Modal Manusia, Pilar Kemajuan Ekonomi Nasional
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya yang disampaikan pada "Pekan Kerja dan Buruh" tahun ini menekankan peran penting kerja dan tugas bersama pekerja dan pengusaha dalam meningkatkan kuantitas serta kualitas produksi dan kesejahteraan nasional.
Rahbar mengatakan, "Di dunia sekarang ini terjadi perkembangan teknologi yang pesat yang menjadikan pembelajaran berkelanjutan dan penggunaan pengalaman sebelumnya untuk rangkaian produksi dan pekerjanya sebagai kebutuhan demi meningkatkan kemakmuran ekonomi dengan mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas produksi,".
Sejumlah penelitian dalam model ekonomi yang berhasil mengkonfirmasi fakta mengenai masyarakat yang maju adalah ketersediaan sumber daya manusia yang signifikan di samping sumber daya alam. Faktanya, negara-negara yang mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih besar ditopang oleh tenaga kerja yang berpendidikan, trampil, profesional, dan berkualitas. Dengan kata lain mendapat manfaat dari "modal manusia" yang memadai. Sebab, komponen pembangunan pertama dan terpenting di negara manapun adalah tenaga kerja yang memiliki peran besar dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.
Studi yang dilakukan sejumlah ekonom tentang proses pembangunan menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah, termasuk investasi dalam modal manusia dan anggaran riset dan pengembangan, tidak hanya memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan produktivitas saja, tetapi juga berpengaruh positif terhadap distribusi pendapatan yang tepat dan mengurangi kesenjangan dalam ekonomi suatu negara.
Di era posmodern, modal manusia adalah aset tertinggi, paling berharga, dan terbesar dari organisasi dan negara manapun. Oleh karena itu, investasi sumber daya manusia terutama di bidang inovasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan dunia maya dan kecerdasan buatan, memungkinkan peningkatan produksi dengan frekuensi tinggi, yang merupakan kebutuhan strategis.
Berpijak dari pandangan ini banyak peneliti dan pakar manajemen yang percaya bahwa upaya mencapai tingkat produktivitas yang tinggi tergantung pada organisasi yang memiliki daya saing memadai, profitabilitas yang baik, dan nilai tambah yang tinggi. Untuk menciptakan organisasi seperti itu, perlu memiliki orang-orang yang terampil dan produktif.
Pakar manajemen sumber daya manusia, Michael Armstrong memperkenalkan sumber daya manusia sebagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Modal manusia atau Human Capital sebenarnya mewakili pengetahuan dalam benak dan pikiran pegawai serta sumber dasar inovasi dan penciptaan kembali suatu organisasi, yang didefinisikan sebagai kombinasi dari kompetensi, sikap, dan kreativitas pegawai.
Saat ini, peran signifikan sumber daya manusia dalam proses produksi dan pemberian layanan dalam masyarakat menjadi faktor penentu yang paling penting. Ketika faktor modal manusia meningkat, maka akan terjadi peningkatan dalam produk domestik bruto (PDB) yang menyebabkan munculnya konsep "ekonomi pengetahuan" atau "knowledge economy".Dengan demikian, dicanangkannya slogan "Lonjakan Produksi" berarti menyediakan basis yang diperlukan untuk lebih banyak produksi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Penekanan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran terhadap masalah produksi selama periode embargo bisa memberikan gambaran yang baik tentang masa depan ekonomi nasional Iran. Satu-satunya jalan keluar dari masalah ekonomi saat ini adalah melihat ke dalam dengan menggunakan kapasitas dan kapabilitas internal yang tersedian. Modal manusia, dengan efek mendalam terhadap lonjakan produksi dapat mengubah dirinya sendiri dan mengarah pada transformasi atau modifikasi lembaga lain. Fitur inilah yang akan mengarah pada dinamisme ekonomi yang berkelanjutan.
Alvin Toffler, pelopor perubahan global, melihat kunci untuk mencapai tujuan ini adalah pengetahuan dan teknologi. Banyak negara telah mendapatkan tempat penting dalam ekonomi dunia dengan merencanakan dan mengandalkan sumber daya domestiknya dan mengimplementasikan proyek jangka panjang berdasarkan pengetahuan dan teknologi.
Data statistik global menunjukkan bahwa Iran menempati urutan ketiga di dunia dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Dalam hal pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan, terlihat ada pertumbuhan yang baik di bidang nanoteknologi dan perusahaan berbasis pengetahuan.
Pengembangan pendidikan teknik dan kejuruan dalam konteks saat ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi Iran, khususnya untuk percepatan proses produksi nasional. Sebab, investasi infrastruktur dan peningkatan alat dan peralatan, juga modal fisik secara umum, tidak akan bisa digunakan secara efektif dan efisien tanpa modal manusia yang baik.
Pelatihan teknis, kejuruan, dan keterampilan, tentu saja, membutuhkan pengembangan dan integrasi pengetahuan dengan keterampilan dan kreativitas bagi kaum muda yang berpendidikan dan tenaga kerja di tingkat makro. Mereka berspesialisasi dalam berbagai sektor industri, jasa dan pertanian. Saat ini, universitas teknologi negeri Iran dengan kapasitas 150.000 mahasiswa di 174 fakultas dan sekolah teknik dan kejuruan memiliki peran penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Pelatihan teknis, kejuruan dan kewirausahaan yang ditargetkan sebagai strategi nasional untuk mencapai kesuksesan ekonomi, kesejahteraan sosial, kreativitas dan inovasi memainkan peran kunci dalam peningkatan produksi nasional. Proses ini juga menyediakan konteks yang diperlukan untuk penggunaan yang optimal dari kelebihan kapasitas produksi.
Hasil dari proses ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil sekaligus untuk memecahkan masalah pengangguran, yang pada akhirnya membuka jalan menuju pembangunan ekonomi nasional. Hal ini sebagaimana ditegaskan Rahbar, "Kami memiliki banyak ilmuwan dan spesialis serta perusahaan berbasis pengetahuan dan inovator di negara ini. Semua ini adalah salah satu infrastruktur ekonomi terpenting di negara manapun. Artinya, infrastruktur ekonomi terpenting bagi suatu negara adalah keberadaan sumber daya manusianya."(PH)