Wisata; Jendela Spiritualitas (8)
(last modified Sun, 02 Sep 2018 10:54:14 GMT )
Sep 02, 2018 17:54 Asia/Jakarta
  • Wisata Halal
    Wisata Halal

Di industri pariwisata, makanan (kuliner) diakui sebagai salah satu merek dan indikasi dunia sebuah negara. Makanan dan seni kuliner salah satu daya tarik penting wisata yang menjadi salah satu motif wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat atau negara.

Daya tarik seni kuliner dewasa ini menjadi salah satu bagian dari industri pariwisata yang lebih dikenal dengan wisata kuliner. Wisata kuliner termasuk bentuk baru industri pariwisata dunia dengan perputaran uang sekitar 200 miliar dolar pertahun.

 

Mengingat urgensitas pasar ini, setiap tahun Organisasi Wisata Dunia (UNWTO) di laporan tahunannya mengkhususkan soal makanan dan kuliner sebuah negara dengan tema laporan dunia wisata kuliner (Global Report on Food Tourims).

 

Menurut laporan Organisasi Pariwisata Dunia (OPD), salah satu faktor pertumbuhan industri pariwisata di dunia selama beberapa dekade terakhir adalah warisan budaya tak benda regional dan lokal yang menjadi tujuan para wisatawan. Makanan atau seni kuliner merupakan salah satu faktor tersebut.

 

Sisi penting makanan di industri pariwisata cenderung hasil dari pengalaman wisatawan dan pemahamannya atas nilai dan adat istiadat masyarakat tuan rumah. Makanan juga dapat disebut sebagai bahasa kolektif yang sama seperti bahasa lainnya mampu menjalin interaksi dan pembagian emosi dan perasaan wisatawan dengan tuan rumah.

 

Daya tarik sangat unik bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia yang mulai mengenal budaya lain di tujuannya dan siap mengalami secara fisik budaya dan adat istiadat tuan rumah. Terlepas dari itu, makanan dan seni kuliner termasuk prioritas lain seorang wisatawan. Makanan dan minuman khusus dapat menjadi daya tarik sebuah wisata dan kenangan abadi dari sebuah wisata  di benak para wisatawan.

Wisata Kuliner

 

Menurut pakar, makanan memiliki posisi unik dan khusus di budaya manusia. Nutrisi dan makanan merupakan unsur kunci di bidang antropologi dan kebudayaan. Makanan dan nutrisi termasuk hal-hal yang menjadi perhatian khusus agama tauhid dan aliran pemikiran manusia mengingat pentingnya bagi keselamatan jiwa.

 

Menurut sebagian orang, fisik yang sehat dan jiwa yang tenang dibutuhkan untuk sebuah kehidupan yang baik. Jika kita mampu mempertahankan kesehatan badan kita dengan makanan yang bergizi, saat itu jiwa kita akan tenang dan kita juga akan bersemangat.

 

Kesehatan ruh dan jiwa manusia sangat bergantung dengan ragam nutrisi dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Sejumlah kasus seperti stress, putus asa, letih, tidak percaya diri dan menurunnya fungsi individu muncul akibat makanan yang buruk dan tidak tepat.

 

Dalam Islam, mekanisme penyiapan makanan dan ragamnya berkaitan dengan kebersihan jiwa manusia. Berdasarkan ajaran agama, antara makanan dan kesempurnaan spiritual memiliki hubungan langsung. Sekitar 250 ayat al-Quran dan puluhan riwayat dari para Imam Maksum menekankan pentingnya makanan dan nutrisi. Seperti yang disebutkan ayat 51 surat al-Mukminun, " Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

 

Sejumlah ahli tafsir meyakini penggunaan dua pekerjaan ini secara berdampingan "makanan yang bersih ddan sehat serta amal saleh" sebagai isyarat atas pengaruh akhlak dan moral berbagai makanan terhadap jiwa manusia. Makanan yang dikonsumsi manusia selain membantu pertumbuhan fisik, juga akan berpengaruh pada hati serta ruhnya.

 

Sama seperti makanan yang sehat dan bersih memiliki pengaruh yang baik pada hati dan jiwa manusia, serta membuat batin seseorang ringan dan bersinar serta kecenderungan untuk beribadah semakin besar, makanan yang tidak sehat juga akan membuat hati menjadi berat, terkotori serta malas beribadah. Kecenderungan manusia memanfaatkan makanan sehat yang menurut Islam "makanan halal" menjadi landasan baru di industri wisata yang dikenal dengan Wisata Halal.

 

Wisata Halal merupakan produk baru di industri pariwisata yang pada umumnya berada di bawah cabang wisata religi. Halal adalah bahasa Arab yang berarti boleh atau diperbolehkan. Definisi halal secara umum di Islam dapat dikatakan sebagai penggunaan segala sesuatu yang bermanfaat bagi jiwa dan badan manusia, sementara yang merusak dan merugikan fisik disebut haram.

 

Halal menjadi standar bagi Muslim untuk memanfaatkan sebuah produk atau jasa. Hahal sebagai salah satu standar dunia untuk pertama kalinya digulirkan pada tahun 1997 di bidang produk dan jasa. Di sektor produk, standar halal terbagi menjadi dua, makanan dan non makanan. Untuk non makanan mencakup bahan produk kencantikan, obat-obatan dan kulit. Sementara di sektor jasa mencakup perbankan, media, hiburan dan pariwisata.

 

Merek halal di industri pariwisata sama halnya menjadi tolok ukur paket wisata, baik itu jasa transportasi, tempat tinggal, lokasi wisata dan juga makanan selama perjalanan. Di wisata halal, agen traveling diharuskan mempersiapkan kesempatan dan prasarana yang membuat wisatawan mampu menjalankan ritual keyakinannya dengan tenang. Persiapan ini mencakup makanan halal, dan kebutuhan lain.

 

Sejatinya wisatawan dengan memilih jenis wisata ini telah memenuhi kebutuhan jiwa dan spiritualnya.