Apr 06, 2020 18:36 Asia/Jakarta

Sebelum Virus Corona (COVID-19) menyebar luas hingga ke Amerika Serikat, Presiden Donald Trump sempat meremehkan fenomena penyebaran virus ini.

Ketika virus corona menyerang Eropa dan AS, Trump mulai membandingkan jumlah kematian dari Covid-19 dengan kematian akibat Flu musiman.

"Flu di negara kita membunuh 25.000 orang menjadi 69.000 per tahun," kata Trump pada 9 Februari 2020 seperti dilansir dari CBS News.

Ucapan Trump tersebut dinilai telah menyepelekan angka kematian 15 orang di negaranya pada saat itu. Namun setelah itu, ucapan Presiden AS pada 31 Maret 2020 berubah.

 "Ini (virus corona) bukan flu (musiman). Ini ganas," kata Trump pada wartawan di Gedung Putih saat jumpa pers berita harian tentang virus corona.

Pada bulan Februari, Trump juga memperkirakan angka kematian di AS akan menjadi nol setelah dilaporkan sebanyak 15 orang tewas akibat virus tersebut.

Tak lama setelah itu, Trump mengabarkan bahwa pemerintah AS sedang mempersiapkan negara mereka untuk 'kemungkinan serius' akan kematian 100 ribu orang atau mungkin lebih.

Dia juga berkata, "Ini bukan flu. (Virus) ini berbahaya." Dia menyampaikannya pada pengarahan satuan tugas virus corona di Gedung Putih.

Setelah tanggal 3 April 2020, 273.880 kasus infeksi virus corona telah dikonfirmasi positif. Menyinggung hal itu, Trump mengatakan, saya katakan sebelumnya, (wabah) ini akan pergi, akan menjauh.

Data terbaru yang dirilis pada hari Senin pagi, 6 April 2020, 1.266.669 orang telah terinfeksi COVID-19, dan 68.970 dari mereka meninggal dunia. Sementera jumlah pasien yang sembuh dari virus tersebut mencapai 261.445 orang.

AS berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 337.620 warga Amerika telah terinfeksi COVID-19, dan 9.643 dari mereka meninggal dunia.

Spanyol berada di urutan kedua. 130.759 warga negara ini tertular COVID-19, dan 12.418 dari mereka meninggal dunia.

Negara berikutnya adalah Italia. 128.948 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 15.887 dari mereka meninggal dunia.

Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Jerman, Prancis, Cina, Iran, Inggris, dan Turki. (RA)

Tags