Perkembangan ASEAN; Keanggotaan Resmi Timor Leste dan Kunjungan Trump ke Malaysia

Pars Today - Para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memulai pembicaraan pada hari Sabtu (25/10/2025) menjelang pertemuan puncak bersejarah yang secara resmi akan memperkenalkan Timor Timur sebagai anggota ke-11 ASEAN dan menandai kunjungan pertama Presiden AS Donald Trump ke Asia sejak kembali ke Gedung Putih.

KTT ASEAN, yang dimulai pada hari Minggu (26/10), akan berlangsung setelah dua hari pertemuan tingkat tinggi dengan mitra-mitra utama, termasuk Cina, Jepang, India, Australia, Rusia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Para pemimpin diharapkan berfokus pada keamanan regional, ketahanan ekonomi, dan sengketa maritim.

Menyoroti tantangan global, Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamed Hasan mengatakan dalam pertemuan ini, "Turbulensi politik global pasti akan membayangi kawasan kita di tahun-tahun mendatang."

Menlu Hasan juga menekankan perlunya menjaga netralitas dan sentralitas ASEAN di berbagai bidang.

Pertemuan ini dipandang sebagai tonggak sejarah bagi ASEAN karena menyambut anggota baru setelah 26 tahun. Timor Leste, yang mengajukan keanggotaan pada tahun 2011, bergabung dengan organisasi ini setelah perjalanan panjang, meningkatkan harapan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politiknya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump berada di Malaysia dalam kunjungan pertamanya ke ASEAN sejak 2017, dengan tujuan memperkuat hubungan perdagangan dan menandatangani perjanjian baru, demikian Associated Press.

Trump juga diperkirakan akan menghadiri penandatanganan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja setelah bentrokan perbatasan awal tahun ini.

KTT ASEAN akan membahas berbagai isu, termasuk sengketa di Laut Cina Selatan dan krisis di Myanmar. Para pemimpin diharapkan menekankan perlunya kerja sama dan solidaritas untuk mengatasi tantangan regional.

KTT ini berlangsung di tengah ketatnya keamanan di Kuala Lumpur dan potensi protes terhadap kunjungan Trump.

Pemerintah Malaysia telah menyatakan akan mengizinkan demonstrasi damai, tetapi menyatakan bahwa pertemuan-pertemuan tersebut akan berlangsung tanpa insiden.(sl)