Mar 19, 2020 18:20 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 19 Maret 2020

Benteng Khaibar Ditaklukkan Imam Ali as

1434 tahun yang lalu, tanggal 24 Rajab 7 HQ, benteng Khaibar milik Yahudi berhasil ditaklukkan oleh Imam Ali as.

 

Kaum Yahudi yang terus-menerus memusuhi Islam, membangun tujuh benteng kuat di Khaibar yang terletak di utara kota Madinah dan dari benteng itu mereka melancarkan gangguan dan serangan terhadap kaum Muslimin.

 

Pada tahun ke-7 Hijriah, Rasulullah menyampaikan berita gembira tentang akan runtuhnya benteng Khaibar. Tak lama kemudian, pasukan muslimin mengepung Khaibar, namun ada dua benteng yang tak kunjung bisa ditaklukkan. Rasulullah kemudian bersabda, "Besok bendera perang akan aku serahkan kepada seseorang yang mencintai Allah dan rasul-Nya dan diapun dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya."

 

Keesokan harinya, Rasul menyerahkan bendera perang kepada Imam Ali as dan setelah melalui pertempuran hebat, Imam Ali berhasil menaklukkan benteng Yahudi itu.

 

Nasionalisasi Minyak Iran

 

69 tahun yang lalu, tanggal 29 Isfand 1329 HS (19 Maret 1951), Parlemen dan Senat Iran mengesahkan undang-undang nasionalisasi minyak Iran.

 

Pengesahan UU ini merupakan kemenangan perjuangan rakyat Iran yang dipimpin para ulama yang beberapa waktu sebelumnya mengadakan berbagai demonstrasi penentangan atas imperialisme asing di negara mereka.

 

Selain mengesahkan UU ini, parlemen juga mengangkat Doktor Mosaddegh sebagai Perdana Menteri Iran yang bertugas melaksanakan UU tersebut. Atas disahkannya UU Nasionalisasi Mintak Iran ini, negara-negara Barat mengembargo pembelian minyak dari Iran. Inggris yang menguasai industri perminyakan di Iran bahkan mengadukan masalah ini ke Pengadilan Den Haag namun kalah dalam pengadilan.

 

Dengan dukungan rakyat, pemerintah Iran tetap melaksanakan UU tersebut dan tanggal 18 Juni 1952, perusahaan-perusahaan minyak milik Inggris secara penuh diambil alih oleh bangsa Iran.

29 Esfand, Hari Nasionalisasi Industri Minyak Iran.

Perang Irak Dimulai

 

17 tahun yang lalu, tanggal 19 Maret 2003, Presiden AS George W Bush dan beberapa negara koalisi mendeklarasikan operasi militer di Irak dengan embel-embel membebaskan warga Irak dari tirani Saddam Hussein.

Bush dan mitra-mitranya juga menuduh bahwa Saddam telah membangun alat pemusnah massal. Sikap itu diambil 90 menit setelah tenggat untuk Saddam meninggalkan Irak habis.

Target pertama AS ialah sebuah fasilitas militer Irak yang dihancurkan menggunakan rudal Tomahawk. Setelah serangan dimulai, Saddam kemudian mulai bersembunyi dan hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan kepada rakyat Irak lewat sebuah siaran radio lokal.

Dalam waktu tiga minggu setelah deklarasi, beberapa kota besar di Irak dapat direbut dan operasi militer utama selesai pada 1 Mei. Setelah operasi militer utama selesai, konfrontasi pasukan koalisi AS dan pasukan Irak dilanjutkan lewat perang-perang gerilya yang mengorbankan ribuan tentara, milisi, dan penduduk sipil.