Lintasan Sejarah 3 April 2020
-
3 April 2020
Hari ini, Jumat, 3 April 2020 bertepatan dengan 9 Sya'ban 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 15 Farvardin 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Barraj Tharablusi Meninggal Dunia
960 tahun yang lalu, tanggal 9 Sya'ban 481 HQ, Ibnu Barraj Tharablusi, seorang ulama besar Mesir meninggal dunia.
Ibnu Barraj sebenarnya dilahirkan di Mesir. Akan tetapi, dikarenakan selama beberapa tahun menjadi hakim di Kota Tharablus (Tripoli), sebuah kawasan di utara Lebanon, ia lantas dikenal dengan nama Tharablusi.
Semasa hidupnya, ia belajar kepada ulama-ulama besar zaman itu, di antaranya Syaikh Thusi. Dia kemudian banyak menulis buku-buku agama, yang paling terpenting adalah kitab "al-Jawamiul Fiqih " yang berisi sekitar 820 tanya-jawab di bidang fiqih. Kitab ini dianggap sebagai salah satu rujukan utama dalam ilmu agama Islam.
Parvin Etesami, Penyair Kontemporer Iran Wafat
79 tahun yang lalu, tanggal 15 Farvardin 1320 HS, Parvin Etesami, penyair kontemporer Iran meninggal dunia dalam usia 35 tahun.
Jasadnya dikebumikan di samping kuburan ayahnya di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah as di kota Qom.
Parvin Etesami adalah anak dari Etesam al-Molk Ashtiyani. Ia dilahirkan pada 25 Isfand 1285 Hs di kota Tabriz. Sejak usia 5 tahun, ia bersama keluarga pindah ke Tehran.
Tata bahasa Persia dan Arab dipelajarinya dari ayahnya dan sejak kecil bakat kepenyairannya telah muncul. Di masa mudanya, ia mengajar sastra Persia dan Inggris dan pada 1313 HS ia bercerai dengan suaminya. Sejak saat itu, Parvin semakin serius membuat puisi dan berhasil mencetak buku kumpulan syairny apada 1314 HS.
Parvin dalam karya-karyanya tidak pernah membicarakan masalah percintaan, tapi banyak melakukan dialog dalam puisinya. Ia sering mengajak masyarakat untuk lebih menyayangi sesama. Dari sisi makna dan pemikiran, puisi Parvin sangat dalam. Ia termasuk salah satu penyair yang berpesan agar memahat bait-bait syair khusus sepeninggalnya di nisannya.
Serbuan Besar-Besaran Tentara Israel atas Kota Jenin
18 tahun yang lalu, tanggal 3 April tahun 2002, pasukan Zionis Israel memulai serangan besar-besaran ke kawasan Jenin,
Tepi Barat Sungai Jordan. Serangan ini merupakan rangkaian kekerasan meluas yang digelar tentara Israel terhadap kawasan Tepi Barat dengan tujuan akhir menumpas gerakan Intifada al-Aqsha yang sudah berlangsung sejak tahun 2000.
Sekitar 200 tank baja dan puluhan helikopter dikerahkan bersama 10.000 tentara Zionis ke kawasan yang hanya berpenduduk 15.000 orang Palestina tersebut. Mereka membombardir kawasan pemukiman warga sipil dari darat dan udara. Dengan senjata seadanya, selama sembilan hari, warga Jenin melakukan perlawanan terhadap aksi brutal tentara Zionis itu.
Akibat serbuan yang berlangsung atas instruksi langsung PM Israel Jenderal Ariel Sharon, ratusan warga Jenin gugur syahid, ratusan lainnya menderita luka-luka, dan sekitar 5.000 warga kehilangan tempat tinggal. Instalasi listrik, saluran air, dan bangunan-bangunan umum seperti rumah sakit di kawasan Jenin juga rusak berat.
Yang lebih mengenaskan, tentara Zionis melarang tim bantuan medis dan kemanusiaan internasional memasuki kawasan Jenin. Akan tetapi, meskipun didera represi biadab tentara Zionis, gelora kebangkitan rakyat Palestina dalam rangka meraih hak-hak mereka tidaklah padam, bahkan semakin menyala.