INSTEX: Substansi, Pasang Surut dan Prospeknya (2-Habis)
-
INSTEX
Meskipun lebih dari satu tahun dan dua bulan sejak penarikan diri Amerika Serikat dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), Uni Eropa dan Troika Eropa belum dapat mengambil tindakan atas janji-janji mereka, khususnya, untuk membangun mekanisme pertukaran keuangan dan perdagangan dengan Iran "INSTEX".
Menyusul keterlambatan pihak-pihak Eropa dalam memenuhi komitmen mereka terhadap perjanjian internasional ini, pada 25 Mei 2019 dengan menetapkan batas waktu 60 hari bagi Eropa untuk merealisasikan janji-janjinya, Iran mengurangi tingkat komitmennya terkait kewajibannya pada JCPOA. Dalam hal ini, Tehran mengumumkan akan meningkatkan cadangan uraniumnya yang diperkaya lebih dari 300 kilogram. Langkah Iran ini mendapat reaksi negatif negara-negara Eropa. Tanpa memenuhi komitmennya, mereka hanya berharap bahwa Tehran secara sepihak dan tidak mengambil keuntuntan dari JCPOA, harus tetap melaksanakan perjanjian internasional ini.
Terlepas dari kenyataan bahwa Iran berharap akan beberapa langkah Eropa, terutama INSTEX, akan dilaksanakan beberapa bulan yang lalu, tetapi sampai sekarang pihak Eropa masih menunda-nundanya. Mungkin inilah sebabnya Tehran skeptis tentang kemampuan atau pada dasarnya keinginan pihak Eropa untuk mempertahankan JCPOA dan sekarang ini melihat solusi pada tindakan yang menunjukkan tekad serius Iran dalam menentukan nasib JCPOA. Menurut situs Dewan Hubungan Luar Negeri Uni Eropa (ECFR), Iran telah menyimpulkan bahwa kelanjutan situasi saat ini tidak dapat diterima.
Tindakan kedua Tehran pada hari Ahad, 7 Juli, berarti pengumuman telah melewati tingkat pengayaan 3,67 persen, setelah berakhirnya tenggat waktu 60 hari, dengan ketidakpuasan yang kuat dari negara-negara Eropa dan reaksi pasif Amerika. Troika Eropa, bersama dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menyatakan "keprihatinan mendalam" pada pernyataan bersama tentang tindakan Iran dan mendesak Tehran untuk mundur dengan mengambil langkah-langkah. Iran sampai sekarang telah mengurangi komitmennya dalam kesepakatan nuklir JCPOA dalam dua langkah dan sejak hari Ahad, 7 Juli, mengeluarkan tenggat waktu 60 hari kedua agar pihak-pihak lain melaksanakan komitmennya. Tehran telah mengumumkan bahwa jika tidak ada perubahan yang dibuat dalam situasi saat ini, maka akan mengambil langkah ketiga dengan tenggat waktu 60 hari lagi.
Profesor Universitas Boston Kaveh Afrasiabi membela langkah Iran untuk mengurangi komitmen nuklirnya dan menegaskan tidak ada larangan bagi Iran untuk melanjutkan pengayaan uranium 20 persennya. Afrasiabi mengatakan, "Keputusan Iran merupakan jawaban yang tepat terhadap pihak lain yang tidak memenuhi janjinya terkait JCPOA dan tidak boleh disalahartikan sebagai faktor menghkawatirkan di bidang proliferasi (nuklir). Program nuklir Iran benar-benar damai dan IAEA memiliki akses khusus ke fasilitas-fasilitas Iran."
Barat sebelumnya menggambarkan bahwa terlepas dari penarikan diri pemerintahan Trump dari JCPOA, serta penundaan yang tidak dapat dibenarkan dari pihak-pihak Eropa untuk memenuhi janji-janji mereka membangun mekanisme untuk melawan agresi AS terhadap Iran, Tehran tidak akan melakukan tindakan khusus dan hanya berharap dan senang akan janji-janji Uni Eropa dan Troika Eropa, termasuk Jerman, Perancis dan Inggris. Namun, pergerakan Iran baru-baru ini tidak hanya memperburuk kondisi kacau negara-negara Eropa, tetapi juga membuat pejabat Amerika keheranan yang menyebabkan reaksi reaktif mereka. Tentu saja, reaksi Eropa sudah bisa ditebak. Para pejabat dari Troika Eropa dalam pernyataannya menyampaikan keprihatinannya terkait keputusan baru Iran untuk mengurangi komitmen mereka terkait JCPOA dan mendesak Teheran untuk menghentikan kegiatannya sesegera mungkin dan kembali ke keadaan sebelumnya. Namun mereka tidak menyampaikan komitmen atau janji apa pun yang mereka buat kepada Iran.
