Lintasan Sejarah 3 Mei 2020
-
3 Mei 2020
Hari ini, Ahad tanggal 3 Mei 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 9 Ramadhan 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 14 Ordibehesht 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ayatullah Syeikh Muhammad Bahari Hamedani Wafat
116 tahun yang lalu, tanggal 9 Ramadan 1325 HQ, Ayatullah Syeikh Muhammad Bahari Hamedani meninggal dunia dalam usia 70 tahun dan dikebumikan di kota Bahar, Hamedan.
Ayatullah Haj Syeikh Muhammad Bahari Hamedani adalah ulama besar dan arif terkenal abad 13 dan 14 Hijriah Qamariah di Iran. Beliau dikenal dengan ketakwaan, keilmuwan dan akhlaknya dalam mendidik murid-muridnya.
Ayatullah Bahari Hamedani lahir sekitar tahun 1265 HQ di kota Bahar, Hamedan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar agamanya, beliau pergi ke Najaf al-Asyraf, Irak untuk melanjutkan pendidikannya dan setelah mencapai derajat ijtihad, Ayatullah Bahari Hamedani kemudian mengajar.
Sejak masa mudanya, Ayatullah Bahari Hamedani dikenal ahli ibadah dan selama di Najaf menjadi murid Mulla Hosseinqoli Hamedani. Setelah gurunya meninggal dunia, para pesuluk banyak yang meminta ijazah darinya. Beliau sendiri lebih banyak mengajar dengan lisan dan sebuah kumpulan buku bernama Tadzkirah al-Muttaqin merupakan hasil karyanya.
Demonstrasi Mahasiswa Perancis
52 tahun yang lalu, tanggal 3 Mei 1968, mahasiswa Perancis memulai demonstrasi besar-besaran untuk memprotes kebijakan pemerintah mereka dalam masalah pendidikan.
Dalam waktu singkat, demonstrasi mahasiswa ini juga diikuti oleh sekitar 10 juta buruh yang memprotes kecilnya gaji dan fasilitas kesejahteraan yang diberikan kepada mereka. Akibatnya, perekonomian Perancis selama beberapa minggu lumpuh.
Demonstrasi ini baru berhenti setelah pemerintah bersedia memenuhi beberapa tuntutan mahasiswa dan buruh. Setahun kemudian, dalam sebuah referendum, Presiden Perancis saat itu, Charles de Gaulle terpaksa menelan kekalahan dan mengundurkan diri.
Demontsrasi mahasiswa ini menghasilkan banyak perubahan besar dalam kehidupan Perancis, di antaranya sistem pendidikan di Perancis yang lebih bebas, kemudahan masuknya imigran asing, norma kehidupan yang semakin liberal, serta semakin diakuinya keseteraan antara perempuan dan laki-laki.
Ayatullah Sayid Amir Qazvini Wafat
26 tahun yang lalu, tanggal 14 Ordibehesht 1373 HS, Ayatullah Sayid Amir Qazvini wafat di usia 77 tahun dan dimakamkan di komplek suci makam Sayidah Fathimah Maksumah, Qom.
Ayatullah Sayid Amir Mohammad Kazemi Qazvini lahir di Kuwait dari keluarga agamis dan ilmuwan tahun 1296 HS. Sejak usia 8 tahun beliau mengikuti ayahnya ke Basran dan di sana beliau mulai belajar ilmu bahasa Arab dan fiqih. Pada usia 18 tahun beliau menuju Najaf untuk menuntut ilmu-ilmu agama lebih dalam. Setelah menyelesaikan tingkat menengah ilmu-ilmu agama, beliau mulai mempelajari fiqih dan ushul fiqih untuk persiapan berijtihad.
Ayatullah Qazvini belajar kepada Ayatullah Sayid Abolhossein Isfahani, Syeikh Muhammad Ridha Al Yasiin dan lain-lain. Setelah bertahun-tahun belajar, akhirnya Ayatullah Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Abdulhadi Shirazi, Sayid Mahmoud Shahroudi dan Syeikh Husein Kasyif al-Ghita memberikannya ijazah ijtihad.
Setelah ayah beliau meninggal dunia, Ayatullah Qazvini kembali ke Basrah dan mulai mengajar, menulis dan menuntun umat Islam. Ayatullah Qazvini dikenal tidak kenal takut saat menyampaikan risalah agama Islam dan untuk itu beliau menanggung segala kesulitan dan rongrongan mereka yang tidak menyukai beliau. Langkah yang ditempuh beliau ini tidak dapat diterima oleh musuh dan penentangnya di partai Baath, Irak. Mereka membakar rumahnya dan beliau terpaksa kembali ke Kuwait tahun 1350 HS.
Beliau meninggalkan sekitar 40 karya ilmiah dan kebanyakan di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi dan sejarah.