Pars Today
Jurnal Amerika, Foreign Affairs menulis dalam sebuah catatan, “Kesalahan terbesar rezim Zionis mengenai kelompok perlawanan adalah bahwa mereka mengabaikan ketahanan kelompok ini.”
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, "Balasan Iran terhadap agresi rezim Zionis akan lebih jelas dan kuat."
Sekretaris Jenderal Brigade Sayyid al-Syuhada Irak Abu Alaa al-Walai mengumumkan kesiapan untuk mengirim ribuan pejuang ke Lebanon.
Kelompok-kelompok perlawanan di kawasan, setelah operasi Militer Yaman di Wilayah Pendudukan, mengumumkan dukungan mereka terhadap tindakan ini dan memperingatkan rezim Zionis tentang berlanjutnya upaya menghasut perang.
Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, setelah 20 hari melancarkan serangan tanpa henti ke utara Jalur Gaza, mundur dari wilayah tersebut.
Mereaksi kesiapan negara-negara Eropa untuk mengakui kemerdekaan negara Palestina, kelompok-kelompok perlawanan menganggapnya sebagai perubahan besar dalam sikap negara-negara di dunia dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Sistem pertahanan udara rezim Zionis, Iron Dome kembali gagal menangkis serangan roket dan rudal perlawanan Palestina.
Kelompok-kelompok perlawanan Palestina, mengumumkan penolakan tegas untuk menyerahkan pengelolaan pintu penyeberangan Rafah, ke perusahaan Amerika Serikat atau pihak asing lain.
Amerika Serikat telah menjadi salah satu arsitek terbesar dalam perkembangan Israel sebagai rezim palsu di dunia setelah tahun 70an.
Pasukan perlawanan Palestina, kembali berhasil merebut kontrol pesawat tanpa awak milik Militer Rezim Zionis, di Jalur Gaza.