Des 20, 2018 10:44 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 20 Desember 2018.
    Lintasan Sejarah 20 Desember 2018.

Hari ini, Kamis 20 Desember 2018 bertepatan dengan 12 Rabiul Tsani 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 29 Azar 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

Qasimul Anwar Lahir

605 tahun yang lalu, tanggal 12 Rabiul Tsani 835 HQ, Sayid Qasimul Anwar, seorang penyair terkenal Iran zaman Timurian, meninggal dunia.

Sayid Qasimul Anwar dilahirkan di kota Tabriz, barat laut Iran. Awalnya, Sayid Qasim menetap di Herat, Afghanistan. Di kawasan itu, Sayid Qasim mengajar sastra Persia dengan jumlah murid yang sangat banyak. Akan tetapi, Pangeran Shahrukh dari Dinasti Timurian memiliki kecurigaan terhadap aktivitas Sayid Qasim.

Akhirnya, Sayid Qasim terpaksa meninggalkan Herat menuju Samarqand, Uzbekistan. Sejumlah karya tulis Sayid Qasimul Anwar yang berupa tulisan tangan hingga kini masih tersimpan rapi di sejumlah museum. Di antara karyanya adalah buku-buku berjudul "Anisul Arifin" dan Anisul ‘Asyiqin".

Syeikh Izzuddin Qassam.

Syeikh Izzuddin Qassam Gugur Syahid

83 tahun yang lalu, tanggal 20 Desember 1935, Syeikh Izzuddin Qassam, salah seorang pemimpin perjuangan rakyat Palestina dalam menentang penjajahan Israel, gugur syahid.

Izzuddin Qassam awalnya menuntut ilmu di Suriah, kemudian melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Mesir dan menjadi salah satu murid Syeikh Muhammad Abduh.

Seusai menamatkan pendidikan di Mesir, Izzuddin Qassam kembali ke tanah airnya Palestina, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Inggris. Karena dukungan Inggris terhadap berdirinya negara Israel, pada saat itu, terjadi imigrasi besar-besaran kaum Yahudi dari berbagai negara Eropa ke Palestina.

Sejak tahun 1930, rakyat Palestina di bawah pimpinan Syeikh Izzuddin Qassam bangkit berjuang mengusir Inggris. Demi menekan kebangkitan rakyat Palestina tersebut, Inggris bekerja sama dengan orang-orang Zionis untuk membunuh pejuang Palestina ini.

Tentara Uni Soviet di wilayah Iran. (Dok)

Rusia Menyerang Tabriz dan Gilan

107 tahun yang lalu, tanggal 29 Azar 1290 HS, Rusia menyerang kota Tabriz dan Gilan, Iran.

Pasca ultimatum Rusia kepada pemerintah Iran untuk mengeluarkan Morgan Shuster, pakar ekonomi Amerika di Iran, pemerintah Iran menerima ultimatum ini pada 28 Azar 1290 Hs. Penerimaan ultimatum dengan harapan Rusia mengakhiri arogansinya ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan agresi Rusia semakin luas.

Pada 29 Azar 1290 Hs, Rusia mulai menyerang Tabriz. Kota ini terlebih dahulu dipilih karena perlawanan gigih rakyat Tabriz menentang anasir dalam negeri yang berafiliasi ke Rusia, termasuk Mohammad Ali Shah. Kota Tabriz diserang pada dini hari oleh pasukan Rusia. Dengan alasan penghinaan penjaga pos militer Tabriz terhadap seorang petugas Rusia, pasukan Rusia mulai melakukan pembantaian warga Tabriz dan berhasil menguasai tempat-tempat strategis. Setelah itu mereka mulai menjarah harta warga dan setiap upaya melawan ditumpas dengan keji. Tentara Rusia melanjutkan aksi kejahatannya di hari-hari selanjutnya. Pada 10 Dey 1290 Hs, mereka menggantung Tsiqatul Islam Tabrizi, ulama besar Tabriz.

Bersamaan dengan serangan yang dilakukan di Tabriz, pasukan Rusia juga menyerang Gilan dan melakukan kejahatan yang sama. Setiap orang yang dicurigai pasti dibunuh dan mereka tidak segan-segan melakukan kejahatan. Tapi berdasarkan fatwa marji, rakyat patuh untuk tidak membeli produk-produk Rusia dan Inggris dan tetap mengobarkan perjuangan melawan pasukan Rusia.