Wisata: Jendela Spiritualitas (11)
-
medical tourism
Sosiolog Barat di akhir abad ke 19 sampai pada kesimpulan bahwa menurunnya ritual keagamaan di masyarakat Barat membuat mereka kehilangan rasa aman dan ketenangan jiwa.
Sejak lama Saya merasa lelah dari rutinitas kehidupan sehari-hari dan pulang ke rumah dalam kondisi tidak semangat bekerja. Namun demikian di rumah pun Saya merasa tidak tenang. Aku pun mendatangi psikolog. Sang psikolog dengan sabar mendengarkan penuturanku. Aku sampaikan seluruh realita kehidupanku kepada psikiater. Di akhir pertemuan, sang psikolog dengan lembut berkata, Anda haus spiritualitas. Aku kemudian mulai menangis. Saya pemuda 31 tahun, di dalam hati aku menyadari bahwa perkataan psikolog tersebut benar. "Anda Haus Spiritualitas", sebuah ungkapan yang banyak mengubah kehidupan banyak orang seperti David N Elkins, psikolog klinis dan dosen universitas.
Di antara karakteristik era modern, meski kemajuan sains dan teknologi serta medis yang dimilikinya, namun era ini menyaksikan kian meningkatnya keluhan jiwa dan penyakit rohani. Cemas dan depresi, dua penyakit yang marak di era kita yang berkaitan dengan eskalasi bunuh diri di berbagai masyarakat.
Seperti prediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga tahun 2030 depresi akan menjadi penyakit yang melemahkan di seluruh dunia. Sejumlah pakar malah memprediksikan fenomena ini akan terjadi hingga tahun 2020.
konsumerisme yang berlebihan, minimnya kasih sayang, rapuhnya institusi keluarga dan berkurangnya spiritualitas termasuk faktor yang memunculkan penyakit ini. Sejumlah orang seperti Richard Sharpley, Dosen Universitas Lancashire Inggris meyakini, " Sosiolog Barat di akhir abad 19 sampai pada kesimpulan bahwa menurunnya ritual keagamaan di masyarakat Barat membuat mereka kehilangan rasa aman dan ketenangan jiwa."
Mereka yang seideologi dengan Sharpley meyakini wisata mampu menciptakan peluang yang diperlukan untuk meraih spiritualitas. Mungkin karena inilah gerakan ke arah konsep agama dan mengunjungi situs maknawi dunia untuk menemukan makna baru dimulai di kehidupan modern.

Tahun 2017 industri pariwisata meraup keuntungan sebesar 150 juta dolar dari perjalanan wisatawan di seluruh dunia dengan motifasi kesehatan. Wisata kesehatan adalah suatu kegiatan wisata yg dirangsang oleh adanya objek atau fasilitas yg diperlukan untuk mengembalikan kesehatan di daerah tujuan wisata, misalnya tempat sejuk yang lengkap dengan tempat peristirahatan dan terdapat sumber air panas.
Wisata kesehatan, kini menjadi trend baru dalam dunia pariwisata yakni berwisata dengan melihat kesehatan. Medical check up tentu tidak sendiri, ada keluarga atau teman yang menemani Anda. Keluarga atau teman bisa jalan-jalan ke destinasi wisata yang ada di sekitar tempat Anda berobat. Pikiran segar dan tubuh kembali bugar dalam wisata kesehatan.
Pariwisata jenis ini memberikan dividen yang tidak kecil dan bahkan menjadi andalan negara maju tertentu seperti Singapura. Alasan melakukan wisata ini, selain untuk berlibur juga dikarenakan fasilitas kesehatan yang tersedia di tempat tujuan serta murahnya biaya perawatan.
Pandangan dan keyakinan seseorang terkait kesehatan sangat beragam. Secara keseluruhan definisi kesehatan yang ada memiliki poin penting bahwa kesehatan tidak hanya mencakup fisik dan badan manusia, tapi juga mencakup jiwa dan ruh. WHO selain menyebutkan tiga faktor berpengaruh bagi kesehatan seseorang baik itu fisik, jiwa dan sosial juga menyebutkan kesehatan spiritual.
Spiritualitas disebut sebagai fase ketika seseorang memahami arti kehidupan. Sepertinya spiritualitas adalah yang memberikan manusia ketenangan dan kenyamanan. Sebuah perasaan yang membawa seseorang berinteraksi dengan sesuatu yang lebih tinggi.
Elkins, dkk (dalam Smith, 1994) mendeskripsikan spiritualitas dari perspektif humanis dan eksistensial dengan menciptakan definisi dari tulisan- tulisan Maslow, Dewey, dan Frankl tentang potensi-potensi positif manusia. Elkins, dkk. kemudian memandang spiritualitas sebagai suatu fenomena yang secara potensial berada di dalam diri setiap manusia. Menurut mereka, spiritualitas dapat diartikan sebagai jalan untuk menjadi serta mengalami kesadaran spiritual yang diperoleh melalui kesadaran dimensi transendental yang ditandai oleh nilai-nilai yang mampu diidentifikasi baik yang datang dari diri sendiri, orang lain, alam, kehidupan maupun nilai-nilai yang mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan puncak (Ultimate).
Keyakinan religius memiliki dampak besar bagi kesehatan seseorang. Salah satu dampak terpenting spiritualitas di kehidupan adalah meningkatnya kesehatan. Keyakinan kita berpengaruh pada kesehatan dan usia panjang kita. Perhatian terhadap spiritualitas merupakan keyakinan penting bangsa Timur.
Di masa lampau, perhatian terhadap keindahan ruh dan kesehatan fisik menjadi fokus utama pengobatan di negara-negara timur. Mesir dan bangsa Babel memanfaatkan mandi untuk pengobatan jiwa dan badan serta meyakini mereka harus bersih dan berdandan untuk meraih derajat tinggi spiritual.
Wisata kesehatan atau yang pada umumnya sering disebut dengan medical tourism merupakan bentuk baru pariwisata (Heung et al. 2011), atau suatu perjalanan yang terorganisir ke luar lingkungan lokal individu untuk pemeliharaan, peningkatan, dan pemulihan kesehatan dengan melakukan intervensi medis (Carl dan Carrera, 2010).
Lebih lanjut Heung telah mengidentifikasi bahwa negara-negara seperti India, Malaysia, Singapura, Thailand, telah menjadi negara yang telah menerapkan peluang bisnis medical tourism dengan menarik lebih dua juta wisatawan medis pada tahun 2005. Sedangkan negara Hongkong, Hungaria, Yordania, Filipina, Brasil, Kosta Rika, Meksiko, dan Turki juga sedang dalam penerapan menarik wisatawan medis khususnya di bidang bedah.
Wisata medis dipandang sebagai sebuah proses penyediaan pelayanan kesehatan medis dengan biaya efektif bagi pasien melalui kerja sama dengan industri pariwisata. Sehingga para wisatawan yang menggunakan perjalanan dengan medical tourism mendapat keuntungan yaitu tidak hanya menjalani perawatan medis namun dapat sambil menikmati perjalanan dan tinggal di salah satu tujuan wisata wisata populer di dunia (Gupta, 2008), meski demkian sering juga para wisatawan hanya melakukan perjalanan semata untuk pelayanan kesehatan.,