Feb 12, 2020 16:21 Asia/Jakarta
  • Bencana Kekeringan
    Bencana Kekeringan

Kelangkaan dan krisis air bisa ditimbulkan oleh kekeringan yang panjang, lemahnya pengelolaan sumber iar dan pencemaran air permukaan dan bawah tanah. Kali ini kami akan membahas pengaruh kekeringan panjang terhadap krisis air dan hubungannya dengan polusi serta ragamnya.

Kehidupan manusia sepanjang sejarah dan di seluruh dunia senantiasa diintai beragam bencana alam. Di antara ancaman dan bencana tersebut akibat dari proses geologis dan geomorfologi seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir dan lainnya.

Selain itu ada peristiwa alam lain yang lebih besar lagi seperti peristiwa yang dipicu oleh proses air dan udara di mana tingkat fenomena ini sedikit banyak tergantung pada letak geografi sebuah wilayah.

kekeringan

Kekeringan salah satu bencana alam yang menimbulkan kerusakan besar terhadap kehidupan manusia dan ekosistem ala. Bencana ini termasuk sebuah iklim yang tak menentu dan fenomena air dan udara paling merusak. Fenomena ganas alam ini banyak ditemukan di berbagai iklim dan dampak merusaknya cukup besar bagi kawasan yang dilanda bencana ini.

Laju populasi yang cepat dan urgensi jaminan kebutuhan pangan melalui peningkatan terhadap kebutuhan produk pertanian selalu disertai dengan perluasan area pertanian. Dengan kata lain, kebutuhan umat manusia dewasa ini telah memberi tekanan keras terhadap sumber alam yang dapat diperbarui dan tak ada habisnya di mana di sebagian kasus hal ini telah menurunkan sumber daya tersebut.

Menurunnya kualitas dan kuantitas produk pertanian, rusaknya padang rumput, menurunnya produk lahan hutan, hancurnya rawa, tidak stabilnya lereng, banjir yang merusak, rusaknya sumber air bawah tanah, kerusakan besar lingkungan hidup dan pada akhirnya kemiskinan serta tidak stabilnya masyarakat dan komunitas manusia merupakan tanda-tanda jelas menurunnya ketahanan manusia dalam menghadapi alam serta lingkungan.

Selama beberapa dekade terakhir, di antara peristiwa alam yang sangat berpengaruh kepada umat manusia adalah banyaknya fenomena kekeringan yang paling banyak berdampak buruk di banding dengan bencana alam lainnya dari sisi karekteristiknya seperti tingkat keparahan, waktu, area yang dicakup, korban manusia, kerugian ekonomi dan dampak sosial jangka panjangnya.

Kekeringan berbeda dengan bencana alam lainnya, paling sedikit menimbulkan kerusakan struktural. Oleh karena itu, pengiriman bantuan ketika terjadinya bencana ini lebih rumit ketimbang dengan bencana alam alinnya seperti banjir atau gempa bumi. Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata.

Kekeringan terjadi di semua tempat, namun karakteristiknya berbeda untuk setiap daerah. Kekeringan memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung bagi berbagai dimensi kehidupan dan masyarakat, khususnya perubahan lingkungan hidup. Tidak adanya pemahaman yang benar akan makna kekeringan akan memicu keraguan dan resesi di berbagai sektor ekonomi, pengelolaan dan bahkan perencanaan makro.

Kekeringan dapat mempengaruhi kawasan luas dan masyarakat besar, dan dengan memberi perubahan lingkungan, bencana kekeringan disertai dengan ancaman besar seperti kebakaran, banjir mendadak dan potensi tanah longsor serta badai debu.

Image Caption

Di antara variabel iklim, curah hujan sebagai variabel penentu di kondisi kekeringan. Hujan merupakan variabel terpenting yang merefleksikan perubahans ecara lansung di kelembaban tanah dan arus permukaan, perubahan cadangan air bawah tanah dan lainnya.

Meski arti kekeringan sebuah indikasi satu tahun kekeringan yang disertai dengan kurangnya curah hujan, tapi ini bukan alasan bahwa sepanjang tahun lebih rendah terjadi, tapi indikasi terjadinya sebuah periode di mana curah hujannya sangat minim selama berbulan-bulan.

Kekeringan dapat disebabkan karena suatu wilayah tidak mengalami hujan atau kemarau dalam kurun waktu yang cukup lama atau curah hujan di bawah normal, sehingga kandungan air di dalam tanah berkurang atau bahkan tidak ada.

Konsumsi air yang berlebihan pun dapat menjadi penyebab kekeringan, hal tersebut disebabkan konsumsi air berlebih tidak diimbangi dengan sumber air yang berlebih pula. Konsumsi air berbanding terbalik dengan sumber air, artinya bencana ini dapat terjadi saat konsumsi air sudah melampaui batasnya namun sumber air hanya mengeluarkan air dengan jumlah yang sama (terbatas).

