Aug 26, 2018 17:59 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pesan hajinya mengatakan, Haji di tempat dan rentang waktu yang telah ditetapkan ini, selamanya dan sepanjang tahun, dengan bahasa yang ekspresif dan logika yang jelas, mengajak umat Islam untuk bersatu. Hal ini tepat di titik yang berlawanan dengan keinginan musuh Islam, yang dalam setiap zaman khususnya saat ini, mendorong umat Islam untuk saling berhadap-hadapan.

Ritual agung dan mulia Haji, bagi orang-orang yang berhasil ikut serta di dalamnya dan bagi seluruh Muslim, membawa banyak manfaat. Manfaat ini memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan jiwa dan spiritual pada diri jemaah haji. Sangat penting ntuk melaksanakan haji yang bermanfaat, penuh makna, berpengaruh pada jiwa, makrifat dan kesadaran atas berbagai dimensi, keberkahan dan keuntungannya.

Pesan tahunan haji Rahbar bagi jemaah haji di satu sisi menjelaskan satu dimensi dan rahasia maknawi haji, di sisi lain dimensi politik ritual ibadah agung Ilahi ini dengan menggambarkan lanskap Dunia Islam dan konspirasi musuh umat Islam. Penyampaian pesan-pesan ini merupakan tradisi baik yang sudah dimulai sejak masa Imam Khomeini dan berlanjut hingga sekarang. Pesan Haji Rahbar tahun ini yang mengandung poin-poin penting dan patut diperhatikan, dibacakan pada hari Arafah.    

Haji dalam perspektif Rahbar

Ayatullah Khamenei dalam pesannya kepada jemaah haji, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pertama-tama menjelaskan sebagian dimensi spiritual dan maknawi haji. Beliau mengawali pesannya dengan Surat Hajj ayat 27 dan sebagian ayat 28,

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan..."

Sehubungan dengan ayat ini, Ayatullah Khamenei menerangkan, lantunan merdu Arsyi ini kembali menyeru setiap hati dan mengundang umat manusia dari setiap abad dan masa untuk berhimpun pada poros Tauhid. Oleh karena itu, Rahbar menyebut haji sebagai poros Tauhid yang di dalamnya ditegaskan tentang keesaan dan keagungan Tuhan, dan berdasarkan perintah-Nya manasik haji yang dihadiri jutaan Muslim, dilaksanakan.

Seruan Allah Swt untuk melaksanakan haji dan panggilan Tauhidnya adalah seruan untuk semua. Namun syarat melaksanakan kewajiban agung dan mulia Ilahi ini adalah kemampuan finansial yang mungkin saja tidak dimiliki sebagian orang yang ingin melaksanakannya.

Sebagaimana dikatakan Rahbar, setiap manusia adalah objek seruan Ibrahimi ini dan semua bangga dengannya, meski telinga mereka tak mendengar dan hati mereka tertutup hijab kelalaian dan kebodohan, sehingga terhalang darinya, dan sekalipun mereka tidak mempersiapkan diri untuk perjamuan global dan abadi ini atau dengan berbagai alasan tidak berhasil mengikutinya.

Rahbar selalu memberikan nasihat kepada peziarah Baitullah untuk memanfaatkan sebaik-baiknya peluang haji, dan dalam waktu terbatas ini dapat memanfaatkan seoptimal mungkin kehadirannya di tempat suci dan manasik yang sarat dengan nilai maknawiah tersebut. Dalam pesannya, kepada jemaah haji Rahbar menegaskan, sekarang kalian mendapat keberkahan ini dan melangkah di daerah aman perjamuan Ilahi.

Arafah, Masy'ar, Mina, Shafa, Marwah, Masjidul Haram dan Masjidul Nabi, seluruh tempat di manasik dan masy'ar-masy'ar ini, masing-masing adalah bagian dari rantai spiritualitas dan naiknya ruh bagi haji yang memahami keagungan anugerah ini dan memanfaatkannya untuk menyucikan diri serta menjadikannya bekal bagi sisa umurnya.

Untuk bisa berhasil dalam pekerjaan ini, perhatian penuh kepada Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha Penerima Taubat, mutlak diperlukan. Rahbar terkait hal ini menuturkan, mengingat Allah Swt adalah ruh haji. Dalam setiap kondisi, kita membasahi dan menghidupkan hati kita dengan hujan rahmat ini, dan kita menumbuhkan tawakal serta keyakinan kepada-Nya, yang merupakan pondasi dan sumber kekuatan, kemuliaan, keadilan dan keindahan.  

