Pergerakan Diplomatik untuk Mengkonsolidasikan Gencatan Senjata di Gaza
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i179488-pergerakan_diplomatik_untuk_mengkonsolidasikan_gencatan_senjata_di_gaza
Pars Today - Desakan Israel untuk mengembalikan jenazah para tawanannya mengancam perjanjian gencatan senjata di Gaza, sementara Turki menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata dan menentukan peran internasional dalam pengelolaan Gaza.
(last modified 2025-11-03T06:37:32+00:00 )
Nov 03, 2025 13:34 Asia/Jakarta
  • kondisi Gaza
    kondisi Gaza

Pars Today - Desakan Israel untuk mengembalikan jenazah para tawanannya mengancam perjanjian gencatan senjata di Gaza, sementara Turki menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata dan menentukan peran internasional dalam pengelolaan Gaza.

Menurut IRNA pada hari Senin (03/11/2025), Al-Akhbar melaporkan langkah-langkah diplomatik untuk mengkonsolidasikan perjanjian ini, merujuk pada gencatan senjata Gaza.

Al-Akhbar menulis, Sementara upaya diplomatik terus berlanjut di Kairo, Doha, dan Ankara untuk mencegah runtuhnya perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, rezim Israel telah memfokuskan perhatiannya pada pemulihan jenazah para tahanannya dari dalam Jalur Gaza, dan menganggapnya sebagai prioritas mutlak yang diutamakan di atas segalanya. Para mediator telah mengumumkan kepada AS bahwa Israel hanya mencari konsesi dan tidak bersedia berkompromi.

Media Lebanon menulis, "Fokus Israel pada klausul ini saja yang mengancam keberlangsungan perjanjian, yang pada dasarnya didasarkan pada implementasi langkah-langkah yang berurutan. Sebuah isu yang menjadi sulit dicapai mengingat situasi kompleks saat ini."

Dalam upaya mengatasi kompleksitas ini, Turki hari Senin (03/11) menyelenggarakan pertemuan dengan para menteri luar negeri dari negara-negara yang perwakilannya bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di New York bulan lalu.

Delegasi Turki diperkirakan akan membahas dengan para peserta pentingnya "membuat pengaturan sesegera mungkin untuk menjamin keamanan Palestina dan pemerintahan mereka di Jalur Gaza", lapor Al-Akhbar.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan akan menekankan dalam pertemuan itu bahwa Israel "membuat alasan" untuk mengakhiri gencatan senjata.

Ankara mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap apa yang ia sebut sebagai "tindakan provokatif" Israel.

Al-Akhbar melaporkan bahwa Fidan juga akan menekankan perlunya negara-negara Islam untuk bertindak "dalam koordinasi bersama" guna mengubah gencatan senjata menjadi "perdamaian abadi", dan bahwa bantuan kemanusiaan ke Gaza tidak mencukupi dan Israel tidak mematuhi komitmennya.

Fidan juga akan menekankan "pentingnya memberdayakan Palestina untuk memikul tanggung jawab keamanan dan pemerintahan di Gaza sesegera mungkin, menjaga hak-hak sah rakyat Palestina, mendukung prospek solusi dua negara, dan melanjutkan konsultasi dan koordinasi di dalam lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa".

Di sisi lain, seorang sumber Mesir mengatakan kepada Al-Akhbar, Mesir telah menunda tanggal pertemuan rekonstruksi karena ketidakkonsistenan posisi AS dan Israel terkait masalah ini.

Sumber tersebut mengatakan, "Apa yang telah dilakukan Tel Aviv sejauh ini sangat jauh dari kesepakatan. Memenuhi tuntutan Israel tanpa memenuhi komitmennya tidak dapat diterima."(sl)