May 01, 2016 09:35 Asia/Jakarta

Hari ini, Sabtu tanggal 30 April 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 22 Rajab 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 11 Ordibehesht 1395 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.

Carl Friedrich Gauss Lahir

239 tahun yang lalu, tanggal 30 April tahun 1777, Carl Friedrich Gauss, seorang matematikawan besar asal Jerman, terlahir ke dunia. Perhatian utama Gauss adalah di bidang angka dan dia menulis buku modern pertama tentang teori angka. Pada tahun 1807, Gauss menjadi profesor dan direktur dari sebuah observatorium di Gottingen.

 

Pada tahun 1821, ia ditunjuk untuk mengepalai survey trigonometri di Hanover dan ketika itulah ia berhasil menciptakan heliograph atau alat pengirim pesan dengan menggunakan cermin dan cahaya. Gauss juga berhasil menemukan teori induksi magnetik sehingga satuan untuk induksi magnetik itu diberi nama Gauss.

 

Carl Gauss dianggap sebagai salah satu dari tiga matematikawan terbesar dunia, selain Archimedes dan Newton.

Syeikh Jakfar Kasyif Al-Ghita Wafat

 

209 tahun yang lalu, tanggal 22 Rajab 1228 Hq, Syeikh Jakfar Kasyif al-Ghita meninggal dunia dalam usia 74 tahun.

Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita lahir di kota Najaf pada 1154 Hq dan sejak kecil beliau telah mempelajari ilmu-ilmu agama.

Pada awalnya, beliau mempelajari ilmu-ilmu pengantar kepada ayahnya sendiri dan setelah itu belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Muhammad Mahdi Qaunawi, Muhammad Baqir Wahid Bahbahani dan Sayid Mahdi Bahr al-Ulum.

 

Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita kemudian menyibukkan diri dengan menulis dan mengajar yang kemudian melahirkan banyak karya dan murid. Satu dari upaya beliau adalah menghadapi aliran Akhbari yang sangat mementingkan hadis dan berhasil memadamkan fitnah ini.

 

Mulla Ali Nuri Meninggal Dunia

 

191 tahun yang lalu, tanggal 22 Rajab 1246, Mulla Ali Nuri, ulama dan ahli hikmah terkemuka Iran, meninggal dunia dan dikebumikan di komplek makam suci Imam Ali as di Najaf al-Asyraf.

Mulla Ali Jamsyid yang lebih dikenal dengan Mulla Nuri belajar kepada guru-guru besar seperti Mohammad Bidabadi. Setelah itu beliau aktif mengajar dan mendirikan Hauzah Filsafat.

Selain menagajar, ia juga meneruskan penelitian dan penelaahannya di bidang Hikmah Muta’aliyah, sehingga sebagian filsuf menilainya sangat dekat dengan posisi Sadr al-Mutallihin.

Beliau banyak menulis karya ilmiah seperti Catatan Pinggir Asfar Arba’ah dan sebuah risalah terkenalnya bernama “Risalah Wahdatul Wujud".

Nasser al-Din Shah Qajar Dibunuh Mirza Reza Kermani

120 tahun yang lalu, tanggal 11 Ordibehesht 1275 Hs, Naser al-Din Shah Qajar dibunuh oleh Mirza Reza Kermani.

Sejak awal bulan Dzulqadah 1313 Hq yang bertepatan dengan bulan Ordibehesht 1275 Hs, Naser al-Din Shah Qajar mempersiapkan peringatan 50 tahun ia memerintah. Rencananya, acara peringatan ini akan diselenggarakan selama seminggu. Sekaitan dengan acara ini, dini hari 11 Ordibehesht 1275 Hs, sehari sebelum hari penyelenggaraan acara, Naser al-Din Shah pergi kota Rey untuk berziarah ke makam Sheikh Abdol Azim.

Selama di komplek suci itu, tiba-tiba terdengar suara letusan senapan memecahkan keheningan dan ternyata dengan tiga peluru, Mirza Reza Kermani, pengikut Sayid Jamaluddin al-Afghani berhasil menewaskan Nasser al-Din Shah. Karena tewas di sana, Naser al-Din Shah dikuburkan juga di komplek tersebut

Di era pemerintahannya, ia melakukan sejumlah kesalahan fatal. Di antaranya membunuh Amir Kabir, dan memberikan serangkaian hak konsesi kepada pihak asing dengan imbalan pembayaran besar yang masuk ke kantong pribadi.

Pada tahun 1890, ia membuat kesalahan yang lebih besar dalam pemberian konsesi selama 50 tahun yang menyangkut pembelian, penjualan, dan pengolahan tembakau di semua negara. Naser al-Din juga mencoba membatalkan fatwa boikot tembakau Ayatullah Mirza Shirazi, yang dianggap oleh banyak ahli sebagai akar nasionalisme Iran modern.

Selain itu, di masa pemerintahan Naser al-Din, sejumlah wilayah seperti Herat, sekitar wilayah sungai Jeihoun, dan bagian dari Sistan Balouchistan terpisah dari Iran. Raja Qajar ini juga dikenal sebagai orang yang menghambur-hamburkan uang negara untuk kepentingan pribadi.

Sastrawan Umar Kayam Lahir

84 tahun yang lalu, tanggal 30 April 1932, Umar Kayam dilahirkan di Ngawi, Jawa Timur.

Umar Kayam meraih M.A. di Universitas New York (1963), dan Ph.D. dua tahun kemudian dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada hingga pensiunnya di tahun 1997 ini adalah anggota penyantun/penasehat majalah sastra Horison sebelum mengundurkan pada 1 September 1993.

Pada 1987, ia meraih SEA Write Award. Karya-karyanya: Seribu Kunang-kunang di Manhattan (1972), Totok dan Toni (1975), Sri Sumarah dan Bawuk (1975), Seni, Tradisi, Masyarakat (1981), Semangat Indonesia: Suatu Perjalanan Bangsa (1985), Para Priyayi (1992; mendapat Hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P dan K 1995), Mangan Ora Mangan Kumpul (1990), Sugih Tanpa Banda (1994), Jalan Menikung (1999). Cerpen-cerpen-cerpennya diterjemahkan Harry Aveling dan diterbitkan dalam Sri Sumarah and Other Stories (1976) dan Armageddon (1976).

Umar Kayam akhirnya meninggal pada 16 Maret 2002 di Jakarta dalam usia 62 tahun.