji dan ingin mendapatkan pahala seperti jamaah haji, pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah dan di setiap malam antara shalat magrib dan isya, mereka menunaikan shalat dua rakaat di mana di setiap rakaatnya kita membaca surat al-Fatihah dan al-Ikhlas, dan kemudian membaca ayat 142 surat al-'Araf. "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan."
Berpuasa pada hari pertama Zulhijjah juga memiliki banyak keutamaan. Syeikh Shaduq dalam kitab "Man La Yahduruhu al-Faqih" meriwayatkan, "Barang siapa yang berpuasa pada hari pertama Zulhijjah, Allah akan menuliskan pahala puasa 80 bulan kepadanya." Beliau juga meriwayatkan bahwa, "Hari itu adalah hari di mana Ibrahim al-Khalil dilahirkan dan Allah memilihnya sebagai sahabatnya. Dan hari di mana Rasulullah memerintahkan Abu Bakar untuk membaca surat Bara'ah kepada orang-orang musyrik. Pada saat itu turun wahyu kepada Nabi bahwa ayat tersebut harus disampaikan kepada kaum musyrik oleh beliau sendiri atau seseorang darinya. Kemudian Rasul memerintahkan Ali untuk menyusul Abu Bakar dan mengambil alih perintah tersebut dan Ali sendiri yang akan membacanya, sementara Abu Bakar diperintahkan untuk kembali. Ali juga berbuat demikian."
Malam kesembilan Zulhijjah adalah malam Arafah dan di antara momen yang penuh berkah, di mana doa mustajab di dalamnya. Dan barang siapa yang beribadah di malam itu, ia akan memperoleh pahala 170 tahun pahala ibadah. Malam itu termasuk di antara malam yang sangat dianjurkan untuk menghidupkannya dengan ibadah dan doa. Terdapat banyak doa yang dikhususkan untuk malam tersebut.
Hari kesembilan Zulhijjah adalah hari Arafah dan termasuk di antara hari besar umat Islam. Pada hari itu, Allah Swt menyeru umat manusia untuk beribadah dan menaatinya. Dia juga akan melimpahkan rahmat dan karunianya kepada para hamba. Diriwayatkan dari Imam Sajjad as bahwa beliau pada hari Arafah mendengar suara seorang pengemis yang memohon bantuan kepada jaamah haji. Imam Sajjad as berkata kepadanya, "Sungguh celaka engkau! Apakah engkau memohon sesuatu kepada selain Tuhan pada hari ini? Pada hari ini, bayi-bayi di rahim juga memperoleh harapan di mana keutamaan Tuhan meliputi mereka dan mereka akan bahagia."
Ada banyak riwayat yang berbicara tentang keutamaan berdoa dan beribadah pada hari Arafah. Jika ada orang yang tidak sanggup untuk berpuasa pada hari itu, maka lebih baik ia tidak berpuasa, tapi menyibukkan dirinya dengan doa dan munajat. Berikut ini adalah amalan-amalan di hari Arafah antara lain; pertama mandi, kedua membaca doa ziarah Imam Husein as, dan ketiga, setelah shalat ashar dan sebelum membaca doa Arafah, kita menunaikan shalat dua rakaat di tempat terbuka dan mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan agar memperoleh pahala melaksanakan ibadah haji dan terampuninya dosa-dosa kita.
Di antara amalan lain pada hari Arafah adalah membaca tasbih yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda;
سُبْحانَ الَّذی فِی السَّمآءِ عَرْشُهُ سُبْحانَ الَّذی فِی الاَْرْضِ حُکْمُهُ سُبْحانَ الَّذی فِی الْقُبوُرِ قَضآؤُهُ سُبْحانَ الَّذی فِی الْبَحْرِ سَبیلُهُ سُبْحانَ الَّذی فِی النّارِ سُلْطانُهُ سُبْحانَ الَّذی فِی الْجَنَّةِ رَحْمَتُهُ سُبْحانَ الَّذی فِی الْقِیمَةِ عَدْلُهُ سُبْحانَ الَّذی رَفَعَ السَّمآءَ سُبْحانَ الَّذی بَسَطَ الاْرْضَ سُبْحانَ الَّذی لا مَلْجَاَ وَلا مَنْجا مِنْهُ اِلاّ اِلَیْهِ. سُبْحانَ اللّهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَلا اِلهَ اِلا اللّهُ وَاللّهُ اَکْبَرُ.
"Maha Suci Dzat yang Arsy-Nya berada di langit. Maha Suci Dzat yang hukum-Nya berlaku di bumi. Maha Suci Dzat yang qada’-Nya berlaku di alam kubur. Maha Suci Dzat yang jalan-Nya di lautan. Maha Suci Dzat yang menguasai api. Maha Suci Dzat yang rahmat-Nya berada di surga. Maha Suci Dzat yang keadilan-Nya pada hari kiamat. Maha Suci Dzat yang meninggikan langit. Maha Suci Dzat yang membentangkan bumi. Maha Suci Dzat yang tidak ada tempat berlindung dan memohon keselamatan kecuali kepada-Nya."
Kemudian membaca tasbih ini sebanyak 100 kali;
سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ اللَّهُ اَكْبَرُ
"Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."
Berikut ini kami kutip penggalan doa Arafah yang dibaca oleh Imam Husein di hari Arafah;
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَيْسَ لِقَضَائِهِ دَافِعٌ، وَ لاَ لِعَطَائِهِ مَانِعٌ، وَ لاَ كَصُنْعِهِ صُنْعُ صَانِعٍ، وَ هُوَ الْجَوَادُ الْوَاسِعُ فَطَرَ. أَجْنَاسَ الْبَدَائِعِ وَ أَتْقَنَ بِحِكْمَتِهِ الصَّنَائِعَ، لاَ تَخْفَى عَلَيْهِ الطَّلاَئِعُ، وَ لاَ تَضِيْعُ عِنْدَهُ الْوَدَائِعُ، أَتَى بِالْكِتَابِ.
"Segala puji bagi Allah yang tiada seorangpun dapat menolak ketentuan-Nya, mencegah pemberian-Nya, dan tak ada seorang pun dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya. Dialah Allah yang maha pemurah menciptakan segala jenis ciptaan dengan hikmah-Nya secara sempurna,tidak akan samar kepada-Nya setiap yang rahasia, tidak akan disia-siakan setiap titipan yang dititipkan kepada-Nya, datang dengan kitab."