Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (40)
-
perkembangan teknologi Iran
Para peneliti di Pusat Riset Sains dan Teknologi Nuklir Iran baru-baru ini berhasil mendesain dan membuat sebuah alat pemberi peringatan penyebaran radiasi berbahaya sinar-X dan sinar Gama. Sinar adalah salah satu bentuk energi yang terpancar di sebuah tempat dengan kecepatan cahaya.
Di alam, terdapat berbagai jenis radiasi alam dan buatan yang setiap hari dirasakan oleh makhluk hidup di muka bumi. Radiasi-radiasi ini bisa berguna bagi tubuh manusia, atau tidak memiliki pengaruh apapun dan bahkan bisa merugikan badan.
Sebagian dari radiasi yang secara lahir merugikan, punya kegunaan medis dan diagnosa, namun dalam penggunaan sinar-sinar berbahaya ini harus sangat diperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan, sehingga preskripsi dosis oleh dokter dengan dosis yang dikonsumsi pasien, dapat menekan bahaya seminimal mungkin disertai tingkat akurasi yang tinggi.
Begitu juga pengamatan sinar-sinar ini di rumah sakit dan pusat-pusat kedokteran nuklir dari sisi perlindungan terhadap radiasi, merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu para peneliti di proyek ini mendesain dan membuat sebuah detektor nanostructure yang bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan dalam penggunaan radiasi berbahaya.
Menurut para peneliti, detektor yang dibuat dalam proyek ini memiliki sejumlah kegunaan seperti akurasi dan sensitivitas tinggi serta biaya yang relatif murah jika dibandingkan dengan metode-metode yang umum digunakan sekarang.
Para peneliti di Universitas Teknologi Sahand Tabriz Iran berhasil mensintetiskan nanocoating yang struktur relatifnya tetap terjaga setelah pembakaran. Ketahanan terhadap panas merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap komponen dalam industri apapun.
Mesin-mesin pembakaran dan turbin di industri dirgantara merupakan salah satu contoh paling jelas. Dalam beberapa kasus, dengan maksud untuk menciptakan ketahanan terhadap panas pada sebuah komponen dan mencegah pengaruh panas, pelapis-pelapis berbahan dasar resin termasuk jenis pelapis terbaik.
Menurut para peneliti, proyek ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja termal resin epoksi. Dalam proyek ini, ketahanan panas resin ditingkatkan dengan menambahkan tabung nano karbon ke skema resin epoksi dan menciptakan sebuah struktur nanokomposit dan porositas.
Sehingga bentuk awal struktur resin setelah melalui proses pembakaran tetap terjaga. Resin yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki kegunaan sebagai lapisan yang melindungi komponen mesin dari panas dan dengan melalui proses pencetakan atas resin ini, bisa diproduksi komponen industri tertentu.
Lapisan-lapisan yang sudah melewati uji coba laboratorium dan menggunakan tabung nano karbon ini, sangat berguna untuk melindungi komponen mesin dari panas dan api.
Sejumlah peneliti Iran juga berhasil menciptakan murmura (beras kembung) yang mengandung berbagai jenis vitamin dan cocok untuk olahragawan serta orang-orang yang terkena penyakit seliak.
Di Eropa, lebih dari 30 juta orang terkena seliak, oleh karena itu murmura ini dapat dikonsumsi sebagai makanan sehat dan mengandung berbagai vitamin B, E dan D untuk semua usia terutama olahragawan dan penderita seliak yang tidak bisa memakan sereal.
Untuk memproduksi makanan yang baru pertama kali muncul di Iran ini, digunakan beras lokal dari daerah utara Iran dan dibentuk berbagai jenis makanan ringan yang dibubuhi cokelat atau kombinasi kacang-kacangan seperti wijen dan lainnya, yang berguna bagi anak-anak sebagai asupan sehat.
Di dunia kedokteran, untuk pertama kalinya para ilmuwan menemukan cara untuk menggerakan sel-sel jantung yang cedera guna mengobati diri sendiri. Penemuan ini membuka kemungkinan dilakukannya pencegahan gagal jantung dan gangguan jantung lainnya.
Para peneliti berhasil menemukan Non-coding RNA yang mampu mengontrol sel-sel jantung dalam proses pemulihan. RNA ini diberi nama Singheart. Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Berbeda dengan sel-sel badan manusia yang lain, sel jantung tidak punya kemampuan memulihkan atau merestorasi diri secara efektif, oleh karena itu serangan jantung dan gagal jantung akut dan mematikan sering terjadi.
Para peneliti di Genome Institute Singapore, GIS bekerjasama dengan National University Health System, NUHS memanfaatkan teknologi sel tunggal (Single Cell Technology) untuk menemukan pola ekspresi gen pada jantung yang sehat dan sakit.
Tim peneliti menemukan, di bawah sekelompok sel unik jantung pada jantung yang sakit, ternyata bekerja program gen terkait dengan pembagian sel jantung, dengan demikian untuk pertama kalinya heterogenitas ekspresi gen sel-sel jantung dapat disaksikan.
Selain itu para peneliti juga menemukan sebuah "rem" yang bisa mencegah pembagian sel jantung dan pada akhirnya menyembuhkan diri sendiri. Meletakkan "rem" dapat membantu proses pemulihan dan restorasi sel-sel jantung. []