Feb 14, 2024 10:10 Asia/Jakarta
  • 14 Februari 2024
    14 Februari 2024

Hari ini, Rabu, 14 Februari 2024 bertepatan dengan 4 Sya'ban 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 25 Bahman 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini

Abul Fadhl Al-Abbas Lahir 

Tanggal 4 Sya'ban 27 HQ, Abbas bin Ali yang lebih dikenal dengan nama Abul Fadhl, lahir ke dunia.

Beliau adalah putera Imam Ali as dari istri beliau, Ummul Banin. Abul Fadhl dibesarkan bersama saudara-saudaranya, yaitu Imam Hasan as dan Imam Husein as dalam didikan spiritual Imam Ali as.

Ketika Imam Hasan memegang tampuk imamah atau kepemimpinan atas umat Islam, Abul Fadhl termasuk pendamping Imam yang sangat setia. Kesetiaan kepada jalan suci Ahlul Bait dia tunjukkan pada peristiwa heroik pembantaian keluarga Rasulullah di Padang Karbala, yang berakhir dengan gugurnya Imam Husein as. Dalam peristiwa itu, Abul Fadhl al-Abbas termasuk di antara para syuhada Karbala dengan kondisi kaki dan tangan terpotong-potong.

Hari kelahiran beliau oleh bangsa Iran dijadikan sebagai Hari Cacat Perang Nasional, dan rakyat Iran serta seluruh pengikut Ahlul Bait sedunia selalu mengenang pengorbanan al-Abbas untuk kemudian  dijadikan teladan dalam pengorbanan demi kepentingan Islam dan kaum Muslimin.

Inggris Dipaksa Menyerah
 
Tanggal 14 Februari 1942, pasukan Inggris di Singapura menyerah tanpa syarat kepada Jepang tujuh hari setelah pasukan musuh pertama kali menyerbu pulau itu.

Sejarah

Seorang wartawan perang dari News Agency di Singapura melaporkan baku tembak terjadi di seluruh tanah Melayu pada malam hari sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
 
Komandan pasukan Inggris dan Jepang, yaitu Letjen Arthur Percival dan Letjen Yamashita Tomoyuki, bertemu di kaki Bukit Timah untuk menandatangani dokumen tanda menyerah.

Menyerahnya Inggris itu terjadi satu minggu setelah pasukan Jepang dipaksa menyerahkan Singapura dan hanya dua minggu sejak serangan gencar mereka di Peninsula yang mendorong penarikan tentara Inggris ke pulau. Dari markas besar Jepang dilaporkan, perjanjian itu ditandatangani pada pukul 19.00 waktu setempat dan gencatan senjata berlaku 3 jam kemudian.

Fatwa Imam Khomeini untuk Salman Rushdi

Tanggal 25 Bahman 1367 HS (14 Februari 1989), Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini, mengeluarkan fatwa hukuman mati atas dasar kemurtadan yang dilakukan Salman Rushdi.

Penulis muslim asal Inggris itu dinilai telah murtad akibat menulis novel yang berjudul "Ayat-Ayat Setan". Dalam novel itu, Salman Rushdi telah menghina dan merendahkan Islam, al-Quran, dan Rasulullah Saw.

Pencetakan dan pendistribusian besar-besaran buku ini secara jelas mendapat dukungan dari pemerintah Barat sehingga membuktikan adanya konspirasi budaya yang dilancarkan oleh Barat terhadap kaum muslimin. Fatwa yang dikeluarkan Imam Khomeini ini menyadarkan masyarakat dunia mengenai kebusukan novel Ayat-Ayat Setan tersebut.

Fatwa Imam ini juga mendapat dukungan luas dari sebagian besar ulama dunia Islam, Organisasi Konferensi Islam, dan  kalangan cendikiawan independen dunia. Sebaliknya, pemerintah Barat malah memberi perlindungan penuh kepada Salman Rushdi dengan alasan melindungi kebebasan penulisan.