Aug 03, 2019 15:36 Asia/Jakarta
  • Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (104)

Para peneliti asal Swiss bekerjasama dengan seorang ilmuwan keturunan Iran, menemukan sejenis hydrogel yang memiliki tingkat Adhesi tinggi, dan sangat bermanfaat untuk menyembuhkan cedera tulang rawan serta meniskus.

Para peneliti berharap seiring dengan kemajuan teknologi hydrogel, mereka dapat menyembuhkan cedera pada jantung, mengembangkan jaringan otak atau menghentikan segera pendarahan pada luka.

Dalam hal ini, para peneliti Swiss bekerjasama dengan seorang ilmuwan keturunan Iran, Dr. Peyman Karami menemukan sebuah teknik hydrogel yang memiliki karakteristik Adhesi yang sangat tinggi. Kekhususan ini sangat berguna terutama untuk menyembuhkan cedera tulang rawan dan meniskus lutut.

Tulang rawan dan meniskus, berbeda dengan jaringan tubuh manusia lainnya, memiliki cadangan darah yang terbatas, oleh karena itu saat mengalami cedera, ia tidak bisa menyembuhkan diri sendiri.

Para ilmuwan hingga kini menyembuhkan daerah-daerah yang cedera dengan cara menyuntikkan hydrogel dengan berbagai jenis obat, namun karena aktivitas mekanik alami tubuh manusia, cairan ini akan hilang. Para peneliti di Swiss Federal Institute of Technology Lausanne, EPFL percaya bahwa senyawa baru ini dapat menyembuhkan jaringan tulang rawan dan meniskus yang cedera.

Teknik hyedrogel yang mereka ciptakan terdiri dari 90 persen air, dan meliputi sebuah jaringan Ethylene glycol dimethylacrylate (EGDMA) yang terhubung dengan Alginat dengan selulosa yang sudah diperkuat melalui proses Nanofibrils.

Struktur yang dihasilkan memiliki tingkat Adhesi 10 kali lebih kuat dari perekat biologis lainnya, karena memiliki prosentase air yang tinggi, dan daya tahannya mirip dengan jaringan biologis tubuh manusia.

Menurut peneliti senior dalam proyek ini, struktur jaringan energi mekanik yang masuk disebarkan ke seluruh hydrogel, maka dari itu ketika senyawa tersebut ditekan atau ditarik, kemampuan Adhesinya meningkat.

Seorang peneliti keturunan Iran bersama timnya menemukan sebuah sensor biologi yang dapat menganalisa sampel laboratorium pasien untuk mengetahui keberadaan bakteri berbahaya, dalam waktu yang sangat cepat.

Dewasa ini, untuk mendeteksi bakteri berbahaya dalam sampel biologi pasien, membutuhkan waktu antara 2-5 hari, sehingga membuka kemungkinan semakin parahnya infeksi pada tubuh pasien.

Oleh karena itu, seorang asisten profesor keturunan Iran di British Columbia University, Kanada bersama timnya dengan kerja sama Universitas Calgary, menciptakan sebuah sensor biologi yang dapat menganalisa sampel dalam waktu cepat di lokasi.

Saat ini, sampel awal sensor tersebut dibuat dalam ukuran kecil dan dengan harga terjangkau. Alat ini menghantarkan gelombang sinyal Microwave 2,5 gigabyte ke sampel cairan biologi.

teknologi kedokteran Iran

Pada rentang resonansi dan frekuensi sinyal, sensor ini dapat mendeteksi berbagai jenis bakteri dan menentukan tingkat kepekatan sampel tersebut. Alat sensor ini diujicobakan pada sampel-sampel cair dengan tingkat kepekatan berbeda Escherichia coli (E.coli), dan dapat membaca dengan akurat tingkat bakteri dan hampir dilakukan secara langsung dalam waktu yang sangat cepat. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Nature Scientific Reports.

Dalam beberapa dekade terakhir, manfaat berbagai jenis logam dan logam paduan (alloy) sudah terbukti pada industri pembuatan implan tulang. Meskipun begitu, penelitian terhadap logam paduan baru dengan maksud untuk optimalisasi lebih besar, terus dilakukan.

Para peneliti Universitas Shahid Chamran, Ahvaz, Iran, Universitas Azad Eslami Shushtar dan Universitas Malek Ashtar Tehran, berhasil mengoperasikan secara efektif pelapis (coating) bioaktif pada sebuah logam paduan nikel-titanium. Operasionalisasi pelapis ini menyebabkan kegunaan biologis logam paduan ini semakin baik.

Menurut para peneliti, logam-logam panduan yang memiliki pelindung nikel-titanium dikarenakan punya sejumlah karakteristik khusus termasuk perilaku mekanik logam mirip dengan jaringan tulang, ia punya manfaat luas di bidang pembuatan implan ortopedi dan gigi, juga tulang sendi buatan.

Meski demikian, karakteristik-karakteristik positif ini tidak bisa menutupi masalah besar yang dimiliki logam panduan tersebut yaitu keberadaan dan terlepasnya ion beracun nikel.

Nikel selain menimbulkan alergi pada tubuh, juga bisa mengurangi tingkat proliferasi sel tulang, dan akibatnya menurunkan dengan cepat proses pemulihan tulang.

Para peneliti meyakini, dengan mengoperasikan sebuah nanoclays bioaktif pada logam panduan nikel-titanium, mereka selain berhasil menurunkan tingkat pelepasan nikel di tubuh, dan meningkatkan usia implan tulang, juga memperbaiki karakteristik permukaan logam panduan. Hasil penelitian tersebut dimuat dalam jurnal ilmiah, Ceramics International pada tahun 2018.

Para pakar astronomi menemukan air di salah satu atmosfir planet yang berjarak 179 tahun cahaya. Para astronom menggunakan teknologi canggih Observatorium Keck untuk menemukan eksoplanet atau planet di luar tata surya ini.

Pada tahun 2008, para ilmuwan mengumumkan bahwa mereka telah mengamati secara langsung tiga exoplanet di sekitar bintang - HR 8799b, c, dan d - menggunakan teleskop Keck dan Gemini. Kemudian pada tahun 2010 mereka mengumumkan penemuan planet keempat, HR 8799 e.

Pengumuman terbaru ini dibangun di atas karya sebelumnya dari tahun 2008, dan para astronom dalam penelitian ini menyebut pengumuman terbaru sebagai 'batu loncatan' dalam perjalanan menuju gambar exoplanet yang lebih baik.

Pengamatan baru adalah HR 8799 c, pertama kali diamati pada tahun 2008. Ini adalah planet gas raksasa muda sekitar 7 kali massa Jupiter yang mengorbit pada bintangnya setiap 200 tahun. Observasi langsung yang baru ini mengonfirmasi keberadaan air di atmosfer, dan mengkonfirmasi kekurangan metana.

Seorang peneliti asal Malaysia, Kasun Karunanayaka bersama timnya di Imagineering Institut sedang berkesperimen untuk menghadirkan aroma digital melalui internet. Mereka mencari cara supaya internet ataupun gadget bisa mengeluarkan aroma. Karunanayaka juga ingin menghadirkan nilai scentimental hanya dengan menggunakan aliran listrik.

Para partisipan uji coba itu bakal menggambarkan aroma dengan harum atau kimia. Beberapa bahkan bisa mendeteksi bau buah-buahan, kayu-kayuan ataupun mint. Tim peneliti mengaku masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Menurut mereka, penelitian ini merupakan tahap awal, nantinya mencium bau konten lewat layar ponsel bakal jadi hal yang umum.[]