Lintasan Sejarah 13 Desember 2019
Zainul Islam Meninggal Dunia
976 tahun yang lalu, tanggal 16 Rabiul Tsani 465 HQ, Syeikh Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin Qusyairi, lebih dikenal dengan nama Zainul Islam atau Syaikhul Islam, seorang ulama Islam meninggal dunia di kota Neishabur, timur laut Iran.
Semasa hidupnya Zainul Islam dikenal memiliki pengetahuan yang sangat luas dan mendalam di bidang fiqih, teologi, tafsir, dan hadis.
Di kawasan Khorasan, Zainul Islam memiliki murid yang sangat banyak. Di antara karya tulis beliau yang hingga kini bisa dibaca adalah sebuah kitab tentang Irfan dan tafsir al-Quran berjudul "Risalah Qusyairiah".
Hijrah Sugra, Hijrah Ulama Tehran ke Rey
114 tahun yang lalu, tanggal 22 Azar 1284 HS, para ulama Tehran melakukan hijrah ke kota Rey yang dikenal dengan Hijrah Sugra.
Akibat meluasnya kezaliman, kefasadan dan kematian di akhir kekuasaan Mozaffaruddin Shah Qajar, ulama Tehran yang paling tersiksa dengan kondisi ini melakukan protes dan upaya memperbaiki kondisi yang ada serta menekan pemerintah dengan berhijrah dari Tehran ke komplek makam suci Hazrat Abdul Azhim di kota Rey.
Hijrah ulama Tehran ini dilakukan pada 22 Azar 1284 HS (13 Desember 1905) yang kemudian dikenal dengan istilah Hijrah Sugra yang pada tahap awal dilakukan oleh 2 ribu ulama. Setelah berlalu beberapa hari ribuan ulama lainnya bergabung dengan rombongan pertama hingga jumlah mereka melebihi 10 ribu ulama.
Para orator dan ulama ketika menyampaikan ceramahnya menyebutkan kezaliman yang dilakukan oleh pemerintah Ain ad-Dowleh, Perdana Menteri waktu itu dan menuntut terbentuknya lembaga peradilan.
Mozaffaruddin Shah Qajar menyaksikan kenyataan ini tampil untuk mencari solusi atas kondisi buruk menerima tuntutan para ulama dengan membentuk lembaga peradilan di setiap kota Tehran, penerapan undang-undang Islam di seluruh negeri dan pemberhentian kepala bea cukai Iran yang berkewarganegaraan Belgia serta memberhentikan Ala Dowleh, Gubernur Tehran.
Akhirnya aksi protes itu berakhir pada 22 Dey 1284 HS (12 Januari 1906) dan berlanjutnya perjuangan oleh ulama dan rakyat, Mozaffuruddin Shah terpaksa mendandatangani perintah Konstitusi pada tanggal 14 Mordad 1285 Hs (5 Agustus 1906).
Negosiasi Damai Vietnam Gagal
47 tahun yang lalu, tanggal 13 Desember 1972, negosiasi perdamaian Vietnam di Paris gagal setelah pertemuan selama 6 jam antara negosiator Vietnam Utara, Le Duc Tho dan Penasihat Keamanan Nasional Amerika, Henry Kissinger.
Dalam perundingan itu, negosiator Vietnam Utara menuntut pembubaran pemerintahan Vietnam Utara menuntut pembubaran pemerintahan Vietnam Selatan dan instalasi pemerintahan koalisi. Pihak Amerika menolak untuk mempertimbangkan tuntutan Vietnam Utara dan tetap mendukung Presiden Thien.
Di saat yang sama, Vietnam Selatan membuat tuntutan sendiri. Presiden Thien meminta Vietnam Utara mengakui Saigon bagian dari Vietnam Selatan, yang berarti keberadaan 100 ribu tentara Vietnam Utara di daerah selatan ilegal. Pihak Vietnam Utara menolak tuntutan Vietnam Selatan. Mereka tidak mengakui pemerintahan Thien dan tidak akan menarik pasukan mereka. Mereka kemudian melakukan walk out dalam perundingan di Paris itu.