Pemimpin Hamas: Selama Ada Pendudukan, Senjata Kami akan Tetap Ada
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i179012-pemimpin_hamas_selama_ada_pendudukan_senjata_kami_akan_tetap_ada
Pars Today - Khalil Al-Hayya, Pemimpin Gerakan Hamas mengatakan kepada Al Jazeera, "Senjata kami berkaitan dengan keberadaan penjajah dan agresi mereka, dan jika pendudukan berakhir, senjata-senjata ini juga akan diserahkan kepada pemerintah Palestina."
(last modified 2025-10-26T07:37:06+00:00 )
Okt 26, 2025 14:33 Asia/Jakarta
  • Khalil Al-Hayya, Pemimpin Gerakan Hamas
    Khalil Al-Hayya, Pemimpin Gerakan Hamas

Pars Today - Khalil Al-Hayya, Pemimpin Gerakan Hamas mengatakan kepada Al Jazeera, "Senjata kami berkaitan dengan keberadaan penjajah dan agresi mereka, dan jika pendudukan berakhir, senjata-senjata ini juga akan diserahkan kepada pemerintah Palestina."

"Senjata ini masih menjadi bahan diskusi dengan kelompok-kelompok perlawanan dan mediator, dan kesepakatan (mengenai senjata Hamas) masih dalam tahap awal," ujar pimpinan Gerakan Hamas, sebagaimana dilaporkan Tasnim hari Minggu (26/10/2025) dinihari.

Al-Hayya menambahkan, Penjajah gagal mencapai tujuannya selama 2 tahun perang. Presiden AS Donald Trump sekarang berkata, 'Perang telah berakhir', dan kami mendengar hal ini darinya setiap hari.

"Kami tidak memberi alasan kepada penjajah untuk melanjutkan perang dan menyerahkan 20 tahanan Israel 72 jam setelah gencatan senjata. Kami juga telah menyerahkan 17 jenazah dari total 28 jenazah tahanan penjajah dan pada hari Minggu (hari ini) kami akan memasuki wilayah baru untuk mencari beberapa jenazah mereka yang tersisa," imbuh pemimpin Gerakan Hamas.

Al-Hayya mengklarifikasi, Kami tidak mempertimbangkan tokoh-tokoh nasional yang tinggal di Gaza untuk mengelola Jalur Gaza dan kami akan menyerahkan semua kunci pengelolaan Gaza, termasuk sektor keamanan, kepada komite manajemen mendatang.

Pemimpin Hamas menekankan, "Kami sepakat dengan gerakan Fatah mengenai isu pasukan internasional untuk memantau gencatan senjata dan kami mencapai kesepakatan dengan semua kelompok bahwa misi delegasi internasional adalah membangun kembali Gaza. Kami menerima pasukan PBB sebagai pasukan pemisah, pemantau perbatasan, dan gencatan senjata di Gaza."

"Kami menginginkan pemilu sebagai langkah awal untuk menyatukan garis nasional. Kami adalah satu bangsa dan kami menginginkan pemerintahan yang bersatu. Kami tidak akan mengambil pendekatan yang tidak disetujui oleh posisi nasional. Saya juga memberi tahu Kushner dan Whitkoff bahwa kami menginginkan stabilitas dan bahwa Trump dapat mengendalikan penjajah Israel," jelasnya.

Pimpinan Gerakan Hamas menekankan, Menargetkan Doha dan kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Israel merupakan kemunduran nyata bagi penjajah.

Khalil Al-Hayya mencatat "Tepi Barat masih merupakan wilayah permukiman dan kami sangat perlu menyelesaikan masalah nasional kami."

Ia menjelaskan, Masalah tahanan adalah masalah nasional yang menyeluruh dan kami berusaha untuk mengakhiri penderitaan mereka. Penjajah sangat ketat dalam hal banyak nama tahanan (Palestina), dan upaya dalam hal ini belum membuahkan hasil.

"Kami tidak puas dengan banyaknya bantuan yang masuk ke Jalur Gaza dan kami mendesak para mediator untuk turun tangan. Gaza membutuhkan 6.000 truk bantuan per hari, bukan hanya 600 truk. Penjajah menghalangi beberapa material masuk ke Gaza, seolah-olah kami masih berada di tengah perang. Masalah bantuan kemanusiaan mengkhawatirkan kami, dan penjajah terus menghalangi bantuan masuk ke Gaza. Pelanggaran yang dilakukan penjajah ini meresahkan rakyat dan mengancam akan mengganggu kesepakatan," pungkasnya.(sl)