Jan 11, 2024 10:17 Asia/Jakarta
  • 11 Januari 2024
    11 Januari 2024

Hari ini, Kamis, 11 Januari 2024 bertepatan dengan 28 Jumadil Tsani 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 21 Dey 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Abul Qasim Syatibi Wafat

Tanggal 28 Jumadil Tsani 590 HQ, Abul Qasim Syatibi ulama dan pembaca al-Quranul Karim asal Mesir, meninggal dunia.

Meskipun buta, Syatibi yang termasyhur dengan nama Imamul Qurra'. Selain menguasai ilmu pembacaan al-Quran, juga menguasai ilmu tajwid, nahwu, tafsir Quran, hadis, bahasa, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Dia juga sangat banyak menghapal hadis.

Abul Qasim Syatibi banyak meninggalkan karya di antaranya "Qasidah Syatibiah" yang berisi berbagai masalah tajwid dan telah dicetak berkali-kali di Mesir dan India.

Abul Qasim Sahab Wafat

Tanggal 21 Dey 1335 HS, Abul Qasim Sahab meninggal dunia dalam usia 69 tahun.

Abul Qasim Sahab lahir pada 1266 Hs di kota Tafresh. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya. Di masa remaja, Sahab berhasil mempelajari ilmu-ilmu keagamaan seperti fiqih, ushul fiqih, teologi, filsafat, tafsir dan sejarah Islam. Keluasan ilmu membuatnya menjadi rujukan ulama dan ilmuwan.

Sejarah

Di masa mudanya ia pergi ke kota Tehran dan belajar kepada ulama besar waktu itu seperti Sheikh Ali Nuri, Sayid Abdurrahim Sanglaji dan ulama lainnya demi menyempurnakan ilmunya.

Di samping mempelajari ilmu-ilmu keagamaan, Sahab juga mempelajari bahasa Prancis dan Inggris. Selama beberapa waktu ia memimpin majalah Talim va Tarbiat dan setelah itu diangkat menjadi Direktur Perpustakaan Nasional. Namun Sahab lebih memilih mengajar sebagai pekerjaan paling mulia.

Di akhir hidupnya ia mengajar di Sekolah Tinggi Tehran. Selama hidupnya ia melahirkan banyak karya tulis seperti Syarah Kehidupan Imam Husein bin Ali dalam dua jilid, Adab Shalat Jumat, Kamus Orientalis, Sejarah Kehidupan Imam Ridha, Imam Jawad, Imam Musa dan Imam Askari dalam 4 jilid.

Chadli Bendjedid Mengundurkan Diri

Tanggal 11 Januari 1992, menyusul kemenangan besar Front Penyelamat Islam Aljazair (FIS), presiden negara itu, Chadli Bendjedid mengundurkan diri.

Pengunduran diri Bendjedid ini atas desakan sebagian anggota kabinetnya, terutama pihak militer, yang tidak menginginkan berkuasanya sebuah partai Islam di Aljazair. Parlemen Aljazair kemudian dibubarkan dan hasil pemilu dibatalkan. Demonstrasi besar-besaran kemudian melanda Aljazair. Mohamed Boudiaf kemudian mendirikan Dewan Tinggi Negara yang menjalankan pemerintahan dan menyatakan Aljazair dalam situasi darurat. 

Chadli Bendjedid terpilih sebagai presiden Aljazair sejak tahun 1979. Situasi ekonomi yang terus memburuk, membuat rakyat Aljazair tidak puas atas kepemimpinan Bendjedi. Pada tahun 1988, setelah terjadi berbagai demonstrasi menentang pemerintahannya, Bendjedid melakukan reformasi yang di antaranya memberi kebebasan berdirinya partai-partai baru.

Pada tahun 1989, Partai Front Penyelamat Islam (FIS) berdiri dan dalam waktu singkat berhasil menarik banyak anggota serta meraih suara mayoritas dalam pemilu 1991.  Setelah digagalkannya hasil pemilu oleh penguasa militer, banyak anggota FIS yang ditangkap dan partai itu dibubarkan oleh penguasa.