Lintasan Sejarah 17 Juni 2020
-
17 Juni 2020
Hari ini, Rabu tanggal 17 Juni 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 25 Syawal 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Khordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Imam Jakfar Shadiq Gugur Syahid
1293 tahun yang lalu, tanggal 25 Syawal 148 HQ, Imam Jakfar Shadiq as, cucu Rasulullah Saw generasi ke-lima, gugur syahid akibat dibunuh oleh rezim yang berkuasa saat itu, yaitu Dinasti Abbasiah.

Imam Jakfar Shadiq lahir pada tahun 83 Hijriah di kota Madinah dan dibesarkan oleh ayah beliau, Imam Baqir as. Setelah Imam Baqir gugur syahid, tampuk imamah (kepemimpinan kaum Muslimin) dilanjutkan oleh anak beliau, Imam Jakfar Shadiq as yang saat itu berusia 31 tahun.
Sebagaimana yang juga dialami ayah dan kakek-kakek beliau, serta kelak anak dan cucu beliau, Imam Jakfar Shadiq dan para pengikutnya mengalami tekanan dan represi dari dinasti yang berkuasa saat itu. Namun, karena saat itu tengah terjadi perebutan kekuasaan kekhalifahan Islam antara Dinasti Umayah dan Abbasiah, tekanan terhadap Imam Jakfar Shadiq dan para pengikut Ahlul Bait tidak terlalu besar, sehingga beliau memiliki kesempatan untuk menyebarluaskan ajaran dan ilmu-ilmu Islam.
Tercatat ribuan ahli fiqih dan cendikiawan Islam datang ke majelis ilmu Imam Jakfar Shadiq untuk menuntut ilmu di berbagai bidang, mulai dari agama, teologi, kedokteran, kimia, hingga astronomi. Jabar bin Hayan, seorang kimiawan besar dunia Islam adalah salah satu murid Imam Jakfar Shadiq. Imam Jakfar Shadiq dan ayah beliau, Imam Muhamamd Baqir, adalah pendiri pusat keilmuwan terbesar di dunia Islam saat itu, di kota Madinah.
Abdoel Moeis, Sastrawan Indonesia Wafat
61 tahun yang lalu, tanggal 17 Juni 1959, Abdoel Moeis, sastrawan Indonesia wafat dan dikebumikan di Bandung, Jawa Barat.
Abdoel Moeis juga kondang sebagai seorang sastrawan. Salah Asuhan yang melegenda itu adalah salah satu karyanya. Selain itu, Moeis berperan di balik berdirinya Technische Hoge School di Bandung yang merupakan cikal bakal dari Institute Teknologi Bandung (ITB).
Ia juga menggeluti dunia pers dan aktif menulis di pelbagai media seperti surat kabar seperti Neratja, Kaoem Moeda, Oetoesan Hindia, De Expres dan lain-lain. Pada tanggal 8 Februari 1922, Moeis ditangkap dan diasingkan ke Garut karena keterlibatannya dalam aksi mogok kaum buruh 11 Januari 1922.
Ayatullah Sayid Ahmad Hosseini Khosroushahi Wafat
43 tahun yang lalu, tanggal 28 Khordad 1356 HS, Ayatullah Sayid Ahmad Hosseini Khosroushahi meninggal dunia di usia 65 tahun dan dimakamkan di halaman makam suci Imam Ridha as.

Ayatullah Sayid Ahmad Hosseini Khosroushahi lahir di kota Tabriz tahun 1291 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar ilmu-ilmu keislamannya di kota kelahirannya, pada 1314 HS beliau bersama ayah dan sejumlah ulama Tabriz pindah ke kota Semnan. Waktu itu terjadi peristiwa Kashf Hijab (pembukaan jilbab) dan sejumlah aksi-aksi anti agama Shah Reza Khan Pahlevi. Setelah itu beliau pindah lagi ke kota Mashad.
Di kota Mashad, Sayid Ahmad belajar kepada guru-guru besar seperti Haj Agha Hossein Qommi, Mirza Abolqassem Angaji dan Mirza Mohammad Ayatollah Zadeh Khorasani. Setelah itu beliau tinggal selama dua tahun di Tabriz dan kemudian pindah lagi ke Qom.
Di hauzah ilmiah Qom, beliau belajar kepada Sheikh Abdokareem Hairi Yazdi dan guru-guru besar lainnya, sehingga mencapai derajat ilmu yang tinggi. Beliau sendiri bertahun-tahun mengajar fiqih, ushul fiqih, teologi dan akhlak. Ayatullah Khosroukhahi kemudian kembali ke Tabriz mengikuti panggilan ayahnya dan hingga akhirnya hayatnya tinggal di sana
Ayatullah Khosroukhahi sejak dimulainya kebangkitan Imam Khomeini ra pada tahun 1342 HS, termasuk ulama pejuang dan melakukan perjuangannya di Tabriz. Beliau berkali-kali ditahan dan dipenjarahkan, bahkan diasingkan oleh anasir rezim Pahlevi.