Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (47)
-
teknologi nano Iran
Para peneliti Iran baru-baru ini menerima dua penghargaan internasional. Anggota staf dosen Fakultas Teknik Rel Kereta Api, Universitas Sains dan Teknologi Iran berhasil menerima penghargaan Institution of Mechanical Engineers (IMechE) 2017.
Penghargaan ini diberikan atas inovasi para peneliti Iran untuk mengontrol turbulensi fluida di gerbong-gerbong tanker yang ditulis di jurnal ilmiah Rail and Rapid Transit yang terbit tahun 2016.
ImechE yang mulai berdiri sejak tahun 1848 di Inggris, merupakan salah satu institut paling tua dan paling kredibel di dunia.
Penghargaan yang diberi nama pendiri institut ini, The William Alexander Agnew Meritorious Award/Clarence Noel Goodall Award ini, diberikan setiap tahun kepada para peneliti unggul dunia.
Salah satu penerima penghargaan internasional ini adalah Prof. Polach dari Swiss yang menemukan teori terkemuka.
Penghargaan internasional hemat air dalam pertanian pada kategori ide-ide pakar muda tahun 2017, untuk pertama kalinya diberikan kepada anggota staf pengajar Unit Sains dan Riset Universitas Azad Eslami Iran.
Komisi Internasional Irigasi dan Drainase, ICID setiap tahun selalu mengadakan pertandingan internasional menghemat air dalam pertanian dengan maksud untuk memilih proyek penelitian terbaik dan langkah implementasi serta manajemen dalam rangka menurunkan penggunaan air untuk pertanian.
Penghargaan internasional ini diberikan kepada peneliti Iran pada penyelenggaraan kongres internasional irigasi dan drainase, dan pertemuan ICID ke-68 di Meksiko.
Di sisi lain dicapai sebuah kemajuan besar dalam proses penghantaran obat ke dalam tubuh manusia dengan diproduksinya sebuah plester luka baru.
Plester luka yang ditemukan peneliti keturunan Iran dibantu oleh asisten dosen di Universitas Nebraska ini, selain mampu menyembuhkan luka juga bisa menghantarkan berbagai jenis obat secara bertahap ke tubuh dan bisa dikontrol melalui telepon genggam.
Plester luka ini juga dilengkapi oleh serat konduktif yang dilapisi sebuah lapisan hydrogel pilihan. Gel ini punya kemampuan menarik dan mengarahkan berbagai jenis obat seperti anti-biotik, anti-nyeri dan yang lainnya.
Dengan perubahan serat yang digunakan dalam plester luka ini, berbagai jenis obat dengan beragam kegunaan bisa masuk ke dalam tubuh.
Plester luka ini juga dilengkapi dengan sebuah alat kontrol mini seukuran perangko untuk menghantarkan tegangan listrik lewat serat pilihan di waktu-waktu yang ditentukan.
Dengan ini, serat yang dimaksud akan menghangat dan gel juga menghangatkan lapisan yang menutupinya. Gel ini kemudian mengarahkan obat-obatan yang ada pada dirinya ke dalam luka.
Alat kontrol mini atau pengendali mikro tersebut mengontrol plester luka ini secara nirkabel dan dengan menggunakan sebuah aplikasi telepon genggam atau tablet, dan jika diperlukan bisa ditambahkan sensor-sensor ke dalamnya sehingga indikator seperti glukosa, Ph dan lainnya juga dapat diukur.
Dengan mengukur indikator-indikator ini saat dibutuhkan, plester luka dapat digunakan untuk menarik obat khusus secara otomatis sehingga indikator-indikator vital badan dapat ditingkatkan.
Penggunaan plester luka ini terutama bagi orang-orang yang menderita diabetes dan berbagai luka akut lainnya atau bagi para tentara yang terluka di medan perang, sangat penting.
Para ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil melakukan simulasi cara kerja jantung, paru-paru dan hati di laboratorium dalam kerangka sebuah model super kecil dan solid.
Para peneliti di Institut Medis Regeneratif Wake Forest, North Carolina memanfaatkan sebuah cairan yang sudah dikayakan dengan nilai gizi tinggi sebagai pengganti darah dan mengalirkannya di dalam organ tubuh simulator.
Kegunaan terpenting penemuan ini adalah mempermudah uji coba efektif obat baru terhadap badan. Saat ini simulasi tersebut baru bisa diujicobakan pada binatang dan di masa depan rencananya akan digunakan model-model buatan.
Akan tetapi hasilnya tidak terlalu pasti dan dapat dipercaya, karena itu tidak bisa diterapkan pada tubuh manusia.
Tubuh manusia sempat digunakan dalam uji coba, namun metode tersebut ternyata tidak mampu menunjukkan pengaruh obat terhadap organ tubuh manusia yang lainnya.
Oleh karena itu, para peneliti melakukan simulasi atas seluruh organ tubuh penting manusia dalam bentuk sebuah sistem yang solid dan untuk pertama kalinya tubuh manusia dapat direkonstruksi dengan banyak detailnya.
Sampai sekarang metode ini digunakan untuk mengkaji dampak beberapa jenis obat anti-kanker dan untuk mengukur tingkat bahaya merokok bagi seluruh organ tubuh. []