Apr 29, 2017 09:56 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar), Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada Rabu (19/4/2017) melakukan pertemuan dengan para komandan dan kepala unit-unit pasukan militer dalam rangka memperingati Hari Militer Iran di kota Tehran.

Rahbar memuji peran, kemampuan, dan semangat yang tinggi militer dalam menjamin keamanan negara, dan menyebut pasukan militer sebagai salah satu komponen penjamin keamanan Iran. Menurutnya, kinerja lembaga-lembaga ekonomi, riset, pendidikan, dan budaya memiliki pengaruh signifikan dalam mencegah musuh mencapai tujuannya.

Dalam pertemuan itu, Ayatullah Khamenei menyebut isu-isu ekonomi sebagai prioritas utama Iran dan menuturkan, tugas utama para pejabat adalah menindaklanjuti kebijakan ekonomi resistensi khususnya di sektor penciptaan lapangan kerja, produksi, dan upaya untuk menyelesaikan problema kehidupan masyarakat, serta melawan tekanan kekuatan adidaya. Kekuatan dan resistensi rakyat Iran akan terus berlanjut dan bagian penting dari perlawanan ini menjadi tanggung jawab Angkatan Bersenjata.

Dalam pandangan Rahbar, salah satu titik kekuatan bangsa Iran terletak pada semangat keberanian dan perlawanan dalam menghadapi kekuatan-kekuatan adidaya. Menurutnya, salah satu taktik kekuatan-kekuatan agresif dalam menakut-nakuti bangsa dan negara lain adalah menggertak dan menyombongkan diri.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menegaskan, musuh – baik Amerika Serikat maupun negara-negara adidaya – tidak akan mampu berbuat apa-apa terhadap sebuah pemerintahan yang terikat dengan rakyatnya dan rakyat juga mencintai pemerintahan itu serta mereka resisten terhadap musuh. Rahbar yang juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata Iran, menilai penentuan Hari Militer oleh Imam Khomeini ra sebagai salah satu langkah paling cerdas dari Pendiri Republik Islam Iran ini. "Langkah ini selain memperkokoh dasar-dasar militer Republik Islam Iran, juga membuat banyak konspirator frustasi pada masa itu," ujarnya.

Rahbar menjelaskan, penetapan Hari Militer oleh Imam Khomeini ra bermakna penerimaan identitas militer dengan segala kekhasan yang mereka miliki pada awal kemenangan revolusi. Mempertahankan dan memperkuat militer adalah bagian dari keyakinan yang mendalam Imam Khomeini ra dan keputusan yang tepat ini membuat militer tampil gemilang di semua peristiwa pasca revolusi. Menurut Ayatullah Khamenei, salah satu contoh rapor cemerlang militer adalah melawan konspirasi internal dan memainkan peran efektif selama Perang Pertahanan Suci.

Pasca kemenangan Revolusi Islam, sebagian besar dari komandan dan prajurit memilih bergabung dengan rakyat revolusioner, tapi struktur militer sangat rapuh dan lemah karena transformasi selama revolusi. Meski demikian, militer tetap bergerilya untuk mempertahankan revolusi, menjaga keamanan negara serta melawan konspirasi dari dalam dan luar negeri. Dalam situasi seperti itu, anasir-anasir yang tidak loyal membantu musuh dan berusaha untuk memperlemah militer sehingga tidak maksimal dalam membela revolusi.

Namun, Imam Khomeini ra – hanya dua bulan pasca kemenangan revolusi – menghembuskan semangat baru ke tubuh militer dan menetapkan tanggal 29 Farvardin sebagai Hari Militer Iran. Dalam sebuah pesan bersejarah, Imam Khomeini menyeru rakyat revolusioner untuk merangkul militer dan menetapkan wewenang-wewenang para komandan militer. "Para prajurit yang merongrong revolusi pada masa rezim sebelumnya dan sekarang setia kepada rakyat dan revolusi, mereka akan dimaafkan oleh bangsa dan Imam, dan mereka harus melaksanakan tugas-tugasnya dengan semangat," kata Imam Khomeini dalam pesannya.

Beliau juga melarang campur tangan sipil dalam urusan operasional militer. Pesan tersebut kembali membakar semangat prajurit militer Iran di mana pada tahun-tahun berikutnya, mereka memainkan peran efektif dan memukau dalam membela revolusi dan bangsa Iran.

Ayatullah Khamenei menilai salah satu kebanggaan lain militer Republik Islam Iran adalah memberikan keteladanan praktis dalam bidang akhlak dan spiritual di samping kekuatan tempur. Rahbar mengatakan, "Hari ini Militer Republik Islam Iran adalah sebuah kekuatan pemikiran dan spiritual serta memiliki motivasi yang suci, ini adalah salah satu dampak penting dari penetapan Hari Militer oleh Imam Khomeini. Kita harus menghargai nilai-nilai ini dan memperkuatnya."