Akan tetapi poin penting yang selalu menarik perhatian setiap manusia adalah mengapa manasik haji dilaksanakan pada waktu dan tempat tertentu ? Kehadiran lautan umat Islam di rentang waktu yang terbatas dan tempat tertentu seperti Baitullah Haram, Mina, Arafah dan Masy'ar, menyebabkan kepadatan dan kesulitan bagi jemaah haji. Meski demikian Allah Swt menegaskan, seluruh jemaah haji harus menunaikan ibadah haji pada hari-hari yang telah ditetapkan dan tidak bisa dilakukan bertahap dalam rentang waktu setahun.

Haji dalam perspektif Rahbar

Alasan perintah Ilahi mengumpulkan jemaah haji di satu tempat dan waktu tertentu sama dengan alasan sebagian ibadah lain seperti shalat Jumat dan shalat berjamaah, dan itu adalah mengenal dan menunjukkan solidaritas kepada sesama Muslim dan memperkuat semangat persatuan di antara mereka.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, poin penting yang selalu berusaha ditemukan oleh setiap manusia yang berpikir dan kritis adalah ditetapkannya satu tempat perjamuan permanen bagi seluruh orang dari setiap generasi dan setiap masa, di satu tempat tertentu dan dalam rentang waktu terbatas. Kesamaan waktu dan tempat ini merupakan salah satu rahasia utama ibadah haji.

Tidak diragukan, salah satu manifestasi terbaik bagi penggalan ayat لِّيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ (supaya mereka menyaksikan manfaat bagi mereka) adalah pertemuan tahunan setiap Muslim di Rumah Tuhan. Ini adalah rahasia persatuan Islam dan simbol pembangunan umat Islam yang mesti senantiasa berada di bawah naungan Baitullah.

Kenyataannya, Allah Swt dengan mewajibkan haji dalam rentang beberapa hari di bulan Dzul Hijjah, membuka kesempatan bagi seluruh umat Islam dari seluruh penjuru dunia untuk saling mengenal dan menunjukkan persatuan serta persaudaraannya dalam manasik haji.

Jemaah haji merupakan perwakilan umat Islam dari seluruh penjuru dunia, dan dalam haji mereka adalah simbol Muslimin. Allah Swt dalam Al Quran, Surat Al Mukminun ayat 52 berfirman, "Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku."

Persatuan dan solidaritas umat Islam membawa banyak manfaat bagi Dunia Islam dan membangkitkan kemarahan musuh. Pasalnya, persatuan menyebabkan soliditas umat Islam dan membuat setiap Muslim saling mendukung dalam menghadapi tipu daya dan arogansi musuh. Oleh karena itu, jika manasik haji yang menjamin persatuan ini dilakukan dengan benar, maka dapat memperlemah barisan musuh Islam.

Bukti dan contoh konspirasi keji Amerika Serikat di kawasan Asia Barat dapat kita saksikan dengan jelas. Negara hegemonik ini, dengan memberi dukungan total atas teroris Takfiri, menyebabkan terjadinya pembunuhan puluhan ribu Muslim di Irak, Suriah, Libya, Afghanistan dan Pakistan. Di Yaman, Amerika melakukan pembunuhan massal dengan cara berbeda, negara itu mendukung penuh agresi militer Arab Saudi terhadap rakyat tertindas Yaman dengan memanfaatkan ambisi dan nafsu berkuasa Riyadh.

Akan tetapi Rahbar percaya, kesadaran umat Islam khususnya dalam haji bisa menggagalkan kebijakan haus perang dan intervensi Amerika. Ia menambahkan, haji memberi peluang kesadaran ini dan ini merupakan falsafah Baraat atas Musyrikin dan Mustakbirin dalam haji. Dampak dari kebangkitan dan kesadaran umat Islam dalam menggagalkan fitnah Amerika dapat kita saksikan di Iran, Lebanon, Suriah dan beberapa negara Muslim lainnya.

Haji dalam perspektif Rahbar

Di sisi lain, umat Islam punya senjata ampuh lainnya yaitu doa yang dapat bekerja sangat efektif jika digunakan bersama kesadaran dan perlawanan terhadap musuh. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah Saw, Doa adalah senjata orang Mukmin.

Ayatullah Khamenei di akhir pesan hajinya memberi nasihat kepada jemaah haji, Jemaah haji yang mulia, jangan lupa untuk mendoakan umat Islam dan orang-orang tertindas di Suriah, Irak, Palestina pendudukan, Afghanistan, Yaman, Bahrain, Libya, Pakistan, Kashmir, Myanmar dan tempat-tempat lainnya, dan mohonlah kepada Allah Swt untuk memutus tangan Amerika dan imperialis lainnya beserta pada pendukungnya.