Iran telah mengambil sejumlah tindakan terkait JCPOA secara terukur dan bergerak selangkah demi selangkah, pergerakan yang merupakan reaksi atas tindakan ilegal AS dengan menarik diri dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi nuklir terhadap Iran serta sikap Eropa yang tidak melaksanakan janji-janjinya. Tindakan tegas Iran atas dengan melewati tingkat pengayaan yang ditentukan dalam JCPOA semestinya dimaknai peringatan serius bagi pihak-pihak Eropa, jika mereka benar-benar ingin mempertahankan JCPOA dalam kerangka kepentingan mereka sendiri untuk menghindari penundaan janji mereka lebih dari yang sudah ini. Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani dalam percakapan telepon dengan Emmanuel Macron, Presiden Perancis selain mengecam perang ekonomi yang dipimpin AS terhadap Iran menekankan, "Uni Eropa harus mematuhi komitmennya agar Tehran bisa mengambil kepentingan juga dari JCPOA."
Tentu saja, implementasi INSTEX adalah langkah besar untuk mewujudkan janji negara-negara Eropa untuk terus mempertahankan hubungan perdagangan, keuangan dan ekonomi dengan Iran. Negara-negara Eropa mengklaim soal uji coba impelementasi INSTEX yang disampaikan Helga Schmid pada pertemuan Komisi Bersama JCPOA baru-baru ini di Wina, meskipun tertunda terlalu lama, namun beberapa analis melihatnya sebagai simbol penolakan Eropa terhadap tindakan ilegal AS yang keluar dari JCPOA dan mengembalikan sanksi nuklir terhadap Iran, termasuk sanksi minyak. Namun, tampaknya tindakan tersebut bersifat formalitas dan tidak berpengaruh pada realisasi tujuan yang dimaksudkan dari implementasi INSTEX.
Majid Takht-Ravanchi, Wakil Tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada Juni 2019, dalam sebuah pernyataan kepada menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada Fareed Zakaria dari CNN menjelaskan, "Negara-negara Eropa sangat lambat untuk mengatur mekanisme keuangan ini (INSTEX) dan untuk membuat mekanisme ini, mereka membutuhkan waktu lebih dari setahun. Menciptakan mekanisme ini adalah hal yang baik, tetapi tidak cukup. Mereka harus bergegas dan memasukkan uang ke dalam mekanisme ini, jika tidak mekanisme keuangan ini tidak akan membantu dalam memecahkan masalah yang kita hadapi."
Mereka yang mengritik pendekatan dan langkah-langkah Eropa terkait JCPOA Eropa percaya bahwa tujuan sebenarnya negara-negara Eropa adalah bersama dengan Amerika Serikat untuk memberikan tekanan pada Iran, sekalipun secara lahiriah ingin menunjukkan bersama Tehran dalam mengurangi dampak sanksi AS dengan meluncurkan INSTEX. Mereka percaya bahwa dengan berlalunya waktu akan menunjukkan bahwa negara-negara Eropa tidak memiliki niat untuk melakukan tindakan yang dijanjikan dan bahwa perilaku mereka hanya untuk mengulur waktu dan bertujuan mengamankan dan mempertahankan Iran untuk tetap di JCPOA dan memenuhi komitmen JCPOA-nya.
Para kritikus menunjukkan bahwa sementara Parlemen Eropa menyetujui rencana pada 5 Juli 2018, yang isinya menunjuk Bank Investasi Eropa dapat berdagang dengan Iran, tetapi karena rencana itu tidak mengikat, bank tersebut menolak untuk melakukannya. Dari kasus-kasus lain, bagaimana Eropa bersama dengan Amerika Serikat adalah bahwa setelah dimulainya kembali sanksi minyak AS, meskipun pemberian pengecualian untuk dua negara Eropa; Italia dan Yunani untuk membeli minyak Iran, mereka menurunkan minyak dari Iran sesuai dengan sanksi AS hingga titik nol. Para kritikus juga melihat pembatasan INSTEX pada perdagangan produk-produk kemanusiaan (makanan, obat-obatan, dan peralatan medis) menjadi bukti lain bagaimana Eropa selalu bersama AS dengan strategi tekanan maksimum pada Iran.
