Sambutan Hangat Rakyat Turki atas Film Muhammad Rasulullah
https://parstoday.ir/id/radio/world-i27046-sambutan_hangat_rakyat_turki_atas_film_muhammad_rasulullah
Film Muhammad Rasulullah karya sutradara Iran, Majid Majidi mulai diputar secara serentak di 200 bioskop Turki pada 28 Oktober 2016. Penayangan perdana film ini mendapat sambutan luas dari pemirsa di Turki. Film tersebut diputar dengan dubbing bahasa Turki dan subtitle bahasa Inggris. Puluhan saluran televisi Turki meliput kegiatan nonton bareng di Istanbul.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Nov 30, 2016 14:21 Asia/Jakarta

Film Muhammad Rasulullah karya sutradara Iran, Majid Majidi mulai diputar secara serentak di 200 bioskop Turki pada 28 Oktober 2016. Penayangan perdana film ini mendapat sambutan luas dari pemirsa di Turki. Film tersebut diputar dengan dubbing bahasa Turki dan subtitle bahasa Inggris. Puluhan saluran televisi Turki meliput kegiatan nonton bareng di Istanbul.

Acara nonton bareng digelar di salah satu pusat budaya di Istanbul. Para tokoh agama, budayawan serta puluhan aktor dan sutradara di Turki menyambut film Iran ini. Dalam sebuah wawancara dengan Press TV tahun lalu, Majid Majidi mengatakan film Muhammad Rasulullah Saw adalah milik Dunia Islam dan tujuan dari film ini adalah untuk memperkuat persatuan di antara kaum Muslim. Salah satu aktor Turki menyatakan nilai film ini akan tetap lestari hingga 50 tahun mendatang dan akan menguntungkan dunia Islam.

 

Film ini menghabiskan dana 35 juta dolar dan tercatat sebagai film termahal dalam sejarah Iran. Muhammad Rasulullah Saw mendapat sambutan luas pada tingkat internasional terutama di kalangan Muslim dunia. Sejumlah profesional yang diakui dunia bergabung dengan proyek film ini seperti, pemenang Academy Award bidang efek visual dan pembuat film, Scott E. Anderson, sutradara dan fotografi asal Italia yang pernah tiga kali memenangi Oscar, Vittorio Storaro, dan desainer produksi terkenal asal Kroasia, Miljen Kreka Kljakovic.

 

Muhammad Rasulullah, sebuah film yang berkisah tentang 171 menit sarat makna di tahun-tahun awal kenabian Rasulullah SAW, dengan anggaran lebih dari US$ 50 juta, film ini menjadi karya paling mahal yang pernah dibuat di Iran, dan telah di produksi selama tujuh tahun. Tahap awal dan sebelum produksi, film Muhammad Rasulullah memakan waktu tiga tahun. Tiga tahun tersebut merupakan fase riset naskah film.

 

Lokasi pembuatan film Muhammad Rasulullah Saw terletak di dekat jalan tol Tehran-Qom. Namanya Shahrak Sinamai Nour. Kota ini terbagi dua; Mekah dan Madinah. Di lokasi ini dibangun dua model Ka'bah; kecil yang dibangun dari tumpukan batu-batu besar dan kain-kain yang digantung dengan tulisan sejak masa Jahiliah. Ka'bah sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sementara yang satunya lagi besar, pasca kelahiran beliau.

 

Di lokasi ini dibangun 60 rumah, tapi hanya 7 rumah atau tempat yang diambil gambar hingga ke dalam bangunan. Lokasi ini dibangun selama 10 bulan. Kekuatan bangunan ini diprediksi bertahan hingga 15 tahun. Saat ini sudah ada beberapa sineas dari negara-negara Arab yang ingin menyewanya untuk pembuatan film.

 

Di pusat pembuatan film ini, dibuat maket kota Mekkah dan Madinah untuk era 1400 tahun lalu. Untuk perekaman dipercayakan kepada kamerawan handal Vittorio Storaro dan untuk musik dipercayakan kepada komposer India, AR Rahman. Di antara aktor yang membintangi film ini adalah Alireza Shoja Noori, Mehdi Pakdel, Sareh Bayat dan Mina Sadati.

 

Film Muhammad Rasulullah karya Majid Majidi ini dalam bentuk trilogi dan yang sudah selesai digarap baru periode kelahiran Nabi Muhammad dan kondisi masa jahiliyah saat itu. Dengan urutan kejadian dari Abrahah, Raja Habasha, salah satu panglima-panglimanya yang meluncurkan serangan terhadap Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Dia memimpin pasukan yang dilengkapi oleh ribuan tentara, kuda dan gajah.

 

Ketika tentara mendekati Mekah, gajah menanggapi perintah Ilahi dengan menghentikan dan menolak untuk melanjutkan. Jutaan burung kecil kemudian melepaskan hujan batu ke pasukan Abrahah kemudian tentara tersebut dimusnahkan. Sebulan kemudian, Muhammad lahir. Film ini menggambarkan era pagan (jahiliyyah) dengan semua tirani dan penindasan seperti yang terlihat melalui mata Muhammad sejak lahir sampai usia 13.

