Lintasan Sejarah 27 Februari 2024
Hari ini, Selasa, 27 Februari 2024 bertepatan dengan 17 Sya'ban 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 8 Isfand 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini
Ayatullah Isfahani Wafat
Tanggal 17 Sya'ban 1361 HQ, Ayatullah Sheikh Hassanali Isfahani, ahli fiqih dan sufi muslim asal Iran, meninggal dunia.
Ayatullah Sheikh Hassanali Isfahani dilahirkan pada tahun 1279 HQ di Isfahan, Iran tengah. Untuk menuntut ilmu, Sheikh Isfahani pergi ke Najaf, Irak. Kemudian beliau ke Mashad, Iran dan hingga akhir umurnya, beliau tinggal di kota itu.
Selain menguasai ilmu-ilmu agama, beliau juga ahli dalam ilmu matematika, perbintangan, dan kedokteran. Namun, Ayatullah Isfahani menjadi terkenal karena derajat sufisme dan kemuliaan akhlaknya yang merupakan hasil dari ibadah dan pembinaan jiwa. Sebagian di antara kemuliaan Ayatullah Isfahani ditulis dalam buku "Tanda-Tanda dari Ketiaadaan Tanda-Tanda" yang ditulis oleh putranya.
Meninggalnya Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i
Tanggal 8 Isfand 1319 HS, Ayatullah Sayid Ali bin Sayid Ali Naqi Kouh Kamareh-i meninggal dunia dan dikuburkan di komplek pekuburan suci Fathimah Maksumah as di kota Qom.
Ayatullah Kouh Kamareh-i lahir di kota Tabriz dan menyelesaikan tingkat dasar dan menengah pendidikan agama di kota kelahirannya dan setelah itu, untuk melanjutkan studinya, Ayatullah Sayid Ali Khouh Kamareh-i pergi ke hauzah ilmiah Najaf, Irak.
Di Najaf beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Mirza Habibollah Rashti, Mulla Muhammad Fadhil Irawani dan Mulla Muhammad Fadhil Sharabyani. Setelah belajar bertahun-tahun di Najaf beliau mencapai derajat keilmuan yang tinggi.
Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i kemudian kembali ke kota kelahirannya dan melaksanakan kewajiban agamanya. Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i adalah ayah dari marji besar Syiah Ayatullah al-Udzma Sayid Muhammad Hojjat Kouh Kamareh-i.
Kereta di India Terbakar
Tanggal 27 Februari 2002, sebanyak 59 penumpang tewas saat kereta Sabarmati Express yang membawa ratusan peziarah Hindu terbakar di Gujarat, India.
Peristiwa ini memicu kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa.
Kereta naas tersebut baru saja meninggalkan stasiun Godhra di bagian barat India, saat api mulai membakar sejumlah gerbongnya. Ratusan penumpangnya yang mayoritas adalah peziarah yang baru kembali dari kota Ayodhya langsung panik dan berusaha keluar melalui jendela.
Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi saat kondisi negara bagian Gujarat tengah memanas. Beberapa minggu sebelum kejadian, sekitar 14 ribu warga Hindu berkumpul di Ayodhya untuk membangun kuil di atas reruntuhan mesjid yang hancur akibat serangan kaum fundamentalis Hindu.
Rencana pembangunan kuil tersebut ditentang warga Muslim Ayodhya yang menginginkan mesjid mereka dibangun kembali. Alhasil, sejumlah bentrokan pecah di beberapa kota Gujarat.
Kabar tewasnya peziarah Hindu dalam kebakaran kereta memicu kerusuhan lebih lanjut di Gujarat. Akibatnya, pemerintah menutup sejumlah sekolah dan pasar serta memberlakukan jam malam.
Kerusuhan yang pecah pasca kebakaran kereta tersebut menewaskan tidak kurang dari 1.000 warga Gujarat. Untuk menenangkan keadaan, pemerintah India membentuk tim penyelidik khusus yang diketuai hakim agung India saat itu, Umesh Chandra Banerjee.
Pada bulan Januari 2005, tim penyelidik merilis hasil temuannya yang menyimpulkan kebakaran terjadi akibat ketidak-sengajaan, dan bukan karena ulah kelompok Muslim. Hal ini dengan sendirinya membatalkan tuduhan pihak kepolisian yang menyalahkan kelompok Muslim sebagai pelaku pembakaran.