Nov 26, 2018 10:35 Asia/Jakarta
  • perkembangan teknologi Iran
    perkembangan teknologi Iran

Dengan ditemukannya sebuah teknik kedokteran baru oleh para peneliti Iran, modifikasi jaringan sel otot menjadi mungkin dilakukan dengan printer tiga dimensi. Salah satu masalah pengobatan penyakit jantung pasca serangan jantung adalah tidak dimilikinya kemampuan menyembuhkan diri sendiri.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti dalam menyediakan gambar-gambar yang dibutuhkan oleh jaringan sel jantung, menyiapkan sel-sel jantung yang dihasilkan printer tiga dimensi dalam bentuk kepingan, dan sel-sel yang ada di dalamnya punya kemampuan tumbuh.

Teknik pengambilan gambar yang dirancang dalam penelitian ini memungkinkan para peneliti untuk memonitor kepingan-kepingan jantung hasil printer tiga dimensi dalam proses penyembuhan.   

Para peneliti di sebuah perusahaan berbasis sains Iran berhasil menciptakan spray anti-infeksi luka dengan teknologi nano. Spray disinfeksi luka, Silvosept dapat membunuh sejumlah banyak mikroorganisme penyebab penyakit, dalam waktu paling lama lima menit. Kegunaan lain spray ini adalah membersihkan luka dan kulit terbakar tanpa iritasi, tanpa bau, bebas alkohol, warna, alergi dan menyembuhkan luka dengan cepat.

Para ilmuwan di Fakultas Teknik Tekstil, Universitas Amir Kabir Tehran dalam sebuah penelitian berhasil menciptakan nano glass fiber yang bisa digunakan dalam produksi insulasi suara atau peredam suara dan kain tahan api.

Menurut para peneliti, serat nano ini sangat berguna di industri yang membutuhkan resistansi tinggi seperti material komposit ringan atau dalam beberapa kasus yang membutuhkan insulasi suara atau anti api.

Para peneliti di Universitas Ilmu Pertanian dan Sumber Alam, Sari dan Universitas Tabriz, berhasil meningkatkan kinerja proses pengemasan biodegradasi dengan menggunakan minyak jagung.

Karena kebanyakan bahan dasar yang digunakan dalam proses pengemasan adalah bahan yang sulit terurai di alam, maka penyumbang terbesar jumlah sampah dan pencemaran lingkungan hidup adalah pengemasan bahan makanan.

Oleh karena itu, banyak dilakukan penelitian terkait manfaat bahan-bahan biodegradasi sebagai bahan dasar proses pengemasan makanan, selain itu upaya untuk memperbaiki kinerjanya terus dilakukan.

Menurut para peneliti, protein, karbohidrat dan lipid digunakan sebagai bahan untuk memproduksi kemasan-kemasan biodegradasi dan salah satu protein makanan terpenting adalah gelatin karena memiliki karakteristik jaringan sel yang tepat, sehingga banyak menjadi objek perhatian. Namun demikian, kemungkinan masuknya uap ke dalamnya menjadikan penggunaan bahan ini sangat terbatas.  

teknologi nano

Berdasarkan proyek penelitian yang dilakukan peneliti Iran, dengan menggunakan partikel nano anti-mikroba dan minyak jagung, khasiat film gelatin dapat diperbaiki. Dengan menambahkan partikel nano anti-mikroba, selain bisa menambahkan khasiat anti-bakteri ke film gelatin, khasiat mekanis dan termal juga dapat diperbaiki.

Selain itu, minyak jagung dapat meningkatkan ketahanan film gelatin dalam menghadapi masuknya uap air. Dengan menggunakan proses pengemasan biodegradasi ini, volume tinggi pencemaran lingkungan dapat dihilangkan.  

Para peneliti di Universitas Boston Amerika Serikat, berhasil mendeteksi jenis sel baru di paru-paru manusia yang dapat menciptakan sistem kekebalan alami dalam menghadapi sebuah bakteri berbahaya.

Bakteri ini merupakan salah satu penyebab utama penyakit radang paru-paru atau pneumonia di dunia. Sel-sel yang berhasil didiagnosa diambil dari sebuah gen bernama MIWI2.

Jenis gen ini membantu membentuk sperma di dalam tubuh manusia secara benar dan tepat, dan hanya terdapat pada sel-sel tubuh laki-laki. Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Boston, gen MIWI2 yang terdapat dalam tubuh manusia selain melaksanakan tugas utamanya, juga mampu melawan infeksi paru-paru.

Menurut para ilmuwan, gen ini dapat memaksa berbagai jenis infeksi yang memasuki paru-paru untuk keluar dan mengontrol infeksi di dalam paru-paru, serta mencegah infeksi tersebut semakin parah.

Mengingat penyakit radang paru-paru merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dan kematian balita di dunia, maka penemuan ini dapat menjadi awal penggunaan metode baru dalam melawan penyakit ini.

Para peneliti di Universitas Columbia dan North Carolina, Amerika berhasil mengatasi masalah obesitas pada tikus dengan menggunakan sejenis plester yang dililitkan di perut. Banyak orang di dunia ini yang ingin mengatasi masalah obesitasnya dan mereka sangat ingin menghilangkan lemak di perutnya tanpa harus bekerja keras.

Para peneliti berharap bisa membantu orang-orang terutama yang menderita perut buncit untuk menguruskan badannya dengan metode ini. Plester kulit ini mengubah jaringan lemak putih yang menyimpan energi di dalamnya menjadi jaringan lemak coklat yang membakar energi, dan untuk melakukan pekerjaan ini, ia meningkatkan metabolisme tubuh.

Sebelumnya untuk menciptakan perubahan dalam tubuh yang gemuk, digunakan metode penyuntikan atau metode lain yang memakan waktu dan biaya besar, ditambah efek samping dan munculnya masalah bagi organ tubuh lainnya seperti sakit perut, patah tulang dan bahkan penambahan berat badan dalam jangka panjang.

Dalam metode baru ini, para ilmuwan menyuntikkan obat-obatan yang diperlukan untuk mencairkan lemak perut ke dalam partikel nano mikroskopis dan mendesainnya menjadi sebuah plester perut dengan dimensi satu senti meter.

Sejumlah jarum mikroskopis juga ditambahkan ke plester ini sehingga obat bisa ditransfer ke bawah kulit. Saat plester ini ditempelkan ke perut, tanpa menimbulkan rasa sakit, jarum-jarum itu mentransfer bahan yang diperlukan ke bawah sel-sel lemak dan hanya berdampak pada sel-sel lemak putih.

Penggunaan metode ini menyebabkan 20 persen tikus yang diuji coba mengalami penurunan berat badan dalam waktu empat minggu dan hal ini membuka harapan keberhasilan uji coba pada manusia di masa depan. []