Lintasan Sejarah 7 Februari 2016
Hari ini, Selasa tanggal 7 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 27 Rabiul Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 18 Bahman 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Gerakan Revolusi Konstitusional Disepakati
110 tahun yang lalu, tanggal 27 Rabiul Tsani tahun 1327 Hq, Muhammad Ali Shah, Raja Iran dari dinasti Qajar menyetujui pemberlakuan Konstitusional baru yang membatasi kekuasaan raja dan keluarganya.
Keputusan ini menandai kekalahan raja dalam menghadapi gerakan rakyat yang menuntut pembatasan wewenang raja yang lazim disebut gerakan Revolusi Konstitusional.
Wafatnya Ayatullah Sayid Hibatuddin Hairi Huseini Syahrastani
49 tahun yang lalu, tanggal 18 Bahman 1345 Hs, Ayatullah Sayid Hibatuddin Hairi Hosseini Shahrastani meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Beliau dimakamkan di komplek suci Kazhimain, Irak.
Sayid Muhammad Husein yang lebih dikenal dengan Hairi Huseini Syahrastani lahir di kota Samara pada 1262 Hs. Setelah menyelasaikan pendidikan awal hauzah, beliau belajar kepada Ayatullah Akhond Khorasani, Sayid Kazhim Yazdi dan Syeikh al-Syariah Isfahani hingga mencapai derajat keilmuan yang tinggi.
Pasca kemerdekaan Irak dari penjajahan Inggris, Ayatullah Syahrastani diangkat menjadi Menteri Ma'arif Irak dan sejak itu beliau mulai mereformasi urusan agama dan melindungi pelajar agama, sehingga beliau akhirnya diangkat menjadi Ketua Dewan Tinggi Irak.
Selama beberapa tahun Ayatullah Syahrastani menjadi anggota Parlemen Irak dan setelah itu beliau mengkhususkan waktunya untuk menulis buku dan membela Islam dari musuh-musuh. Beliau juga punya hubungan yang dekat dengan para cendikiawan dunia Islam untuk menyadarkan dunia Islam dan berusaha keras untuk mendidik semangat persatuan dan kebangkitan umat Islam.
Beliau meninggalkan banyak karya ilmiah seperti Feidh al-Bari, al-Syariah al-Thabi'ah dan al-Dalail wa al-Masail.
Ayatullah Al-Udzma Haj Sayid Ahmad Khansari Wafat
32 tahun yang lalu, tanggal 27 Rabiul Tsani 1405 Hq, Ayatullah al-Udzma Haj Sayid Ahmad Khansari meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Jenazah beliau dibawa dari Tehran dan dimakamkan di kota Qom di lokasi makam suci Sayidah Maksumah.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ahmad Khansari lahir di kota Khansar pada 1309 Hq. Pada usia tiga tahun ia telah kehilangan ayahnya dan saudaranya yang menggantikan tanggung jawab ayahnya. Setelah mempelajari ilmu-ilmu pengantar agama di tempat kelahirannya, ia pergi ke Isfahan untuk melanjutkan pendidikannya dan setelah itu pergi ke Najaf al-Asyraf, Irak.
Selama di hauzah ilmiah Najaf, ia belajar kepada guru-guru besar di sana seperti Ayatullah Akhond Khorasani, Sayid Mohammad Kazem Yazdi, Mirza Naini dan Agha Dhiya ad-Din al-Iraqi. Bertahun-tahun menimba ilmu membuatnya mencapai derajat ijtihad.
Ayatullah Khansari pada 1330 Hq kembali ke Iran dan ikut belajar kepada Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi di kota Arak. Setelah dibangunnya hauzah ilmiah Qom, Ayatullah Khansari mengajar di sana, tapi atas perintah Ayatullah Boroujerdi, ia akhirnya pergi ke Tehran dan di mengajar di masjid Sayid Azizollah, mengimami shalat jamaah di sana dan melakukan aktivitas politik.
Ayatullah Khansari begitu dikenal akan zuhud dan ketakwaannya. Kehadirannya bersama Imam Khomeini ra mampu memperkokoh kebangkitan rakyat Iran.
Hossein Hazin Boroujerdi, Penyair Iran Wafat
20 tahun yang lalu, tanggal 18 Bahman 1374 Hs, Hossein Hazin Boroujerdi meninggal dunia dalam usia 87 tahun.
Profesor Hazin pada 1277 Hs lahir ke dunia di kota Boroujerd. Ia berkali-kali melakukan ziarah ke makam Imam Ali dan Imam Husein as dengan berjalan kaki. Ia terkenal dengan bait-bait puisinya tentang para Imam as.
Berkali-kali ia membacakan puisinya di hadapan Ayatullah al-Udzma Boroujerdi, bahkan beliau sangat mendorongnya untuk terus berkarya.
Altivitas terpentingnya selain menciptakan bait-bait puisi adalah mengumpulkan sejarah kehidupan tokoh dan penyair Boroujerd. Ia meninggal sejumlah karya seperti Souz va Godaz, Divan Ghazaliyat, Saghinameh dan lain-lain.
Husain bin Thalal Meninggal
17 tahun yang lalu, tanggal 7 Februari tahun 1999, Husain bin Thalal, Raja Yordania, meninggal dunia akibat kanker. Dia dilahirkan pada tahun 1935 dan menyelesaikan pendidikan di akademi militer Inggris. Raja Husain naik tahta pada usia tujuh belas tahun setelah ayahnya, Raja Thalal, pada tahun 1952 dinyatakan tidak mampu memerintah akibat penyakit yang dideritanya.
Selama masa pemerintahannya, Raja Husain mengalami berbagai upaya kudeta dan teror, di antaranya invasi dan pendudukan rezim Zionis atas kawasan Tepi Barat Sungai Yordan. Salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Husain adalah tragedi September Hitam. Saat itu, pada bulan September 1970, Raja Husain yang mengkhawatirkan terganggunya kestabilan Yordania, memerintahkan pasukannya untuk melakukan represi terhadap para pengungsi Palestina yang berada di Yordania, yang berakhir dengan pembunuhan massal terhadap sekitar 15.000 warga Palestina.
Raja Husain merupakan pendukung utama rencana AS untuk menjalin "perdamaian" antara Arab dan rezim Zionis. Pada tahun 1994, ia menandatangani perjanjian damai dengan rezim Zionis. Sepeninggal Raja Husain, tahta kerajaan diduduki oleh putranya, Raja Abdullah, yang beribukan seorang perempuan asal Inggris.