Karena Kacau, Tidak Ada yang Menang Dalam Debat Capres AS
Pemilu presiden Amerika Serikat rencananya akan digelar pada tanggal 3 November 2020. Debat perdana pilpres antara calon presiden petahana Donald Trump dan penantangnya dari partai Demokrat, Joe Biden berlangsung Selasa malam, 29 September 2020 di kampus Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Ohio.
Beberapa topik yang dibahas dalam debat pertama dengan moderator Chris Wallace ini adalah mengenai politik pemilihan Hakim Agung AS pengganti Ruth Bader Ginsburg, penanganan pandemi COVID-19, krisis rasial yang sedang melanda AS, ekonomi, pemanasan global, dan integritas hasil pemilu.
Debat selama 90 menit ini berlangsung panas dan penuh dengan interupsi serta saling serang. Kedua capres kesulitan menyatakan posisi politiknya kepada publik. Mereka masing-masing diberi waktu dua menit untuk berbicara menjawab pertanyaan dan menanggapi satu sama lain dalam debat terbuka ini.
Sayangnya peraturan itu diabaikan dan emosi kedua capres terlihat di mana serangan-serangan personal dilancarkan satu sama lain. Saling teriak dan saling tuduh pun tidak terhindarkan, bahkan banyak pihak yang mengatakan bahwa debat capres kali ini adalah terburuk dan terkacau dalam sejarah pemilu AS.
Trump menggunakan strategi untuk mencegah Biden menyampaikan program politiknya kepada calon pemilih terutama untuk sekitar 10 persen swing voters yang belum menentukan pilihannya. Trump berkali-kali menginterupsi dan membuli Biden ketika dia sedang berbicara. Misalnya ketika Biden mengkritik penanganan pandemi Covid-19 di bawah pemerintahan Trump.
Biden mengatakan bahwa ke depan akan semakin banyak warga negeri Amerika yang meninggal dunia jika Trump tidak mengambil kebijakan yang lebih cerdas dan cepat.
Trump yang jengkel dengan cepat menginterupsi Biden menyerang intelektualitas lawannya itu yang menurutnya rendah dengan merujuk ke nilai universitas Biden yang salah satu paling jelek di kelas. "Jangan anda memakai kata cerdas dengan saya," kata Trump menanggapi dengan ketus.
Biden juga mengarahkan pembicaraannya kepada undecided voters dan pemilih yang masih ragu-ragu.
"Di bawah Trump, Amerika semakin lemah, semakin sakit, semakin miskin, semakin terpecah, dan semakin penuh (dengan) kekerasan," kata Biden. Dia juga terlihat tenang dan mencoba semampu mungkin mengendalikan emosinya.
Meski demikian, Biden sempat terpancing emosi dan melontarkan kejengkelannya kepada Trump seperti, "Bisa diam tidak, Bung?" ujarnya.
Capres dari Demokrat ini meledek Trump sebagai presiden terburuk dalam sejarah dan menyerangnya sebagai pembohong dan penipu.
Hingga akhir debat, topik-topik debat yang diagendakan tidak pernah fokus dibahas karena debat kali ini benar-benar kacau. Fokus debat berpindah dengan cepat dari satu topik ke topik lain apalagi Trump kerap sesuka hati mengganti-gantinya.
Debat berikutnya adalah debat cawapres petahana Mike Pence dan Senator California Kamala Harris yang akan digelar pada Rabu 7 Oktober di Universitas Utah di kota Salt Lake City. (RA)