Kazemi Qomi: Iran Memiliki Pendekatan Konstruktif terhadap Afghanistan
Duta Besar Republik Islam Iran di Afghanistan menilai konstruktif pendekatan Tehran terhadap negara ini.
Menurut laporan ISNA, Duta Besar Iran untuk Afghanistan Hassan Kazemi Qomi mengatakan di sela-sela KTT dua hari Doha 3 mengenai Afghanistan, Sebagai kekuatan regional dan tetangga yang paling merasakan dampak krisis yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini, Tehran memiliki pendekatan konstruktif terhadap Afghanistan.
Kazemi Qomi menyatakan bahwa dia melakukan diskusi yang bermanfaat atas permintaan perwakilan dari berbagai negara, termasuk Belanda, UEA, Arab Saudi, Norwegia, Swiss, Jerman, Turkmenistan, Uni Eropa dan delegasi pemerintah Taliban Afghanistan di pertemuan Doha.
Menurutnya, Menyampaikan keprihatinan bersama, membentuk komite khusus, mencari jalan keluar dari krisis dan mengevaluasi langkah-langkah untuk menciptakan stabilitas dan keamanan yang berkelanjutan di Afghanistan adalah salah satu poros penting dari pertemuan dan konsultasi di Doha.
Pertemuan Ke-3 Doha tentang Afghanistan diadakan pada hari Minggu dan Senin dengan partisipasi perwakilan dari berbagai negara.
Hassan Kazemi Qomi, Duta Besar Iran untuk Afghanistan berpartisipasi dalam pertemuan Doha bersama delegasi.
Di akhir pertemuan Doha, disepakati pembentukan dua kelompok kerja untuk membantu sektor swasta dan memberantas budidaya opium di Afghanistan.
Zabihullah Mujahid, Juru Bicara Pemerintah Taliban Afghanistan dan kepala delegasi Afghanistan pada perundingan putaran ketiga Doha mengapresiasi posisi negara-negara peserta termasuk Iran, Rusia, Cina dan Pakistan.
Menurutnya, Afghanistan berkomitmen untuk bekerja sama dengan sektor swasta dan kerja sama antar-negara untuk memerangi narkoba dan membantu penghidupan masyarakat.
Terlepas dari kenyataan bahwa Taliban telah berkuasa selama hampir tiga tahun, tapi sejauh ini belum ada negara yang mengakui mereka sebagai pemerintah resmi Afghanistan.
Taliban telah berjuang untuk mendapatkan legitimasi internasional sejak merebut kembali kekuasaan pada 15 Agustus 2021. Sementara tuntutan global terpenting dari Taliban adalah membentuk pemerintahan yang inklusif, menghormati hak-hak warga negara, termasuk mengakui hak perempuan untuk bekerja dan pendidikan bagi anak perempuan Afghanistan.(sl)