Pada pertemuan yang lalu, telah dijelaskan bahwa Muhammad dan Ramin sedang duduk-duduk di satu ruangan sambil membicarakan soal teknologi nuklir.

Sejak tahun 1968, Iran sudah menandatangani Traktat Larangan Pengembangan Senjata Nuklir (NPT). Dalam upaya mengembangkan teknologi ini untuk keperluan damai, para ilmuan Iran sudah mencapai banyak keberhasilan. Tahun 2003 tersiar berita bahwa Iran sudah mampu membuat sendiri bahan bakar nuklir.

Tahun 2006 keberhasilan berikutnya dibubukan ketika para ilmuan Iran berhasil memperkaya uranium sampai 3,5 persen. Tahun 2007 Iran mengumumkan sudah mampu melakukan semua proses pembuatan bahan bakar nuklir. Duniapun tercengang dan memuji keberhasilan Iran di tengah embargo negara-negara Barat.

Sebelum mengikuti pembicaraan Muhammad dan Ramin, ada baiknya kita mengenal lebih dahulu beberapa kosa kata ini.

Kini kita simak perbincangan antara Muhammad dan Ramin:

Kita simak lagi pembicaraan kedua sahabat itu tentang  teknologi nuklir. Namun kali ini tanpa menyertakan terjemahannya.

[dialog]

Dalam percakapan itu, Ramin menjelaskan bahwa energi nuklir sangat diperlukan oleh semua negara untuk kepentingan damai. Sebab, sumber energi fosil seperti minyak, gas dan batu bara selain memerlukan biaya yang sangat besar juga akan habis.

Di negara-negara yang memproduksi listrik dengan energi nuklir, tingkat pencemaran udara dan lingkungan hidupnya lebih minim dibanding tempat yang lain. Selain itu, teknologi nuklir bisa digunakan untuk banyak keperluan lain selain energi, misalnya untuk penelitian, farmasi, kedokteran, pertanian dan lain-lain.

Untuk membuktikan bahwa program nuklirnya murni untuk keperluan damai, Iran melakukan aktivitasnya ini di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Iran meyakini bahwa menggunakan energi nuklir untuk keperluan militer adalah tindakan tidak manusiawi.