Dengan demikian, terlepas dari kenyataan bahwa tujuan awal penciptaan INSTEX adalah untuk menghindari sanksi AS dan akses Iran sumber-sumber hasil dari penjualan minyak, tetapi mekanismenya akan, setidaknya pada tahap awal, sejalan dengan sanksi AS dan itu berarti kontradiksi nyata dengan tujuan awalnya. Dengan demikian, tidak banyak harapan untuk langkah-langkah efektif dalam kerangka mekanisme keuangan dan komersial ini untuk melawan sanksi AS. Di sisi lain, Eropa belum mengambil tindakan nyata dalam memenuhi janjinya kepada Iran untuk mendapatkan keuntungan dari JCPOA dan menghadapi penerepan kembali sanksi nuklir AS. Sekarang, dengan tindakan-tindakan tegas dan serius yang telah diambil Iran soal JCPOA, bukannya berupaya untuk mengimplementasikan komitmen JCPOA-nya, Iran justru mengambil pendekatan tekanan dan ancaman.
Di sisi lain, para pendukung INSTEX melihatnya dari sudut pandang lain, dan implementasi mekanisme ini umumnya dilihat sebagai tindakan Eropa untuk perlawanan struktural terhadap Amerika Serikat. Menurut mereka, dari sudut pandang para pejabat senior Eropa, bukan saja sikap Amerika Serikat memperbarui sanksi nuklir ilegal, tapi sanksi sepihak dan lintas-perbatasan terhadap negara dan perusahaan lain juga ilegal. Karena itu hanya akan menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan perdagangan di dunia. Amerika Serikat juga bersikeras untuk tidak menganggap langkah-langkah Eropa dalam mempertahankan JCPOA seperti UU pembatasan dan menyediakan mekanisme untuk melanjutkan bisnis dan interaksi keuangan dan energi dengan Iran. Masalah ini membuat Eropa harus mereaksi lebih serius terhadap langkah-langkah sepihak dan arogan Trump.
Terlepas dari alasan di balik pro dan kontra INSTEX, fakta yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa dalam praktiknya negara-negara Eropa menunjukkan bahwa mereka tidak mau membayar banyak untuk menjaga kesepakatan sangat penting. Mereka ingin memperhatankan JCPOA secara gratis untuk diri mereka sendiri dan Iran harus membayar biaya mahal untuk ini. Namun bagaimanapun juga, Tehran percaya bahwa implementasi INSTEX merupakan tuntutan paling minim Iran dari Eropa.
Pada 6 Juli 2019, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Jawad Zarif, merujuk pada INSTEX mengatakan bahwa setelah Trump meninggalkan JCPOA, kami mengadakan pertemuan di tingkat menteri-menteri luar negeri Iran dan tiga negara Eropa, diikuti oleh dua pertemuan dengan kehadiran menteri luar negeri dari anggota yang tersisa dari JCPOA. Pada akhirnya, negara-negara Eropa mengumumkan 11 komitmen, termasuk penjualan minyak Iran, kembalinya uang hasil penjualan minyak Iran, investasi di Iran, transportasi, penerbangan dan kemaritiman. Komitmen ini diumumkan secara resmi pada hari itu juga dan negara-negara Eropa berkomitmen untuk melakukannya. Zarif menjelaskan bahwa tidak satupun dari 11 komitmen Eropa menyebutkan tentang INSTEX atau mekanisme keuangan khusus ada, seraya menegaskan, "Jika INSTEX dapat dioperasikan, ini justru menjadi pendahuluhan atas 11 komitmen Eropa. Oleh karenanya, Eropa harus melaksanakan 11 komitmennya."
Jadi, jika Eropa benar-benar ingin melanjutkan JCPOA, mereka harus bertindak sesegera mungkin untuk mengambil langkah-langkah serius dan efektif untuk mengimplemenasikan langkah-langkah yang telah dipersiapkan untuk menetralisir sanksi AS terhadap Iran, termasuk implementasi INSTEX, tetapi tentu saja, bila mereka tidak melanjutkan kebijakan sebelumnya. Dalam kondisi yang demikian, mereka tidak boleh berharap Tehran melanjutkan komitmen JCPOA-nya. Namun demikian, catatan negatif Eropa dalam pengoperasian INSTEX menunjukkan bahwa tidak ada harapan untuk tindakan efektif mereka dalam hal ini.