NATO Sedang Menyulut Perang Dingin Baru, Ini Kata Pakar AS
(last modified Sat, 07 Jun 2025 05:09:41 GMT )
Jun 07, 2025 12:09 Asia/Jakarta
  • NATO Sedang Menyulut Perang Dingin Baru, Ini Kata Pakar AS

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menyetujui program persenjataan terbesarnya dalam beberapa dekade terakhir.

Tehran, Pars Today- Amerika Serikat telah memberi tahu negara-negara anggota NATO bahwa mereka tidak dapat mengandalkan Washington untuk pertahanan dan meminta supaya menyetujui prakarsa membelanjakan 5 persen dari produk domestik bruto mereka untuk pertahanan.

Aliansi militer NATO menyetujui program persenjataan kembali terbesar sejak Perang Dingin pada hari Kamis di Brussels, dengan dalih menghadapi ancaman Rusia.

Program tersebut menyerukan perluasan kemampuan pencegahan dan pertahanan NATO di tahun-tahun mendatang dan mencakup tujuan baru untuk kekuatan militer negara-negara anggota.

Berdasarkan tujuan-tujuan ini, setiap negara anggota tahu persis apa yang harus disediakannya untuk pertahanan dan pencegahan bersama. Keputusan itu dibuat pada hari Kamis, 5 Juni pada pertemuan menteri pertahanan NATO di Brussels.

Terkait hal ini, James Jatras, mantan penasihat Kongres AS dan pakar hubungan internasional serta urusan legislatif, meyakini NATO tidak punya rencana untuk mengakhiri konfrontasi dengan Rusia.

Jatras dalam sebuah wawancara mengatakan,“Mereka ingin situasi ini menjadi ciri permanen tatanan dunia. Mereka berupaya menghidupkan kembali Perang Dingin baru.”

Analis Amerika itu menegaskan bahwa negara-negara Barat tidak berminat menyelesaikan konflik Ukraina, dan tujuan mereka hanya untuk melemahkan Rusia.

Menurutnya, semakin banyak sanksi yang dijatuhkan Eropa terhadap Rusia, semakin banyak orang di negara-negara Eropa yang akan menjadi sandera para penguasa mereka saat ini.

Sebelumnya, Jacques Emile Claude Jean-François Ogar, pensiunan kolonel dan analis politik Prancis, juga mengatakan bahwa Kyiv dan para pendukungnya di NATO dan Uni Eropa, setelah tiga tahun upaya kolektif untuk melemahkan Rusia, harus mengakui kekalahan mereka dalam konflik Ukraina melawan Moskow.

Ia menegaskan bahwa Ukraina telah menjadi alat di tangan negara-negara Barat, dan situasi ini membawa rakyat negara ini pada konsekuensi yang membawa bencana.(PH)