Berkah Revolusi Islam (3)
-
Imam Khomeini dan Ayatullah Khamenei
Manajemen jihad berasal dari kata berbahasa Arab "Jihad" yang berarti kerja keras mengerahkan segenap kekuatan. Jenis manajemen ini tidak hanya bersandar pada ilmu pengetahuan manusia, tetapi juga mengandung aspek spiritual di dalamnya. Tujuan besar dan utamanya adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah swt.

Revolusi Islam Iran melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama kalangan muda yang setia dan revolusioner. Setelah kemenangan besar ini, orang-orang muda dengan cepat memasuki berbagai bidang, khususnya dalam pembangunan daerah-daerah tertinggal, sehingga dengan dengan kerja keras terus-menerus dan tanpa kepentingan material, mereka membantu sebangsanya yang kekurangan menuju perbaikan dan kesejahteraan.
Setelah kemenangan Revolusi Islam, para pemuda revolusioner meningkatkan perannya di bidang sains dan teknologi. Ketika perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran dimulai, para pemuda yang setia dan revolusioner mempertahankan tanah air dan identitas keagamaan mereka selama perang delapan tahun. Mereka menunjukkan kepada dunia bagaimana hidup dengan ketawakalan kepada Tuhan dapat melawan sanksi musuh yang keras dan kejam.
Imam Khomeini, pendiri Revolusi Islam Iran, menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap pada pemuda yang menjadikan para pemuda beraksi membela bangsa dan negaranya, serta mengisi pembangunan di berbagai bidang.
Di puncak sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya, Imam Khomeini menebar benih "Kita Bisa" yang disemai dalam kehidupan masyarakat Iran, terutama generasi mudanya. Dengan spirit tersebut, mereka mengelola kemampuan terbaiknya dalam perang delapan tahun menghadapi agresor rezim Baath, dan dengan semangat itu pula mereka berjihad memasuki arena pembangunan pasca perang tersebut.
Sebagaimana Imam Khomeini, Ayatullah Khamenei selaku penerusnya memiliki kepercayaan yang besar terhadap generasi muda. Dalam pernyataannya mengenai "Langkah Kedua Revolusi," Rahbar menempatkan para pemuda sebagai fokusnya. Beliau percaya bahwa kemajuan dan perkembangan Iran tergantung kepada upaya, kerja keras, dan ketekunan para pemudanya.
Di salah satu pidatonya mengenai generasi muda, Ayatullah Khamenei berkata, "Saya selalu bersyukur ketika berada di antara orang-orang muda, terutama di tengah para pemuda teladan. Ma bikum min nikmatihi faminallah, sesungguhnya seluruh karunia berasal dari Allah (Al-Qurat surat Nahl ayat 53). Kalian adalah berkat Tuhan bagi kami; karunia ilahi sebagai berkah untuk negara ini. "
Ayatullah Khamenei melihat kesempatan yang diberikan kepada generasi muda untuk mengelola negara berdasarkan slogan "Kita Bisa" sebagai ciri khas Revolusi Islam. Mengenai hal ini, Rahbar berkata: "(Revolusi Islam) mengarahkan para pemuda memasuki arena utama yang menyampaikan spirit "Kita Bisa"di tengah sanksi musuh, dan kemandirian dengan kekuatan dalam negeri, dan ini adalah sumber berkah besar, ".
Di mata Rahbar, Iran adalah negara yang memberikan perhatian sangat besar kepada generasi muda, dengan para cendikianya, dan itu adalah salah satu kehormatan besar Republik Islam Iran yang telah membawa para pemuda memasuki berbagai bidang. Tentu saja masih banyak potensi yang belum dioptimalkan darii generasi muda di berbagai tingkatan dan bidang yang beraneka ragam, oleh karena itu diperlukan lebih besar untuk mendukung peran aktif generasi muda kreatif dan inovatif.
Kemenangan Revolusi Islam telah mendorong manajemen jihad diperkenalkan sebagai model lain dari manajemen. Arti manajemen jihad dapat digali dari kata-kata pemimpin Revolusi Islam, yang menyatakan, "Jika manajemen jihad, atau kerja dan usaha, yang didominasi niat tulus karena Allah serta berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, maka masalah-masalah negara ... dapat diselesaikan dan negara bergerak maju ke depan, ".
Manajemen jihad berasal dari kata berbahasa Arab "Jihad" yang berarti kerja keras mengerahkan segenap kekuatan. Jenis manajemen ini tidak hanya bersandar pada ilmu pengetahuan manusia, tetapi juga mengandung aspek spiritual di dalamnya. Tujuan besar dan utamanya adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah swt.
Sistem manajemen jihad menjadikan ajaran Islam sebagai strategi bagi kehidupan yang diinginkan. Tujuan dari sistem manajemen ini adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama seperti moralitas, pengabdian, pengorbanan, tidak mementingkan diri sendiri dan nilai lainnya dalam masyarakat. Manajemen jihad bertentangan dengan konsumerisme, kesombongan, kelemahan, kemalasan, kelesuan, dan penyimpangan dari jalur idealisme. Sedangkan dalam praktik manajemen lain yang merupakan produk dari budaya Kapitalisme, justru mendorong masyarakat konsumtif, menyebarkan ketidakadilan, hedonisme, dan pengalihan dari cita-cita luhur manusia.
Para pemuda revolusioner dan bertakwa berada di garda depan dalam menghadapi sanksi tidak manusiawi Barat dan sekutunya terhadap Iran, dengan mengusung prinsip "Kita Bisa", mengandalkan kapasitas domestik dan ketekunan tinggi demi mengusung bendera Iran di berbagai bidang. Ayatullah Khamenei menekankan dalam pernyataan "Langkah Kedua Revolusi" bahwa administrasi jihad dan keyakinan terhadap prinsip "Kita Bisa" adalah penyebab kemajuan Iran di semua lini.

