Jan 23, 2019 13:55 Asia/Jakarta
  • Makanan khas Iran, Tachin.
    Makanan khas Iran, Tachin.

Safron sering dipakai sebagai bumbu untuk menambah kelezatan dan keharuman masakan. Rempah-rempah yang sangat mahal ini dijuluki sebagai emas merah. Safron yang juga dikenal sebagai bunga keselamatan dan raja rempah ini merupakan salah satu tanaman yang paling banyak tumbuh di wilayah Iran.

Budidaya tanaman ini kembali ke era Sebelum Masehi dan Iran dianggap sebagai penghasil safron terbaik karena kondisi ekologinya yang unik dengan curah hujan rendah dan memiliki empat musim.

Selain Iran, negara-negara lain seperti Italia, Spanyol, dan Yunani juga dikenal sebagai penghasil safron. Tetapi, Iran menghasilkan lebih dari 90 persen safron dari total produksi di seluruh dunia setiap tahunnya dan sebagian besar tanaman ini berasal dari Provinsi Khorasan di Iran Timur.

Setelah Iran, Cina, India, Singapura, Malaysia, Jepang, Taiwan, Perancis, Italia, dan Jerman juga juga tercatat sebagai produsen safron.

Safron sebenarnya adalah mahkota bunga yang berbentuk globular (seperti bawang) dan karena tumbuh di daerah gurun Iran, ia dikenal dengan emas merah atau emas gurun. Sekitar 150 bunga menghasilkan satu gram safron dan setiap 147.000 bunga menghasilkan 1 kilogram safron murni dan kering, yang sangat mahal.

Karena rasa, bau harum, dan warnanya, safron banyak dipakai untuk membuat produk-produk makanan, obat-obatan, dan bahan kimia. Ia terbilang mahal karena hanya bisa tumbuh dengan kondisi iklim khusus dan banyak negara tidak memiliki bonus geografi ini.

Di masa lalu, safron juga digunakan di berbagai industri. Misalnya untuk mewarnai kain sutra dan serat, permadani, membuat tinta dan kertas berwarna, dan sebagai bahan pewarna untuk produk kulit dan kain.

Safron Iran.

Dari senyawa kimia, safron mengandung 10 hingga 12 persen air, 5 hingga 7 persen mineral dan glukosa, 5 hingga 8 persen lemak, 12 hingga 13 persen protein dengan sedikit minyak esensial, yang menghasilkan aroma khas safron.

Safron juga dipakai secara luas di dunia farmasi dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Ia berfungsi untuk memperlancar pencernaan, memberi efek penenang pada sistem saraf, untuk obat tidur dan pengobatan insomnia yang disebabkan oleh kelelahan pikiran, mengangkat batu ginjal, dan memperkuat penglihatan dan jantung.

Berdasarkan hasil riset di berbagai negara, termasuk Organisasi Pangan dan Obat-obatan Amerika (FDA), safron diberi label sebagai obat pewarna alami dan layak dikonsumsi.

Di dunia kuliner, safron dipakai untuk memberi kelezatan makanan dan keharuman serta untuk mempercantik tampilan makanan. Safron banyak dipakai di dunia kuliner Iran dan menu-menu makanan Iran dengan aroma yang khas akan mengundang selera setiap mata yang memandang.

Safron Iran yang berkualitas tinggi diburu oleh para pelanggan dari negara-negara Eropa, Amerika, dan Arab. Pasar utama ekspor safron Iran adalah Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Kanada, India, Swiss, Jepang, Inggris, dan negara-negara Teluk Persia.

Perlu dicatat safron mudah rusak jika terpapar sinar matahari langsung, kelembaban, dan suhu panas yang tinggi dan ia bisa kehilangan khasiatnya. Oleh karena itu, safron harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindungi dari sinar matahari langsung dan lembab.

Memanen bunga Safran.

Tah-e Chin (Tahchin)

Salah satu makanan Iran yang banyak menggunakan safron adalah Tah-e Chin (Tahchin). Bahan utama Tahchin adalah beras, yogurt, dan safron. Pada dasarnya, ini adalah nasi empuk aromatik yang dilapisi dengan ayam atau daging yang dimasak.

Tahchin yang paling populer di kalangan orang Iran dibuat dengan ayam suwir dan jenis-jenis lain seperti daging sapi, bayam atau terong, tetapi tidak banyak dikenal. Kata Tah-e Chin secara harfiah berarti "bagian bawah" dan mengacu pada lapisan nasi yang di bagian bawah wajan atau kerak nasi yang renyah.

Untuk membuat 4-6 porsi Tahchin, dibutuhkan 2 1/2 gelas beras (untuk menghasilkan nasi basmati), 2 dada ayam tanpa kulit (atau daging), 3 butir kuning telur, 1 1/2 cangkir yogurt tawar, 1/2 sendok teh safron (dilarutkan dalam 3-4 sendok makan air panas), 1 bawang bombai (kupas dan iris tipis), sedikit kunyit, garam secukupnya, mentega atau minyak sayur, dan merica atau cabai.

Ayam/daging direbus bersama dengan bawang, tambahkan kunyit, 1/2 sendok teh garam sampai matang hingga menyisakan air satu gelas. Memilih potongan ayam/daging dengan tulang dan menyisakan sedikit air adalah cara memasak penuh aroma, di mana kaldunya bisa dipakai untuk mengukus nasi.

Tachin.

Suwir ayam/daging menjadi potongan-potongan kecil dan buang tulangnya, lalu biarkan sampai dingin. Kemudian didihkan 6 gelas air dalam panci besar dengan api sedang, tambahkan beras dan masak sekitar 8-10 menit atau sampai butiran beras lunak di ujungnya. Tuangkan air dingin di atasnya untuk membersihkan pati dan memisahkan butiran beras.

Tuangkan setengah air rendaman safron ke dalam mangkuk yogurt dengan sedikit garam, merica, bawang, kunyit, dan kuning telur. Aduk sampai rata dan kemudian tuangkan daging ayam/daging ke dalamnya. Adonan ini nantinya akan dipakai untuk membuat Tachin.

Dengan menggunakan wajan anti-lengket, tuangkan 3 sendok mentega atau minyak sayur dan kemudian aduk sampai menutupi seluruh permukaan wajan. Masukkan 2/3 beras ke dalam wajan, ratakan dengan sendok kayu, tambahkan potongan-potongan ayam/daging secara merata di atasnya dan tutup rapat.

Untuk membuat lapisan kedua, tuangkan sisa nasi di atas potongan ayam, ratakan bagian atasnya dengan bagian belakang sendok besar sambil menekan ke bawah. Tuangkan 2-3 sendok makan kaldu ayam atau air sisa rebusan daging, dan tambahkan adonan tadi untuk menutupi permukaan nasi.

Biarkan api dalam kondisi sedang. Ketika uang mulai muncul, kecilkan api, tutup dan masak selama satu jam sampai terbentuk kerak dan menyebarkan bau sedap. Tahchin yang lezat siap dihidangkan dan selamat mencoba. (RM)