Lintasan Sejarah 10 April 2020
Ibnu Syahr Asyub Wafat 853 tahun yang lalu, tanggal 16 Sya'ban 588 HQ, Ibnu Syahr Asyub, seorang ahli fiqih, tafsir, dan ahli hadis muslim, meninggal dunia.
Ibnu Syahr Asyub sejak kanak-kanak telah memulai pendidikannya dan pada usia delapan tahun, dia sudah menghapal al-Quranal-Karim. Dia menimba ilmu pada ulama-ulama besar saat itu, seperti Zamakhsyari, Muhammad Ghazali, dan Khatib Kharazmi.
Selain menguasai bidang agama, Ibnu Syahr Asyub juga dikenal sebagai penyair. Dia banyak menciptakan syair-syair yang memuji keutamaan Ahlul Bait rasulullah Saw. Syair-syair tersebut dibukukan dalam kitab "Manaqib Ali Abi Thalib".
Ibnu Syahr Asyub juga menulis buku-buku agama, di antaranya berjudul "Mutasyabihul Quran wa Mukhtalifuhu" dan "Ma'alimul Ulama".
Tiga Tokoh Perjuangan Palestina Diteror Mossad
47 tahun yang lalu, tanggal 10 April tahun 1973, para petugas Badan Intelejen Rahasia Israel (Mossad) melakukan aksi teror atas tiga orang tokoh perjuangan Palestina, yaitu Kamal Nashir, Kamal ‘Udwan, dan Mohamad Yusuf Najjar.
Ketiganya menjadi sasaran teror Mossad saat berada di Beirut, Lebanon. Aksi teror terhadap para tokoh perjuangan Palestina yang sedang berada di luar negeri menjadi model Mossa dalam menekan perjuangan bangsa Palestina. 10 tahun berikutnya, pada tahun 1983, aksi yang sama dilakukan Mossad terhadap ‘Usham Sarthawi, penasehat politik Yasser Arafat.
Sarthawi dibunuh oleh agen-agen Mossad saat sedang melakukan lawatan ke Portugis. Meskipun tindakan ini jelas-jelas melanggar hukum internasional dan mendapatkan kecaman keras dari dunia Islam, akan tetapi Rezim Zionis tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan serupa di kemudian hari.
Negara-negara Barat yang selalu mengklaim sebagai pendekar HAM serta penegak supremasi hukum, ternyata malah menunjukkan sikap apatisnya atau malah mendukung aksi-aksi rezim Zionis tersebut.
Upaya Kudeta Anti Revolusi Islam Iran Terungkap
37 tahun yang lalu, tanggal 22 Farvardin 1361 HS terungkap kudeta anasir anti revolusi untuk menggulingkan Republik Islam Iran.
Pasca kemenangan revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra, para anasir anti revolusi dalam negeri dengan bimbingan dan dukungan musuh-musuh pemerintahan Islam, berkali-kali telah melakukan konspirasi untuk menggulingkan pemerintahan ini. Di antaranya adalah dengan menyusun kudeta tahun 1361 Hs.
Rencana kudeta ini dengan membunuh para pejabat level awal pemerintah kemudian pura-pura melakukan balas dendam menuntut pertumpahan darah mereka dengan bantuan kekuatan asing. Selain itu menghancurkan lembaga dan lambang revolusi dan kemudian berusaha menguasai pemerintahan Republik Islam.
Pada saat itu pasukan Republik Islam Iran yang siap mati di hari itu mendapatkan informasi bahwa gerakan konspirasi ini bertujuan menggulingkan Republik Islam. Dengan mengumpulkan data yang cukup antara lain kaset percakapan para pemimpin konspirasi dan mengenali jaringan kudeta secara lengkap, pada kesempatan yang tepat mereka menangkap para anggota asli dan berpengaruh operasi ini.