Des 27, 2023 15:40 Asia/Jakarta

Jumat (22/12/2023) malam lalu, jurnalis Hind Khoudary sedang menghadiri konferensi pers penting di Rumah Sakit Al Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, ketika dia mengetahui bahwa ponselnya tidak memiliki jangkauan internet.

Pada awalnya, dia mengira masalah koneksi ini ada hubungannya dengan lokasi rumah sakit, terutama karena pihak berwenang Israel beberapa jam sebelumnya telah menuduh bahwa kompleks medis yang luas tersebut digunakan sebagai markas oleh kelompok Palestina Hamas.

Namun, segera menjadi jelas bahwa terjadi pemadaman komunikasi total di seluruh Gaza – tidak ada telepon dan internet, sementara bom Israel terus berjatuhan di kegelapan malam.

Khoudary, seperti jutaan warga Palestina lainnya di daerah kantong yang terkepung, merasa takut akan kemungkinan terburuk karena mereka benar-benar terputus dari orang-orang yang mereka cintai.

“Saya ketakutan karena saya tidak tahu apa-apa tentang keluarga saya. Yang saya dengar hanyalah ledakan tanpa henti, dan kami bahkan tidak tahu di mana ledakan itu terjadi,” kata Khoudary, yang telah bekerja dengan Anadolu sejak gejolak terbaru terjadi lebih dari tiga minggu lalu.

Gangguan komunikasi menyebabkan lebih dari 2 juta orang terisolasi, tanpa kontak satu sama lain dan dengan dunia luar.