Lintasan Sejarah 22 Februari 2024
Hari ini, Kamis, 22 Februari 2024 bertepatan dengan 12 Sya'ban 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 3 Isfand 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini
Sayid Al-Atibba Tabrizi Wafat
Tanggal 12 Sya'ban 1316 HQ, Sayidul Atibba Tabrizi, seorang ahli fiqih dan dokter terkenal Iran meninggal dunia.
Sayid al-Atibba dilahirkan di Kota Tabriz, sebuah kawasan di barat laut Iran. Sejak masa mudanya, ia menunjukkan minat yang sangat besar kepada sastra ilmu-ilmu agama. Setelah itu, ia belajar ilmu kedokteran kepada sejumlah ilmuwan pada zamannya.
Di antara kitab-kitab yang ditulisnya adalah "Sejarah Tabriz" dan "Aturan-Aturan Umum Ibnu Sina".
Dimulainya operasi Khaibar
Tanggal 3 Isfand 1362 HS (22 Februari 1984), dimulailah operasi Khaibar dalam perang Irak-Iran.
Dalam operasi yang dimulai dari kawasan Hurul Howeizeh di barat daya Iran itu, tentera Iran melintasi sungai dan lumpur untuk menduduki pulau minyak Majnoon yang berdekatan dengan kota Basrah di tenggara Irak.
Taktik militer rumit yang digunakan pasukan Iran dalam operasi ini menimbulkan kekaguman dari para pakar militer dunia. Operasi militer Khaibar membuktikan bahwa tentara muslim Iran memiliki kelebihan yang mencolok berbanding dengan tentara agresor Irak yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat.
Ledakan di makam Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as
Tanggal 22 Februari 2006 terjadi ledakan beberapa unit bom yang diletakkan para teroris di kompleks makam Imam hadi as dan Imam Hassan Askari as di kota Samarra, utara Baghdad.
Ledakan bom itu telah menyebabkan kerusakan besar terhadap kedua tempat suci Islam ini.
Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as adalah dua Imam besar keturunan Nabi Muhammad Saw. Tak heran bila kerusakan besar terhadap tempat suci ini telah menimbulkan kemarahan umat Islam, terutama mereka yang bermazhab Syiah.
Keamanan kota Samarra saat terjadinya peledakan bom itu berada di bawah tanggung jawab tentara Amerika. Oleh karena itu, banyak yang menyakini bahwa pelaku peledakan tempat suci ini bekerjasama dengan tentara Amerika dan tujuan dari aksi teror ini adalah untuk mewujudkan perang internal antarmazhab antara Syiah dan Sunni. Namun, kewaspadaan dan kesadaran rakyat Irak, khususnya berkat bimbingan ulama, konspirasi ini menemui kegagalan.