Vegetasi pun dapat menjadi penyebab dari bencana ini, wilayah yang masih memiliki vegetasi yang lebat pasti memiliki cadangan air yang lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah yang tidak memiliki vegetasi atau lahan gundul.

Vegetasi yang gundul artinya air yang  meresap ke dalam tanah (infiltrasi) pun pasti akan berkurang, karena fungsi akar sendiri menyerap dan menyimpan air dari hujan. Air yang tersimpan di dalam akar tersebut dapat digunakan sebagai cadangan ketika musim kemarau telah tiba.

Hal ini berarti, ketika musim kemarau datang daerah yang memiliki sedikit pohon akan memiliki cadangan air yang sedikit pula karena pohon-pohon tersebut sudah tergantikan oleh bangunan-bangunan khususnya di daerah perkotaan.

Kekeringan juga dapat terjadi karena masyarakat suatu daerah belum bisa mengelola sumber daya air yang ada secara baik, ataupun prasarana sumber daya air yang kurang. Kekurangan sumber air pun dapat menjadi penyebab bencana ini.

Ketika sumber air (mata air, sungai, dan lainnya) mengering maka tidak dapat memenuhi kebutuhan air manusia. Begitu pula ketika sumber air tersebut dimanfaatkan terlalu berlebihan hingga airnya habis maka pemanfaatan sumber daya air tidak dapat berkelanjutan.

Keadaan akan semakin parah ketika sumber air yang ada di suatu wilayah jumlahnya sedikit dan jaraknya yang jauh. Sumber air yang jaraknya jauh tersebut akan semakin menyulitkan masyarakat ketika kekeringan melanda, apalagi ketika sumber air tersebut merupakan sumber air yang dapat terjangkau oleh masyarakat. Mau tidak mau masyarakat harus mengambil air di tempat tersebut.

Pakar klimatologi, Donald Wilhelm dan pakar ilmu atmosfer Michael Glantz dalam sebuah risetnya bertajuk "Memahami Fenomena Kekeringan: Peran Definisi" mendefinisikan kekeringan berdasarkan empat pendekatan fundamental untuk mengukur fenomena kekeringan; Air, Meteorologi, Hidrologi, Pertanian dan Sosial-Ekonomi.

Dampak kekeringan sangat dahsyat, apalagi ketika dampak tersebut sudah mempengaruhi perekonomian pada suatu daerah. Air merupakan hal yang sangat krusial untuk kehidupan, baik itu manusia, hewan, ataupun tumbuhan.

Krisis air akibat bencana kekeringan

Semua makhluk hidup memerlukan air untuk keberlangsungan hidupnya. Bencana ini berhubungan erat dengan kebutuhan manusia, kebutuhan lahan, maupun perekonomian.

Ketika pasokan air di suatu daerah tidak dapat mencukupi kebutuhan penduduknya, masyarakat pasti akan merasakan kesulitan. Air sangat diperlukan masyarakat, baik itu untuk air minum, mandi dan buang air, memasak, dan lainnya. Hal tersebut tidak dapat digantikan oleh barang apapun.

Saat air minum berkurang, hal tersebut juga berdampak ke kesehatan manusia itu sendiri, contohnya munculnya wabah penyakit seperti diare, penyakit kulit, campak, cacar dan lainnya.

Manusia dapat bertahan lebih lama tanpa makanan, tapi tidak dapat bertahan tanpa minum karena 70% dari tubuh manusia merupakan air.

Tubuh manusia sangat memerlukan air untuk proses-proses dalam tubuh seperti membantu mengeluarkan kotoran, menjaga kelembaban, media transportasi nutrisi, dan lainnya. Oleh karena itu air bersih khususnya untuk kebutuhan air minum sangat diperlukan. Tidak hanya manusia saja yang tersiksa ketika tidak ada air, namun tumbuhan dan hewan pun akan tersiksa bahkan mati.

Sama halnya dengan manusia, tumbuhan memerlukan air untuk proses fotosintesis alias memproduksi makanan. Tanaman mati maka pasokan oksigen untuk manusia pun akan turut berkurang. Hewan pun akan merasakan dampaknya karena hewan juga termasuk makhluk hidup yang membutuhkan air untuk minum.

Kekeringan juga memicu perang air di dunia, karena seiring dengan keringnya muka bumi, akses ke air dapat dijadikan sebagai alat dan alasan untuk perang. Seperti di sejumlah wilayah sensitif di dunia, perang yang berkaitan dengan air saat ini telah dimulai.

 

Tags