Rahbar dalam pernyataannya baru-baru ini mengenai berkah Revolusi Islam menekankan supaya spirit "Kita Bisa" ditingkatkan yang akan membawa banyak kebaikan. Beliau percaya bahwa munculnya revolusi berbasis agama ini membawa kemandirian dalam masalah keamanan dalam negeri yang akan mengarahkan pada kemajuan bangsa dan negara. Selain itu, akan mendorong penguatan integritas teritorial dan perlindungan perbatasan, yang menjadi target ancaman serius musuh.
Kini, Iran tidak hanya memiliki keamanan dan stabilitas yang signifikan, tetapi juga telah menjadi sumber stabilitas Timur Tengah. Kekuatan Iran ini diakui oleh musuh. Masalah terorisme seperti Daesh yang tumbuh pesat sebagai tumor kanker yang membahayakan Timur Tengah dan dunia berhasil ditangkal berkat peran aktif para pejuang Iran yang membantu berbagai negara kawasan seperti Irak dan Suriah.
Mengenai berkah lain dari Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei berkata, "(mengandalkan kekuatan domestik) sebagai motor kemajuan bangsa dan negara di bidang sains dan teknologi, dan pembangunan infrastruktur, dan ekonomi yang semakin luas; ribuan perusahaan berbasis pengetahuan, ribuan proyek infrastruktur penting untuk negara di bidang transportasi, industri, listrik, pertambangan, kesehatan, pertanian, perairan dan lainnya; jutaan lulusan pendidikan tinggi maupun yang masih menuntut ilmu sebagai mahasiswa di berbagai universitas, ribuan pusat akademik di seluruh negeri; puluhan proyek besar seperti siklus bahan bakar nuklir, sel induk, nano teknologi, bioteknologi, dan lainnya dengan peringkat tinggi di dunia; ekspor non-minyak enam puluh kali lebih besar, hampir sepuluh kali lipat ukuran unit industri dari sisi kualitas, konversi industri dari perakitan menjadi teknologi dalam negeri, keunggulan nyata dalam berbagai disiplin ilmu teknis seperti industri pertahanan, kemajuan di bidang yang penting dan sensitif seperti medis, dan kedudukan tinggi di berbagai bidang sebagai model kemajuan; semua ini merupakan hasil dari spirit yang dihadiahkan revolusi bagi bangsa dan negara. Produksi sains dan teknologi di era sebelum revolusi Islam mendekati nol, kecuali dalam perakitan dan tidak memiliki keahlian selain menerjemahkan saja".

Ayatullah Khamenei dalam pernyataannya mengenai "Langkah Kedua Revolusi" menyinggung peningkatan peningkatan wawasan politik rakyat berkat Revolusi Islam dan partisipasi mereka dalam pertahanan negara. Dalam pandangan Rahbar, kejayaan Revolusi Islam salah satunya disebabakan tingginya wawasan politik rakyat dalam masalah domestik dan isu-isu internasional. Ayatullah Khamenei berkata, "Analisis politik dan pemahaman terhadap isu-isu internasional tentang masalah-masalah seperti kejahatan Barat, terutama AS; masalah Palestina dan penderitaan historis rakyatnya; masalah perangan dan serta campur tangan kekuatan pengganggu dalam urusan negara, dan masalah lainnya yang berada dalam monopoli lapisan tertentu, dan pengasingan diri atas nama intelektual; sebab cendekia harus berperan aktif di semua lini dalam kehidupan masyarakat, bahkan bahasanya bisa dipahami oleh remaja dan anak-anak."
Pemimpin Besar Revolusi Islam memandang puncak partisipasi rakyat dalam masalah politik seperti pemilihan umum, menghadapi fitnah di dalam negeri, partisipasi di panggung nasional; semua itu merupakan berkah Revolusi Islam dan tingginya wawasan politik rakyat Iran. Ayatullah Khamenei percaya bahwa semangat jihad semakin kuat terhunjam di tengah masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, dari kegiatan amal hingga mengisi pembangunan dan meningkatkan kemajuan di berbagai lini. Kini, setelah empat puluh tahun Revolusi Islam, masyarakat Iran masih antusias untuk terlibat dalam berbagai pelayanan sosial, termasuk dalam penanganan bencana alam dan kiprah sosial lainnya.(PH)