Pasukan Internasional Akan Ditempatkan di Gaza Bulan Depan
-
Situasi Gaza
Pars Today - Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa pasukan asing yang disebut “Pasukan Internasional Stabilitas” kemungkinan akan ditempatkan di Jalur Gaza pada awal bulan depan (Januari 2026), tapi tidak akan terlibat dalam konfrontasi dengan Hamas.
Menurut laporan IRNA, Reuters mengutip dua pejabat Amerika yang menyatakan bahwa banyak negara telah menyatakan minat untuk bergabung dalam pasukan internasional ini, dan pihak berwenang Amerika sedang mengerjakan ukuran, komposisi, lokasi penempatan, pelatihan, serta syarat-syarat operasional pasukan tersebut.
Sumber-sumber yang meminta agar nama mereka tidak diungkapkan mengatakan bahwa seorang jenderal bintang dua dipertimbangkan untuk memimpin pasukan internasional di Gaza, tapi keputusan akhir mengenai hal ini belum diambil.
Berdasarkan rencana gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, tahap pertama telah dilaksanakan: gencatan senjata diberlakukan, Hamas membebaskan tawanan Zionis, dan Israel juga membebaskan sejumlah tahanan Palestina.
Pada tahap kedua, pasukan internasional akan ditempatkan di Jalur Gaza. Indonesia telah menyatakan kesiapan untuk mengirim 20.000 personel dan berpartisipasi dalam bidang kesehatan serta pembangunan.
Menurut rencana Trump, Pasukan Internasional Stabilitas akan mengambil alih kendali dan tanggung jawab untuk menciptakan stabilitas di Gaza, sementara pasukan Israel secara bertahap akan mundur dari wilayah itu “berdasarkan standar dan kerangka kerja terkait demiliterisasi”.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui sebuah resolusi telah memberikan izin pembentukan “Misi Perdamaian” untuk mengawasi Gaza dan membentuk Pasukan Internasional Stabilitas.
Mike Waltz, perwakilan Amerika di PBB, pada hari Kamis (11/12) mengatakan bahwa Pasukan Internasional Stabilitas memiliki mandat dari Dewan Keamanan untuk melakukan demiliterisasi Gaza dengan segala cara, termasuk penggunaan kekuatan.
Namun Hamas menyatakan bahwa para mediator, yaitu Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, belum secara resmi berdialog dengan mereka mengenai pelucutan senjata, dan menegaskan bahwa selama negara Palestina belum terbentuk, mereka tidak akan menerima pelucutan senjata.(sl)