Lintas Warta 15 Desember 2020
Badai Krisis Politik Rezim Zionis
Gelombang protes terhadap Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu terus berlanjut ketika partai Likud menghadapi krisis internal.
Netanyahu saat ini berada dalam himpitan tekanan protes yang berlangsung selama 25 pekan terakhir. Para pengunjuk rasa memprotes kondisi ekonomi mereka yang semakin terpuruk, terutama di tengah merebaknya Covid-19.
Pada saat yang sama, para pengunjuk rasa percaya bahwa korupsi merajalela di tubuh struktur pemerintahan. Persoalannya, Netanyahu terus berambsisi untuk tetap berkuasa yang menyebabkan kabinet kurang memperhatikan kondisi perekonomiannya yang terpuruk.
Masalah ini menyulut gelombang protes yang telah berlangsung selama 25 pekan untuk menuntut pengunduran diri Netanyahu dari jabatan Perdana Menteri Israel. Aksi protes ini berlangsung meskipun menghadapi penyebaran pandemi virus Corona.
Masalah lain Netanyahu mengenai eskalasi perpecahan di dalam kabinet rezim Zionis. Sejak April 2020, ketika Netanyahu dan Benny Gantz setuju untuk membentuk kabinet koalisi dengan perdana menteri bergilir, muncul ketidakpercayaan yang telah menjadi ciri khas kabinet karena Gantz, pemimpin Partai Biru dan Putih, skeptis terhadap pengunduran diri Netanyahu setelah 18 bulan menjabat. Skeptisisme ini meningkat terutama setelah sengketa anggaran, karena Netanyahu menekankan anggaran satu tahun, sedangkan Gantz menekankan anggaran dua tahun.