Feb 13, 2019 10:53 Asia/Jakarta
  • 13 Februari 2019.
    13 Februari 2019.

Hari ini, Rabu 13 Februari 2019 bertepatan dengan 7 Jumadil Tsani 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 24 Bahman 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

Ainul Qudhaat Hamedani Gugur Syahid

915 tahun yang lalu, tanggal 7 Jumadil Tsani 525 HQ, Ainul Qudhaat Hamedani, seorang ulama besar asal Hamedan Iran, digantung oleh rezim yang berkuasa saat itu, sehingga gugur syahid.

 

Ainul Qudhaat Hamedani yang dikenal pula dengan julukan Abul Fudhail, dilahirkan pada tahun 492 Hijriah dan sepanjang hidupnya, beliau tidak pernah ragu-ragu dalam menyampaikan kebenaran Islam. Akibat sikapnya tersebut pula, Ainul Qudhaat Hamedani ditangkap oleh pemerintah dan dipenjarakan di Bagdad, Irak.

 

Namun kemudian, beliau dipulangkan ke kota Hamedan dan kemudian dihukum gantung di samping madrasahnya sendiri. Ainul Qudhaat Hamedani meninggalkan beberapa karya penulisan di antaranya berjudul Tamhidaat dan Haqaiqul Quran.

Ainul Qudhaat Hamedani.

English Declaration of Rights Disepakati

330 tahun yang lalu, tanggal 13 Februari tahun 1689, dalam upacara pengangkatan Raja William III dan Ratu Mary di Inggris, Parlemen Inggris membacakan Deklarasi Hak-Hak Inggris.

 

Raja William III dan Ratu Mary dalam sumpah pengangkatan mereka menyatakan menerima dan akan mematuhi isi deklarasi tersebut. Deklarasi Hak-Hak Inggris yang disusun oleh parlemen Inggris itu, mengakhiri masa pengkultusan raja Inggris.

Deklarasi ini dimaksudkan untuk mengontrol kekuasaan raja Inggris dan melarang raja untuk membubarkan parlemen atau membatalkan hukum yang telah ditetapkan parlemen sekehendak hatinya. Selain itu, hak raja untuk menarik pajak dari Parlemen juga dibatasi melalui deklarasi ini. Deklarasi Hak-Hak Inggris ini masih terus dijalankan hingga sekarang, sehingga Raja Inggris kini hanyalah berperan sebagai penguasa simbolik dan kekuasaan pemerintahan berada di tangan Perdana Menteri.

 

Ayatullah Sheikh Salman Khaqani Wafat

 

31 tahun yang lalu, tanggal 24 Bahman 1366 HS, Ayatullah Sheikh Salman Khaqani meninggal dunia dalam usia 76 tahun di kota Qom dan dimakamkan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah.

 

Ayatullah Sheikh Salman Khaqani lahir pada 1293 Hs di sebuah kota di selatan Irak. Setelah melewati masa kanak-kanaknya, pada usia 13 tahun beliau pergi ke Najaf al-Asyraf dan belajar kepada guru-guru besar seperti Muhammad Jawad al-Balaghi, Muhammad Ali Kazhemaini, Mirza Bagher Zanjani dan Sayid Abul Qasim al-Khui.

 

Pasca wafatnya ayah beliau, Ayatullah Khaqani yang waktu itu berusia 43 tahun akhirnya memilih kembali ke kota aslinya Khorramshahr. Selama tiga dekade hidup di kota ini, beliau menuntun masyarakat dalam urusan agama.

 

Ketika Irak menyerang Iran, terutama kota Khorramshar, rumah beliau menjadi tempat berlindung masyarakat, sampai menjadi sasaran mortir musuh, sehingga terpaksa meninggalkan rumah dan kota tersebut menuju Qom. Dalam agresi rezim Baath, rumah, masjid dan perpustakaan Ayatullah Khaqani mengalami rusak parah.

Tags