Penyandang Disabilitas di Pusaran Pandemi
https://parstoday.ir/id/radio/world-i87802-penyandang_disabilitas_di_pusaran_pandemi
Setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dunia terhadap penyandang disabilitas.
(last modified 2025-11-30T07:49:40+00:00 )
Nov 30, 2020 23:19 Asia/Jakarta
  • Hari Disabilitas Internasional
    Hari Disabilitas Internasional

Setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dunia terhadap penyandang disabilitas.

Tahun ini, hari disabilitas internasional diperingati dalam kondisi seluruh dunia menghadapi pandemi Covid-19. Tentu saja, penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok yang membutuhkan dukungan khusus sepanjang hidupnya dari masyarakat.

Peringatan tahunan Hari Disabilitas Internasional ini diproklamasikan pada 1992 oleh Majelis Umum PBB 47/3. Hari Disabilitas ini diperingati untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas di semua bidang dan pembangunan. Hari disabilitas juga dicanangkan untuk meningkatkan kesadaran terhadap situasi para difabel di setiap aspek kehidupan, baik politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, yang diadopsi pada 2006, telah semakin memajukan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan kerangka kerja pembangunan internasional lainnya. Beberapa kerangka kerja pembangunan internasional yang dimaksud seperti Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana, Piagam tentang Penyertaan Penyandang Disabilitas dalam Aksi Kemanusiaan, Agenda Urban Baru, dan Agenda Aksi Addis Ababa tentang Pendanaan untuk Pembangunan.

Setiap tahun PBB membuat tema untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional. Tema tahunan ini memberikan fokus menyeluruh tentang bagaimana masyarakat dapat berjuang untuk inklusivitas melalui penghapusan hambatan fisik, teknologi, dan sikap untuk para penyandang disabilitas.

Tahun ini, mengusung tema 'Not All Disabilities Are Visible' yang fokus pada penyebarluasan kesadaran dan pemahaman tentang disabilitas yang tidak langsung terlihat, seperti penyakit jiwa, sakit kronis atau kelelahan, gangguan penglihatan atau pendengaran, diabetes, cedera otak, gangguan neurologis, perbedaan belajar dan disfungsi kognitif.

 

 

Hari Disabilitas Internasional 

 

Penyandang disabilitas adalah orang yang mengalami disabilitas fisik atau mental, yang secara terus menerus mengalami gangguan signifikan baik kesehatan maupun kinerjanya secara umum, atau dalam urusan sosial, ekonomi, dan profesional, sehingga gangguan tersebut menimbulkan masalah bagi kemandirian individu, dan sosial dan ekonominya. Kelompok ini termasuk tuna rungu, tuna netra, dan tuna rungu fisik, fisik, dan mental.

Data statistik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999 menunjukkan bahwa sepuluh persen populasi masyarakat industri dan dua belas persen dari populasi masyarakat berkembang adalah penyandang disabilitas. Di Iran, sekitar tiga persen memiliki beberapa bentuk disabilitas fisik sebagian atau keseluruhan.

Dalam situasi pandemi global Covid-19, penyandang disabilitas menjadi kalangan yang paling rentan terkena dampaknya. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan pesan video yang menekankan perhatian pemerintah terhadap masalah ini, dengan mengatakan, "Kalangan masyarakat difabel lebih terpengaruh oleh virus Corona daripada yang lainnya. Epidemi virus Corona memperburuk ketidaksetaraan dan menimbulkan ancaman baru. Atas dasar ini, kami mendesak pemerintah untuk fokus terhadap penyandang disabilitas dalam hal penanganan dan tindakan rehabilitasi dan lebih memperhatikan hak-hak mereka,".

 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres

 

Sekelompok ahli dalam sebuah paper yang dimuat American Journal of Psychiatry menjelaskan bahwa penyakit virus Corona memiliki efek khusus terhadap orang-orang dengan disabilitas mental dan fisik dan mereka membutuhkan dukungan khusus. 

Teknologi web tidak berguna bagi mereka dan banyak yang tidak memahami apa yang perlu mereka lakukan untuk melindungi diri dari Covid-19. Para peneliti percaya bahwa kebanyakan dari orang-orang ini membutuhkan perawatan pribadi atau dukungan medis di lingkungan tempat tinggal mereka.

Masalah ini disampaikan salah seorang ibu yang memiliki puteri autis dalam kondisi pandemi saat ini. Ia menuturkan masalah yang dihadapinya, "Ketika virus Corona menyebar, situasi di masyarakat kita berubah dan semua orang mengalami kondisi yang buruk, tetapi situasi yang dihadapi keluarga dengan anak penyandang disabilitas lebih sulit lagi. Di sisi lain, saya harus membawa puteriku ke rumah sakit beberapa kali dalam seminggu, dan setiap kali harus kunjungan dibutuhkan waktu lima jam, selama itu saya secara teratur membersihkan sekitar tempat tidurnya. Puteriku tidak memahami kondisi saat ini dan mungkin memasukkan tangan ke dalam mulutnya sendiri. Jika terinfeksi, Tuhan yang tahu bagaimana kondisinya nanti."

anak autis

 

Dewasa ini penting untuk memperlakukan penyandang disabilitas dengan hormat dan memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan bakat artistik dan intelektual kreatif mereka dan menggunakannya untuk memperkaya masyarakat. Untuk mencapai pembangunan yang diinginkan di milenium baru membutuhkan partisipasi penyandang disabilitas dengan penggunaan potensinya.

Masyarakat umum harus memperlakukan penyandang disabilitas dengan penuh cinta dan kasih sayang, sehingga mereka merasa menjadi bagian penting di dalamnya, dan mendorong mereka untuk tumbuh dan berkembang secara signifikan. Kini, para penyandang disabilitas juga bisa menjadi kebanggaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19, para ahli menyarankan sejumlah langkah penting di tengah masyarakat.

Pertama, berusahalah untuk tidak menakut-nakuti penyandang disabilitas saat berkomunikasi dengan mereka dan jangan terlalu banyak menyampaikan rasa takut kepada mereka. Mengingat semua faktor yang disebutkan pengalaman masa lalu dari banyak penyandang disabilitas. 

Kedua, semua pihak di tengah masyarakat dari guru, penyedia layanan kesehatan, keluarga hingga teman penyandang disabilitas dapat membantu dengan menyediakan cara-cara praktis dan emosional untuk membantu mereka menghadapi pandemi Covid-19.

Ketiga, jika Anda tinggal dan bekerja dengan seorang penyandang disabilitas, atau jika Anda membantu atau merawat para penyandang disabilitas atau masalah kronis, ikuti prinsip kesehatan dan lakukan pencegahan untuk melindungi diri Anda dari Covid-19 agar Anda tetap sehat dan mampu membantu mereka.(PH)