Wisata; Jendela Spiritualitas (4)
-
Berwisata
Berpindah dan bepergian dilakukan berdasarkan kebutuhan manusia. Di era modern ini, wisata atau bepergian merupakan sebuah fenomena umum di berbagai negara dunia, namun di masa lalu tidak seperti ini. Hal ini karena tidak adanya fasilitas yang mendukung seperti alat tranportasi, pusat rekreasi, hotel dan motivasi tinggi untuk berwisata. Dewasa ini wisata di berbagai masyarakat dunia termasuk kebutuhan keluarga.
Mayoritas manusia modern hidup di perkotaan. Sebuah tempat yang biasanya dari sisi struktur bagunan dan atmosfernya merusak ketenangan penghuhinya. Di atmosfer seperti ini, bentuk, warna dan ukuran bangunan perkotaan telah menyiksa ruh dan jiwa manusia serta menciptakan depresi, stress dan penyakit mental.
Di kondisi seperti ini mayoritas warga kota memilih beristirahat di alam untuk melepas kepenatan dan depresi hidup. Hal tersembunyi di wisata saat ini adalah motivasinya yang muncul ketika mereka memilih lokasi dan tujuan wisata. Di buku Tourism ,Religion and Spiritual Journeys, karya Timothy& Olsen disebutkan, tujuan dari berbagai wisata di era modern adalah intropeksi diri, menjaga spiritualitas dan mereduksi materialisme.
Mengenal diri merupakan salah satu pengaruh dan dampak dari wisata. Menurut sejumlah wisatawan profesional, mengenal diri adalah bagian paling memikat dari wisata. Setiap orang memiliki motivasi pribadi ketika berwisata, seperti sekedar suka berpetualang, mencintai budaya dan adat istiadat baru, ingin mencari suasana baru, dan mengenal etnis serta bangsa lain.

Wisata sebuah jalan untuk menghadapi kondisi baru, pengalaman baru dan mengenal diri dengan lebih baik. Di balik peristiwa ini adalah perubahan internal seseorang. Di perubahan ini, kita mengenal sisi kuat dan lemah diri sendiri, dan pada akhirnya kita akan mengenal diri kita dengan lebih baik. Hasil dari sebuah perjalanan dan wisata dengan motivasi apapun, adalah kepribadian seseorang semakin sempurna. Menurut Iqbal Lahori, penyair dan cendikiawan Muslim asal Pakistan, eksistensi dan identitas manusia berhutang pada wisata dan petualangan.
Pengenalan merupaakn unsur penting dan mendasar di sebuah perjalanan dan wisata. Pengenalan akan menemukan maknanya yang utama ketika dibarengi dengan berpikir. Alam memberi kesempatan kepada manusia untuk berpikir dan merenungkan efnomena dan tanda-tanda alam serta mencari hubungan tertinggi antara dirinya dengan pencipta-Nya serta membentuk persatuan dengan alam.
Gerakan sadar dan terencana manusia di bumi adalah teladan khusus Islam untuk berwisata. Al-Quran surat al-Haj ayat 46 menyebutkan, maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Telinga, mata, akal dan hati adalah indera untuk meriah pengetahuan. Di ayat ini manusia diseru untuk bepergian dan melakukan perjalanan di muka bumi sehingga mereka mampu menerima kebenaran dengan hati yang disertai dengan kemampuan pendengaran dan pandangan yang kuat. Menurut pandangan Ilahi apa yang terpenting adalah berpikir yang harus dibentuk melalui penglihatan terhadap eksistensi manusia. Mereka yang hanya menikmati pemandangan indah dan tidak memperhatikan isyarat dan arti tersembunyi di dalamnya, sejatinya telah membutakan pandangan mata hatinya dan menutupnya untuk memahami kebenaran.

Manusia sesuai dengan semangat petualangan dan rasa ingin tahunya, akan terdorong untuk menemukan arti dari kehidupan. Pengalaman yang diraih adalah jalan untuk mengubah dan menukan jawaban atas pertanyaan mengapa mereka hidup dan apa arti sejati dari kehidupan.
Di sini, sebuah perjalanan dan wisata memainkan peran signifikan di kehidupan seseorang. Mehdi Karampoor, sutradara Iran termasuk pribadi-pribadi ini.
Mari kita membaca pendangannya mengenai wisata dan berpetualang. Mehdi Karampoor menulis, "Bepergian dan wisata adalah pekerjaan Saya dan bagian dari kehidupanku. Profesi utama saya adalah bepergian. Penglihatan bagus adalah seni seorang seniman dan perjalanan merupakan peluang terbaik bagi penglihatan bagus. Saya sangat mencintai padang sahara Iran dan saya senantiasa bangga dengan padang pasir Iran...."
Ia melanjutkan, "....Padang pasir menyimpan misteri mendalam. Seakan-akan ia memanggil kalian. Padang pasair adalah tempat menarik, tempat untuk mempertajam pandangan. Di padang pasir hanya ada langit biru dan bumi yang membentang. Di sinilah tempat yang cocok untuk mendengarkan firman Tuhan. Perasaan ini sangat murni dan mungkin keinginan untuk mengulang pengalaman ini yang mendorong manusia kembali mengunjungi padang pasir..."
"...Berpetualang dapat memenuhi dahaga manusia dan ketenangan mereka. Petualang dan wisata tidak ada akhirnya dan manusia dengan sendirinya akan merasa puas. Alam semesta dinamis dan manusia juga cenderung dinamis serta bergerak. Bahkan sekedar berpikir untuk bepergian bagi manusia yang enggan melakukan perjalanan juga sangat mengasyikkan," papar Mehdi Karampoor.