Des 19, 2020 21:18 Asia/Jakarta

Pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump bentrok dengan demonstran anti-Trump selama akhir pekan di Washington DC, yang menyebabkan puluhan penangkapan, beberapa penikaman, dan cedera pada petugas polisi.

Kekerasan terjadi di Jalan Washington DC. Beberapa kelompok bentrok dengan para pengunjuk rasa setelah pawai kaum konservatif yang memprotes kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden 2020.

Masalah tersebut  mulai terjadi ketika massa membubarkan diri setelah demontrasi yang sebagian besar damai, pada Sabtu (12/12/2020) oleh pendukung Trump yang menuduh tanpa bukti bahwa pemilu 3 November 2020 dinodai oleh penipuan dan kecurangan.

Kelompok pengunjuk rasa Proud Boys pro Trump dan pengunjuk rasa Antifa berkelahi di jalan pusat kota, meskipun polisi telah berusaha membubarkan mereka dengan menyemprotkan gas air mata untuk. Para pengunjuk rasa yang bersaing berkumpul kembali dan kekerasan terus berlanjut secara sporadis.

Menurut Washington Post mengutip juru bicara pemadam kebakaran DC, Doug Buchanan, empat orang dibawa ke rumah sakit dengan luka tusuk yang berpontensi mengancam nyawa. Polisi mengatakan 23 orang ditangkap. Diperkirakan sebanyak 200 anggota Proud Boys, telah bergabung dalam pawai sebelumnya pada hari Sabtu di dekat hotel Trump di ibu kota.  

Protes juga terjadi di beberapa daerah seperti Georgia, Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Nevada, dan Arizona, di mana tempat kampanye Trump berusaha untuk membatalkan penghitungan suara.

Media lokal di Olympia, ibu kota negara bagian Washington, melaporkan bahwa satu orang ditembak dan tiga lainnya ditangkap setelah bentrokan antara kelompok-kelompok  protes pro dan anti Trump.

Lebih dari 50 putusan pengadilan federal dan negara bagian telah mendukung kemenangan Biden. Pengadilan tertinggi AS telah menolak gugatan jangka panjang yang diajukan oleh Texas dan didukung oleh Trump yang berusaha untuk mengeluarkan hasil pemungutan suara di empat negara bagian. Trump menolak untuk mengakui kekalahannya, dengan menuduh tanpa bukti bahwa dia kalah karena penipuan dan kecurangan besar-besaran. (RA)