 

Majid Majidi terkait filmnya ini mengatakan, “Sebelum dan sesudah pembuatan film ini, kami telah bertanya mengenai pendapat ulama Syiah dan Sunni serta mereka semuanya puas dan mendukung. Kebanyakan kritikan mereka bersifat positif. Saya berharap mereka yang memiliki pandangan negatif untuk menyaksikan film ini dan memberi kami masukan.”

 

Seraya menekanan poin bahwa pembahasan mengenai film ini lebih baik dilakukan tanpa  fanatisme dan setelah penayangan perdananya, Majid Majidi menandaskan, “Saya sangat menyambut setiap kritikan dan menghormatinya.” Ia menambahkan, sangat sedikit film di dunia Islam yang memaparkan sisi kehidupan Nabi Muhammad. Ini juga yang mendorong film seperti ini mengundang banyak perdebatan.

 

Majidi mengungkapkan, setelah film al-Risalah karya sutradara Mustafa Akkad yang dirilis 40 tahun llau, tidak ada pembuatan film serupa. Setelah waktu yang lama maka wajar banyak kritikan yang beragam. Kami menyabut seluruh kritik. Jika kritik dipaparkan secara serius, maka akan menjadi lebih mudah mengenalkan Islam dan Nabi Muhammad melalui seni. Saya yakin bahwa ulama Islam memiliki peran menentukan dan hal harus dikerjakan.

 

Majidi berpendapat bahwa jika Islam tidak kenalkan melalui seni, bisa saja disalahgunakan. Seni merupakan sarana sangat berpengaruh untuk menunjukkan keindahan Islam dan menjawab mereka yang mencitrakannya sangat negatif.

 

Para tokoh agama, budayawan serta puluhan aktor dan sutradara di Turki menyambut film Iran ini. Mereka yang hadir di ruang pemutaran film ini tak kuasa menahan air matanya saat menyaksikan adegan memilukan. Salah satu peserta acara terkait penayangan perdana film garapan Majid Majidi ini di Turki mengatakan, Saya berharap penayangan film ini dapat digelar sepanjang tahun sehingga rakyat Turki memiliki kesempatan untuk menyaksikannya. Saya sebagai seorang Muslim sangat puas menyaksikan pesan film ini. Salah satu pesan terpenting film ini adalah kasih sayang, pemaaf dan persahabatan Nabi Muhammad.

 

Mayoritas kritikus dan penulis naskaf film yang hadir di festival ini mengkonfirmasi peluang film Muhammad Rasulullah memecahkan rekor penjualan di bioskop Turki. Sambutan penonton di akhir acara sangat besar dan mereka terlihat antusias untuk menyaksikan kembali film tersebut. Hal ini terlihat saat mereka diwawancarai berbagai kanal televisi.

 

Koran Turki di artikel panjangnya seraya memuji film ini menulis, Majid Majidi di filmnya untuk pertama kalinya menggambarkan masa kanak-kanak nabi, namun ia tidak mampu keluar dari kerangka Syiah. Majid Majidi secara profesional menayangkan kehidupan Nabi Muhammad di mana audiens Turki hingga kini belum pernah menyaksikannya. Di filmnya, Majid Majidi menampilkan sosok Nabi Muhammad secara utuh, namun begitu dengan profesional ia mengaburkan gambar wajah nabi. Meski di film ini tidak banyak aktor terkenal, tapi sifat mulia dan akhlak unggul Nabi Muhammad ditampilkan dengan sangat indah.

 

Ihsan Kabil, kritikus perfilman Turki yang menyaksikan film besutan Majid Majidi bersama tiga orang lainnya menilai film ini setelah film al-Risalah karya Moustapha Akkad di dekade 1970, termasuk karya terpenting dalam mengenalkan sosok Nabi Muhammad kepada dunia.

 

“Di film Majid Majidi, animasi dimanfaatkan dengan baik untuk ditampilkan adegan serangan Abrahah ke Mekah,” papar Ihsan Kabil. Ia juga sangat puas dengan musik film tersebut dan mengatakan, musik di film ini gabungan dari musik Iran dan Barat. Ia juga menyebut Majidi sebagai salah satu sutradara kawakan dunia Islam dan film ini termasuk salah satu karya penting.

 

Reporter televisi al-Quds Turki menilai kritikan terhadap film ini bersifat politik. Ia mengatakan, Majid Majidi ketika memutuskan untuk membuat film ini bertepatan dengan penyebaran karikatur menghina Nabi Muhammad dan reaksi luas dunia Islam serta memunculkan Islamphobia. Oleh karena itu, Majidi menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad belum dikenal di Barat dan ia mengumumkan akan membuat film mengenai sosok nabi Islam.

 

Ia menambahkan, menurut saya Arab Saudi dan Mesir baik memprotes atau memuji film ini, pastinya tidak berkaitan dengan naskah dan isi film. Yang ada adalah isu hubungan politik Iran dan Arab Saudi serta Mesir dan Iran serta tensi politik mereka akhirnya merambah ranah film ini. Meski ada sejumlah kritik di Turki, Arab Saudi dan Mesir terhadap film Muhammad Rasulullah, yang pastinya tidak berkaitan dengan alur film dan mayoritasnya berbau politik, film ini mendapat sambutan luas di Turki dan rencananya film ini akan ditayangkan di bioskop-bioskop negara ini.