Okt 27, 2020 19:04 Asia/Jakarta

Puluhan ribu aktivis gabungan partai oposisi yang datang dari seluruh pelosok Pakistan, berkumpul di kota Gujranwala bagian timur. Ini adalah unjuk rasa pertama partai-partai oposisi untuk membangun tekanan publik terhadap Perdana Menteri Imran Khan agar mundur dan mengadakan pemilihan umum baru.

Unjuk rasa merupakan buntut dari adanya dugaan kecurangan dalam pemilu 2018 demi partai yang berkuasa dan kenaikan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dipicu oleh devaluasi rupee Pakistan di bawah tekanan IMF tahun lalu.

Banyak pemimpin tinggi oposisi diadili atas tuduhan pencucian uang dan korupsi. Mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang mengasingkan diri dijatuhi hukuman 10 tahun atas tuduhan pencucian uang. Meski demikian, dia diizinkan meninggalkan Pakistan karena alasan medis pada tahun lalu.

Perdana Menteri Imran Khan menyebut para pemimpin oposisi sebagai "sekelompok pencuri dan perampok" yang menjarah kas publik. Dia mengatakan bahwa oposisi menggunakan taktik tekanan untuk memaksanya meninggalkan gerakan anti-korupsi yang sedang berlangsung, di mana pemerintahannya tidak akan izinkan terjadi dengan biaya berapa pun.

Partai oposisi menyalahkan militer karena mencurangi pemilu 2018. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Pakistan bahwa partai-partai oposisi berbalik melawan militer yang secara tradisional mendukung oposisi di masa lalu dalam situasi serupa. Namun, militer telah berjanji untuk mendukung pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan.

Menurut para pengamat, tidak ada gerakan agitasi di Pakistan yang pernah berhasil di masa lalu tanpa dukungan kuat dan secara diam-diam dari militer. (RA)