Lintasan Sejarah 13 Juni 2017
Hari ini, Selasa tanggal 13 Juni 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 18 Ramadhan 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 23 Khordad 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Azhim Khan Qarib Lahir
142 tahun yang lalu, tanggal 18 Ramadhan 1296 HQ, Mirza Abdul Adzim Khan Qarib, sastrawan dan peneliti terkemuka Iran, terlahir ke dunia di kota Gorgan, Iran utara.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, dia melakukan penelitian di bidang sharf, nahwu, manthiq, matematika, dan sastra, sampai akhirnya menjadi ahli di bidang sastra.
Mirza Qarib banyak menulis buku-buku yang bertujuan untuk mengembangkan dan memperkenalkan bahasa dan sastra Persia, di antaranya berjudul "Qawaid Farsi", yang berisi tata bahasa Persia.
Bukunya yang lain berjudul "Bidayatul Adab, Fawaidul Adab", yang memuat karya-karya sastra terbaik Iran dan penjelasan terhadapnya. Selain itu, Mirza Qarib juga melakukan pengoreksian atas teks-teks sastra besar seperti Gulistan dan Bustan karya Sa'di.
Organisasi Sinn Fein Didirikan
111 tahun yang lalu, tanggal 13 Juni 1906, organisasi Sinn Fein, sebuah sayap politik dari tentara Republik Irlandia dideklarasikan.
Organisasi itu dibuat untuk memfasilitasi perjuangan warga Kepulauan Irlandia yang menginginkan kemerdekaan dari Inggris. Pelopor pembentukan Sinn Fein, Arthur Griffith, awalnya memimpin organisasi tersebut melakukan berbagai operasi anti Inggris. Setelah melakukan berbagai tindakan perlawanan secara terus-menerus, Sinn Fein akhirnya berhasil membawa warga Irlandia selatan meraih kemerdekaan pada tahun 1921.
Setelah itu, Sinn Fein meneruskan perjuangan diplomatiknya untuk mempersatukan kawasan Irlandia utara dan selatan, yang saat itu masih dikuasai Inggris. Setelah dua tahun melakukan perundingan alot dengan pemerintah Inggris serta kelompok Protestan Irlandia pendukung London, para pemimpin Sinn Fein akhirnya menandatangani perjanjian damai dengan para pejabat Inggris.
Dalam perjanjian damai tersebut disepakati berdirinya Negara Irlandia Utara yang bersatus otonom. Akan tetapi, meskipun sudah ada kesepakatan damai, Irlandia utara hingga kini tetap menjadi kawasan sengketa antara pemerintah Inggris dan warga setempat.
Perlawanan Pertama Bangsa Palestina
96 tahun yang lalu, tanggal 13 Juni 1921, untuk pertama kalinya warga Palestina melakukan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah kolonial Inggris.
Perlawanan yang berlangsung di tahun-tahun pertama kolonialisme Inggris tersebut menunjukkan adanya reaksi keras warga Palestina atas berbagai politik yang dijalankan Inggris di kawasan itu.
Sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Balfour, Inggris menyatakan diri sebagai pendukung utama para pemukim Yahudi di kawasan Palestina hingga terbentuknya sebuah negara Israel Raya di sana.
Sejak perjanjian Balfour itu diimplementasikan, jumlah warga Yahudi di kawasan Palestina meningkat secara pesat dari sekitar 35.000 orang pada tahun 1923 menjadi lebih dari 600.000 pada akhir tahun 40-an.
Dengan demikian, menjelang didirikannya negara ilegal Israel pada tahun 1948, jumlah warga Yahudi di kawasan Palestina menjadi 1/3 dari jumlah keseluruhan warga yang menempati Bumi Palestina.
Imam Khomeini Perintah Dibentuknya Lembaga Revolusi Budaya
37 tahun yang lalu, tanggal 23 Khordad 1359 HS, Imam Khomeini ra perintahkan dibentuknya Lembaga Revolusi Budaya Iran.
Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah dibentuknya lembaga Revolusi Budaya untuk menciptakan perubahan besar di universitas-universitas Iran. Di bagian dari pesannya itu, Imam meminta dari anggota lembaga ini untuk menyusun pelbagai jurusan dan garis-garis besar masa depan universitas berdasarkan budaya dan nilai-nilai Islam.
Tujuan asli pembentukan lembaga Revolusi Budaya ini adalah merekonstruksi sistem pendidikan tinggi negara dan menghapus budaya Barat dari wajah universitas Islam.
Sesuai dengan perintah Imam, para anggota lembaga ini terdiri dari para pakar dan dosen dari pelbagai bidang disiplin ilmu. Lembaga Revolusi Budaya ini kemudian berganti nama menjadi Dewan Tinggi Revolusi Budaya dan wewenangnya secara perlahan-lahan menjadi lebih luas, hingga mencakup upaya mengatur urusan budaya masyarakat di pelbagai bidang berdasarkan budaya Islam.