Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (35)
-
perkembangan teknologi Iran
Para peneliti di Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad, Iran baru-baru ini berhasil merancang dan menciptakan alat pengukur aktivitas tidur berbentuk jam tangan yang memiliki kemampuan menunjukkan pola tidur sehat.
Menurut keterangan para peneliti, dengan bantuan alat ukur aktivitas tidur ini, gangguan ritme Sekardian dapat didiagnosis, selain itu pola tidur dan bangun tidur seseorang juga dapat diperbaiki.
Tidur merupakan bagian penting dari hidup manusia. Berapa lama kita tidur dalam sehari semalam ditentukan oleh ritme Sikardian. Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam. Ritme ini didorong oleh jam sirkadian, dan telah banyak diamati pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria.
Meskipun ritme sirkadian terjadi secara endogen (tetap dan mandiri), ritme ini disesuaikan dengan lingkungan sekitar oleh isyarat eksternal yang disebut zeitgebers, biasanya yang paling penting adalah pada siang hari. Ritme Sikardian menjadi penentu asli jam tidur dan perasaan mengantuk atau bangun tidur.
Faktor-faktor lain seperti level cahaya di sekitar kita, perjalanan menempuh jarak geografis dan jam kerja juga ikut mempengaruhi waktu tidur. Beberapa gangguan ritme Sikardian meliputi pemendekan atau pemanjangan ritme Sikardian dibandingkan dengan waktu 24 jam. Terkadang ritme ini sepenuhnya tidak teratur dan waktu tidur dan bangun seseorang sama sekali tidak memiliki pola yang dapat diprediksi.
Ritme Sikardian secara alami lebih besar sedikit dari 24 jam. Artinya jika seseorang berada pada situasi tidak bisa menangkap cahaya sekitar, maka setiap hari ia akan bangun tidur lebih lambat dari hari sebelumnya.
Dalam penelitian ini, siklus tidur dan bangun tidur seseorang dalam rentang waktu satu hingga dua pekan diukur dengan menggunakan metode Actigraph dan bantuan sensor-sensor yang akurat yang diletakkan di dalam sebuah alat berbentuk jam tangan dan dioperasikan dengan baterai berumur panjang.
Ini adalah metode non-invasif yang berbiaya murah dan ringan, serta tidak mengganggu kehidupan seseorang. Selain itu, produksi alat pengukur aktivitas tidur berbentuk jam tangan buatan Iran ini sangat murah dibandingkan produk-produk lain.
Para peneliti Iran di sebuah perusahaan berbasis ilmu pengetahuan berhasil menciptakan pembersih tablet, telepon genggam dan perangkat lain dengan senyawa herbal yang mencegah berpindahnya bakteri.
Telepon genggam adalah tempat yang tepat bagi berkembangnya bakteri, oleh karena itu dapat menjadi perantara perpindahan dan penularan berbagai jenis penyakit lewat batuk, memakan makanan saat menggunakan telepon, juga lewat lemak di telinga dan wajah.
Telepon genggam sama halnya dengan gagang pintu dan uang, merupakan sarang mikroba sehingga bisa menyebabkan penyakit seperti influensa, diare dan infeksi mata.
Oleh sebab itu para peneliti Iran menciptakan pembersih anti-bakteri yang sepenuhnya herbal berbasis teknologi nano dan bisa melindungi layar kristal telepon genggam dan alat elektronik lainnya.
Para peneliti Iran dari sebuah perusahaan berbasis ilmu pengetahuan lain juga berhasil memproduksi sampel laboratorium alat pengukur tingkat oksigen di dalam darah untuk keperluan rumah sakit. Menurut kepala proyek penelitian ini, Pulse Oximeter adalah salah satu metode non-invasif untuk memonitoring saturasi oksigen pada tubuh manusia.
Dengan bantuan Pulse Oximeter, tingkat saturasi oksigen di dalam pembuluh darah arteri manusia bisa diukur. Pengukuran tingkat molekul hemoglobin yang bercampur dengan oksigen dan ditampilkannya jumlah detak jantung, merupakan kegunaan utama alat ini.
Alat pengukur oksigen ini juga dilengkapi dengan sebuah sensor cahaya yang dipasang di atas Arteriole yang berdenyut dan dengan mengalirkan dua gelombang cahaya merah serta inframerah yang salah satunya ditarik oleh hemoglobin dan satunya lagi oleh oksigen yang bercampur dengan hemoglobin, tingkat saturasi oksigen darah diukur.
Pulse Oximeter digunakan di ruang bedah, unit perawatan khusus, bagian perawatan pasca anestesi, unit gawat darurat dan ambulans, ruang endoskopi, laboratorium tidur, bagian jantung, ruang persalinan dan bagian umum rumah sakit.
Peningkatan efektivitas dengan menggunakan baterai sehingga membuka kemungkinan pengiriman informasi melalui sistem komunikasi dan biaya yang terjangkau, di antara keunggulan alat ini.
Para peneliti di Universitas Rice, Houston Amerika Serikat menemukan sebuah mikroskop datar dan kecil untuk keperluan aplikasi biologi dan lainnya atau yang lebih dikenal dengan FlatScope.
Jika alat ini ditanam di otak, maka memungkinkan aktivitas sistem saraf dan sel-sel saraf, dapat dikontrol dan digerakkan. Penemuan ini sangat membantu orang-orang yang kehilangan penglihatan dan pendengaran serta ingin menyembuhkan mata dan telinganya secara langsung, sehingga dapat melihat dan mendengar kembali.
Otak manusia dengan bantuan alat ini selain bisa merekam lebih banyak detail peristiwa di sekitarnya, juga membantu ilmuwan dalam memahami metode pengolahan data-data sensorik yang masuk ke otak.
Revolusi ilmu pengetahuan ini membuka kemungkinan bagi manusia untuk mengontrol data-data sensorik yang masuk sehingga akhirnya para ilmuwan akan dapat menciptakan sensor-sensor yang memindahkan informasi dari dunia luar ke otak manusia.
Sensor-sensor berbasis teknologi ini bisa menghidupkan kembali indera-indera yang mati pada tubuh manusia. Orang-orang tuna netra dan tuna rungu akan memiliki harapan lebih besar dengan diproduksinya sampel-sampel FlatScope yang lebih maju.
Baru-baru ini para peneliti di Universitas Oxford dan Harvard menemukan satu jenis organisme superkecil bernama "beruang air" yang kemungkinan merupakan makhluk terakhir yang bertahan hidup setelah bumi dihantam meteor. Organisme kecil bernama Tradigrade bisa bertahan hidup selama 30 tahun tanpa makan dan minum.
Beruang-beruang air bisa hidup pada suhu mendekati nol hingga 150 derajat celsius, bahkan ia bisa hidup di ruang angkasa. Ukuran organisme ini lebih kecil dari setengah milimeter dan hidup di seluruh bumi mulai dari Himalaya hingga ke kedalaman laut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti Oxford ini, beruang-beruang air merupakan organisme yang dapat bertahan hidup meski terjadi peristiwa besar di bumi seperti jatuhnya meteor dan ledakan planet.
Organisme ini bahkan dapat bertahan hidup 10 milyar tahun setelah manusia, atau sampai hancurnya matahari. Menurut keyakinan para peneliti, terbuka kemungkinan terdapat jenis organisme lain yang mirip dengan beruang air dan memiliki kekuatan yang sama di muka bumi ini. []