Apr 06, 2020 10:00 Asia/Jakarta
  • 6 April 2020
    6 April 2020

Hari ini, Senin, 6 April 2020 bertepatan dengan 12 Sya'ban 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 18 Farvardin 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Sayid Al-Atibba Tabrizi Wafat

125 tahun yang lalu, tanggal 12 Sya'ban 1316 HQ, Sayidul Atibba Tabrizi, seorang ahli fiqih dan dokter terkenal Iran meninggal dunia.

Sejarah

Sayid al-Atibba dilahirkan di Kota Tabriz, sebuah kawasan di barat laut Iran. Sejak masa mudanya, ia menunjukkan minat yang sangat besar kepada sastra ilmu-ilmu agama. Setelah itu, ia belajar ilmu kedokteran kepada sejumlah ilmuwan pada zamannya.

Di antara kitab-kitab yang ditulisnya adalah "Sejarah Tabriz" dan "Aturan-Aturan Umum Ibnu Sina".

Imam Khomeini Dibebaskan dari Penjara Shah

55 tahun yang lalu, tanggal 18 Farvardin 1343 HS (7 April 1964), Pemimpin Gerakan Revolusi Islam Iran Imam Khomeini dibebaskan dari tahanan rumah oleh Rezim Shah Pahlevi.

Imam Khomeini ra

Imam ditangkap pada tanggal 15 Khordad 1342 HS (5 Juni 1963) dengan tuduhan telah melakukan tindakan menghasut massa melawan pemerintahan Shah. Peristiwa penangkapan Imam tersebut langsung menyulut kemarahan rakyat Iran. Di seluruh kawasan Iran, terjadi demonstrasi besar-besaran menuntut pembebasan Imam.

Demonstrasi itu awalnya dijawab oleh Shah dengan represi hingga tragedi berdarah 15 Khordad yang merengut nyawa sekitar lima ribu rakyat Iran. Akan tetapi, tindakan Shah itu malah semakin menyulut kemarahan rakyat. Shah kemudian agak memperlunak sikapnya. Imam memang masih ditahan. Tetapi, kali ini beliau menjalani tahanan rumah di Teheran. Keputusan Shah ini ternyata tidak menyurutkan gelombang protes rakyat. Mereka menuntut pembebasan Imam secara penuh.

Akhirnya, karena khawatir terhadap gerakan rakyat, Shah membebaskan Imam. Begitu berita pembebasan Imam ini tersebar ke seluruh Iran, rakyat di seantero negeri ini mengadakan pesta besar-besaran.

Bentrokan Berdarah di Rwanda

26 tahun yang lalu, tanggal 6 April 1994, bentrokan berdarah antara dua suku besar di Rwanda, yaitu Suku Tutsi dan Hutu, dimulai.

Dalam waktu tiga bulan, kelompok ekstrimis Hutu membunuh secara massal sekitar 800 ribu orang Tutsi dan orang-orang moderat dari sukunya sendiri. Akibat perang besar ini, dua juta warga Rwanda terpaksa mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.

Bendera Rwanda

Bentrokan antara dua suku besar di Rwanda ini memang memiliki akar sejarah sejak puluhan tahun lalu. Pada tahun 1994, sebenarnya sudah terjadi rekonsiliasi antara para pemuka suku. Disepakati bahwa mereka akan membentuk pemerintahan koalisi lewat pemilihan umum yang demokratis. Akan tetapi, pada bulan April tahun itu, terjadi insiden misterius berupa jatuhnya pesawat yang mengangkut Presiden Rwanda yang berasal dari Suku Hutu. Kelompok ekstrim Hutu menuduh Suku Tutsi berada di balik insiden tersebut dan langsung mengobarkan perang antar suku.

Suku Hutu yang merupakan kelompok mayoritas di Rwanda dikenal dekat dengan Perancis. Sedangkan Tutsi secara terang-terangan mendapatkan dukungan dari AS. Akhirnya, berkat dukungan AS, kelompok minoritas Tutsi berhasil meraih kemenangan dan hingga kini menjadi rezim yang berkuasa di Rwanda.