Militer Iran, tegasnya, perlu meningkatkan kesiapan mental dan spiritual. Ini sangat penting untuk sebuah negara, semakin angkatan bersenjata kuat dan semakin mereka bersemangat, maka kekuatan ini akan membantu menghadirkan keamanan meskipun tidak dibarengi dengan mobilisasi militer. Ayatullah Khamenei menggambarkan syahid Sayyad Shirazi dan syahid Abbas Babaei (mantan komandan militer Iran ) serta banyak martir lain dari militer sebagai keteladanan praktis dalam akhlak dan spiritual.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menekankan bahwa angkatan bersenjata merupakan salah satu pos terdepan untuk menciptakan keamanan bagi masyarakat. Selain angkatan bersenjata, jelas Rahbar, jika institusi ekonomi, pendidikan, penelitian ilmiah, dan budaya juga bertindak sejalan dengan angkatan bersenjata dan saling melengkapi dalam melawan tujuan musuh, maka ini akan membantu memperkuat keamanan nasional dan memacu pembangunan negara.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menganggap penguatan pondasi ekonomi negara sebagai isu yang paling penting bagi Iran saat ini. Salah satu skenario utama musuh adalah mengeksploitasi titik kelemahan dan masalah ekonomi untuk memukul bangsa Iran. Oleh karena itu, lanjutnya, saya menekankan pelaksanaan kebijakan ekonomi resistensi terutama penciptaan lapangan kerja dan produksi serta perbaikan kondisi kehidupan masyarakat.

"Ketika motif dan tujuan musuh sudah jelas, maka para pejabat sudah seharusnya memperkuat motivasinya untuk melaksanakan kebijakan ekonomi resistensi. Harapan saya dari para pejabat adalah bahwa ketika mereka menyaksikan hasrat musuh untuk mengeksploitasi titik kelemahan ekonomi, mereka harus menutup celah itu dan menghilangkan titik kelemahan tersebut," ucapnya.

Rahbar menekankan bahwa tentu saja, sistem Republik Islam dan bangsa Iran memiliki banyak poin kuat dan alasan kemuliaan bangsa dalam melawan berbagai konspirasi sejak awal kemenangan revolusi, adalah karena titik kekuatan itu, di mana ia jauh lebih besar dari titik kelemahan dari segi kualitatif dan kuantitatif. Menurutnya, salah satu titik kekuatan itu adalah semangat berani dan ketahanan bangsa Iran terhadap kemarahan kekuatan-kekuatan adidaya.

"Skenario terburuk untuk sebuah negara adalah membuat para pejabat negara tersebut takut akan serangan musuh, karena ini akan membuka pintu untuk masuk, agresi dan serangan. Tidak ada keraguan bahwa urusan negara harus dijalankan berdasarkan akal, kebijaksanaan, dan kehati-hatian, tapi kebijaksanaan dan kehati-hatian ini juga harus disertai dengan keberanian. Ketakutan dan kecemasan akan serangan musuh dan terpengaruh oleh kemarahan kekuatan lain adalah awal dari kesengsaraan," tandasnya.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menerangkan, "Jika pun ada yang merasa takut, tidak ada masalah, tapi mereka tidak boleh takut atas nama bangsa dan dengan mengorbankan rakyat, karena bangsa Iran berdiri tegak. Bangsa Iran telah menghadapi beragam konspirasi sejak kemenangan Revolusi Islam sampai sekarang. Jika Republik Islam takut akan kekuatan dunia dan mundur dari melawan mereka, maka sekarang sudah tidak ada jejak dari Iran dan tidak ada yang tersisa dari Iran."

Di bagian akhir pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung pemilu presiden Iran yang akan digelar pada 19 Mei mendatang, dan menyebut pemilu sebagai salah satu penghormatan kepada bangsa dan sebuah sumber kebanggaan, kemauan, kemenangan dan kemuliaan bangsa Iran di dunia. Ayatullah Khamenei menambahkan, "Dalam pemilu, seluruh bangsa merasa bahwa kunci urusan negara berada di tangan mereka sendiri dan mereka-lah yang menentukan unsur-unsur utama negara ini."

Rahbar menegaskan bahwa semua orang, kandidat, pejabat, dan setiap individu yang terlibat harus menghargai nilai pemilu dan menggelarnya dengan baik, bersih, dan meriah.

"Musuh-musuh melakukan provokasi untuk menyabotase pemilu. Bangsa ini harus berjalan bersama dalam menghadapi gerakan permusuhan dengan tetap menjaga kesadaran saat ini, sehingga pemilu akan diselenggarakan secara bersemangat, meriah, sehat dan aman," tambahnya.

Tags